Alkitab | 14 April 2023
Alkitab adalah Makanan Rohani Kita
        
Selama rentang waktu ribuan tahun, Allah telah memberi kita Firman-Nya yang berharga. Sekarang kita memiliki wahyu lengkap-Nya di tangan kita, yaitu Alkitab. Sejarah memberi tahu kita bahwa Alkitab telah mempengaruhi begitu banyak orang selama berabad-abad. Alkitab telah berfungsi sebagai panduan untuk hidup, dan bahkan telah diajarkan di sekolah-sekolah sebagai sebuah sastra besar.

Namun Alkitab bukan sekadar sebuah buku yang penuh dengan doktrin tentang Allah dan iman kekristenan, sebuah karya sastra, atau panduan swadaya yang memberi tahu kita bagaimana cara memiliki kehidupan yang baik.

Sebenarnya, tujuan Allah memberi kita Firman-Nya adalah supaya Firman-Nya dapat menjadi makanan rohani untuk memelihara kita. Bagaimana kita mengetahuinya? Alkitab sendiri yang mewahyukannya kepada kita.

Ayat-ayat kunci yang mewahyukan bahwa Alkitab adalah makanan kita
Banyak sekali ayat di seluruh Alkitab yang menggambarkan Firman Allah sebagai makanan umat-Nya.

Misalnya dalam Perjanjian Lama, Yeremia 15:16 berkata,

Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.”

Kemudian di awal Perjanjian Baru, Tuhan Yesus diuji oleh Iblis untuk mengubah batu menjadi roti setelah Ia berpuasa selama 40 hari. Dalam Matius 4:4, Yesus menanggapi:

“Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Lalu dalam 1 Petrus 2:2, rasul Paulus menasihati kaum beriman:

“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.”

Ayat-ayat ini dan banyak ayat lainnya memberi tahu kita bahwa Allah memberikan Firman-Nya kepada kita sebagai makanan rohani kita. Jadi kita perlu mengingat hal ini ketika kita menghampiri Alkitab. Allah mau Firman-Nya yang berharga menjadi makanan yang kita makan dan perhidupkan.

Makan sangatlah penting untuk kehidupan dan pertumbuhan kita
Secara fisik, kita dapat hidup tanpa banyak hal. Tapi tidak seorang pun dari kita yang dapat bertahan lama tanpa makanan. Makan diperlukan untuk kelangsungan hidup kita.

Namun tak seorang pun dari kita dapat dipuaskan hanya dengan bertahan hidup. Kita ingin berkembang dan bertumbuh. Pertumbuhan semua bentuk hayat bergantung sepenuhnya pada penerimaan nutrisi yang tepat. Saat kita makan, tubuh kita disusun dengan makanan yang kita konsumsi. Demikianlah pertumbuhan terjadi.

Begitu pula, tidak ada yang lebih penting bagi kehidupan kristiani kita daripada dipelihara oleh Firman Allah bagi asupan dan pertumbuhan rohani kita. Ketika kita dilahirkan kembali, kita telah menerima hayat ilahi Allah masuk ke dalam kita. Dan sekarang hayat itu harus bertumbuh di dalam kita dan bertambah, memenuhi setiap bagian diri kita.

Bagaimana Firman Allah dapat menjadi makanan kita?
Untuk menjadi makanan, sesuatu harus terbuat dari bahan organik. Bahan anorganik, seperti batu misalnya, tidak bisa menjadi makanan kita. Sebuah apel bisa menyehatkan kita karena apel itu organik, sesuatu yang berasal dari hayat.

Hal yang sama juga berlaku secara rohani. Makanan rohani kita adalah sesuatu yang berasal dari hayat Ilahi.

Dalam Yohanes 6:63, Tuhan Yesus berkata:

Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”

Karena Firman Tuhan adalah roh dan hayat, maka Firman-Nya dapat memberi kita makan.

Bagaimana kita dapat mengalami Firman Allah menjadi roh dan hayat kita ketika kita membaca Alkitab? Catatan kaki 3 mengenai “perkataan-perkataan” dalam Yohanes 6:63 versi Pemulihan mengatakan:

“Istilah perkataan di sini dan dalam ayat 68 dalam bahasa Yunaninya adalah rhema, artinya perkataan yang diucapkan seketika dan sekarang. Ini berbeda dengan logos (perkataan yang selalu ada) seperti Firman dalam 1:1. Di sini, perkataan disinggung setelah Roh itu. Roh itu hidup, juga riil, tetapi sangat misterius, tak terjamah, sulit dipahami orang; tetapi perkataan itu konkret. Terlebih dulu Tuhan menunjukkan, bahwa Dia perlu menjadi Roh agar bisa menjadi hayat kepada manusia. Kemudian Dia berkata, bahwa perkataan-perkataan yang Dia katakan adalah roh dan hayat. Ini menunjukkan bahwa perkataan-perkataan-Nya adalah perwujudan Roh hayat. Kini, di dalam kebangkitan Dia adalah Roh pemberi-hayat, dan Roh ini diwujudkan di dalam perkataan-Nya. Begitu kita menggunakan roh kita untuk menerima perkataan-Nya, kita mendapatkan Roh hayat itu.”

Secara jasmani, untuk menerima makanan masuk ke dalam tubuh kita, kita perlu menggunakan mulut. Secara rohani, untuk menerima firman Tuhan, kita perlu melatih roh kita yaitu bagian terdalam dari diri kita. Cara terbaik untuk melatih roh kita adalah dengan membuka mulut kita untuk berdoa.

Dalam Efesus 6:17-18, rasul Paulus memberi tahu kita hal ini:

“dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan.”

Paulus mendorong kaum beriman untuk menerima firman Allah bukan hanya menggunakan pikiran mereka namun dalam segala doa. Ketika kita berdoa, kita melatih roh kita. Dengan menggunakan roh kita ketika kita membaca Firman, kita berkontak dengan Roh di dalam Firman.

Saat kita membaca Firman Allah dengan doa, perkataan hitam di atas putih menjadi roh dan hayat. Demikianlah Alkitab menjadi makanan yang bergizi bagi kita.

Kita semua dapat memakan Firman Allah
Kaum beriman selama berabad-abad telah bersaksi tentang makan Firman Allah melalui praktik berdoa sambil membaca Alkitab yang menyenangkan ini.

Dan sama seperti makan secara jasmani adalah sesuatu yang dapat dilakukan semua orang, kita semua dapat makan secara rohani melalui mendoakan Firman Allah. Tidak diperlukan kemampuan khusus. Kita tidak perlu memanjatkan doa yang panjang dan rumit. Kita dapat berdoa secara sederhana dan singkat saat kita membaca Firman.

Saat kita mengalami memakan Firman Tuhan sebagai makanan kita, kesaksian Yeremia akan menjadi kesaksian kita, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku…”

Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu dapat membaca bab 3 dari Unsur-unsur Dasar Kehidupan Kristen vol. 3, sebuah buku yang telah membantu banyak orang beriman. Jika kamu adalah penduduk Indonesia, kamu dapat memesan ketiga set volume secara gratis di sini. Kamu juga dapat mengunduh volume-volume ini dari mana pun di dunia di sini.