Doa | 6 Juni 2023
Berdoa – Cara Sederhana untuk Berdoa
        
Pernahkah Anda merasa tidak tahu bagaimana cara berdoa, atau merasa tidak tahu kata-kata yang tepat untuk dikatakan kepada Allah?

Selama bertahun-tahun, ribuan buku telah ditulis mengenai topik “doa”. Hal besar ini memiliki banyak aspek. Namun, dalam postingan ini, kita akan membahas hanya satu aspek sederhana tentang doa: berbicara kepada Allah.

Kita akan melihat beberapa contoh dalam Injil Matius dan Lukas yang dapat membantu memahami aspek doa ini.

Permohonan untuk Penglihatan
Ketika Anda membaca keempat Injil, Anda akan menyadari bahwa orang-orang yang datang kepada Yesus untuk meminta pertolongan berbicara kepada-Nya dengan jujur dan lugas.

Sebagai contoh, dalam Matius 20:29-34 kita memiliki kisah pertemuan Yesus dengan dua orang buta:

“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang-orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Tetapi orang banyak itu menegur mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab mereka: “Tuhan, supaya mata kami dapat melihat.” Lalu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, lalu Ia menyentuh mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.”

Ketika kedua orang buta mendengar bahwa Yesus dekat dengan mereka, mereka berteriak kepada-Nya untuk memohon belas kasihan. Jika mereka tidak berteriak, “Kasihanilah kami, Tuhan, Anak Daud,” mereka akan tetap buta. Tetapi mereka berteriak dan Yesus mendengar mereka. Dia bertanya kepada mereka apa yang mereka inginkan dari-Nya. Kedua orang buta itu tidak menggunakan ungkapan yang rumit atau formal. Mereka berbicara langsung dari hati mereka dan mengatakan kepada Yesus apa yang mereka inginkan: mata mereka dibuka.

Permohonan untuk Penyucian
Sekarang mari kita baca Lukas 5:12-13, di mana kita memiliki kisah Yesus dan seorang penderita kusta:

“Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu, dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.”

Kusta adalah penyakit yang sangat menular dan merusak penampilan. Namun ketika penderita kusta ini melihat Yesus, ia memohon kepada-Nya dengan tulus untuk menyucikan atau menyembuhkannya. Yesus tidak menjauh dari penderita kusta tersebut; sebaliknya, dengan simpati dan kasih-Nya kepada orang ini, Ia menyentuhnya dan menyembuhkannya

Belajar bagaimana berdoa dari kasus-kasus ini
Jadi apa yang dapat kita pelajari dari kasus-kasus ini tentang cara berdoa? Ketika orang-orang ini berbicara dengan Yesus, mereka pada dasarnya sedang berdoa kepada-Nya. Mereka hanya memberi tahu Dia tentang apa yang mereka harapkan Dia lakukan bagi mereka.

Mudah bagi kita untuk memperumit masalah doa. Kita mungkin berpikir bahwa kita perlu berdoa dengan cara tertentu, atau bahwa kita perlu mengulangi kombinasi kata yang tepat agar Tuhan mendengar kita. Tetapi cerita-cerita ini dalam Kitab Injil menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat berbicara kepada Tuhan secara bebas dengan cara yang tulus.

Bagaimana kita dapat berbicara dengan Yesus hari ini?
Orang buta dan penderita kusta memiliki hak istimewa untuk bertemu dengan Yesus dan memberi tahu kepada-Nya permohonan mereka secara langsung. Tetapi pada saat itu, ketika Yesus hidup di bumi, mereka harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat agar dapat melakukannya.

Bagi kita yang percaya hari ini, Yesus sekarang tinggal di dalam roh kita, di bagian terdalam diri kita. Ini berarti Dia selalu bersama dengan kita. Kita tidak perlu berada di tempat khusus, atau menyimpan doa kita untuk waktu yang khusus.

Karena Dia selalu bersama dengan kita, kita dapat berbicara dengan-Nya kapan saja, di mana saja, sesering yang kita inginkan! Tuhan tinggal di dalam kita dan ingin terlibat dalam setiap aspek kehidupan kita. Dia sudah tahu segala sesuatu yang kita perlukan, tetapi Dia ingin kita berbicara kepada-Nya dan memberi tahu Dia apa yang ada di dalam hati kita. Ketika kita berbicara dengan Tuhan sepanjang hari, kita mendapatkan lebih daripada jawaban atas permohonan kita. Kita mengalami persekutuan yang manis dan terus-menerus dengan-Nya.

Beberapa contoh berbicara dengan Tuhan
Kita dapat berbicara dengan Tuhan dalam berbagai cara tentang segala macam hal. Berikut ini hanya beberapa contoh. Apa pun situasi atau kebutuhan kita, kita hanya perlu membuka hati kita kepada Tuhan dan berbicara kepada Dia dengan jujur dan tulus.

Ketika kita memulai hari kita, kita dapat berdoa seperti ini:

“Tuhan Yesus, selamat pagi. Terima kasih atas hari ini. Terima kasih atas hari yang baru ini bagi saya untuk mengalami dan menikmati Engkau hidup di dalam saya.”

Kemudian, mungkin kita ingin berdoa kepada Tuhan mengenai anggota keluarga yang belum diselamatkan:

“Tuhan Yesus, ayah saya masih belum diselamatkan. Saya benar-benar ingin dia mengenal Engkau. Oh Tuhan, selamatkanlah dia!”

Terkadang kita dibebankan dengan banyak kekhawatiran. Tetapi 1 Petrus 5:7 adalah firman yang memberikan semangat:

“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu.”

Jadi kita dapat berdoa tentang kekhawatiran kita seperti ini:

“Oh Tuhan Yesus, saya membutuhkan-Mu. Saya benar-benar cemas hari ini. Saya membutuhkan pertolongan-Mu. Tuhan, saya menyerahkan semua kekhawatiran saya kepada-Mu. Saya tidak dapat menghadapi semua ini, tetapi Engkau dapat. Terima kasih karena hal mengenai saya ini penting bagi-Mu.”

Dalam waktu-waktu lain, ketika kita menyadari seberapa banyak kita perlu bertumbuh dalam Tuhan, kita dapat berdoa, “Tuhan, bertumbuhlah dalam diri saya lebih banyak hari ini.”

Kita dapat berdoa tentang apa pun. Kita dapat meminta Tuhan untuk sesuatu, mengucapkan terima kasih kepada-Nya, atau berkata, “Tuhan Yesus, aku mencintai- Mu.”

Jika kita tidak tahu harus mulai dari mana, kita bisa memulai dengan berseru kepada nama Tuhan Yesus. Berseru kepada nama-Nya adalah bentuk doa, dan sering kali, kita akan menemukan kata-kata untuk dikatakan kepada Tuhan ketika kita sedang berseru kepada-Nya.

Dari contoh-contoh ini, kita dapat melihat bahwa doa kita tidak perlu rumit atau formal. Tuhan hidup di dalam kita, menunggu kita membuka diri kepada-Nya dan berbicara dengan-Nya.

Saat kita melanjutkan kehidupan Kristen kita, kita dapat memiliki ratusan ribu percakapan dengan Tuhan Yesus mengenai apa pun. Mungkin Ia tidak akan menjawab permohonan kita secara langsung atau dengan cara yang kita harapkan, tetapi Ia peduli dengan setiap bagian kecil dalam kehidupan kita. Ia selalu siap mendengarkan apa pun yang ada di dalam hati kita, dan kita dapat menikmati persekutuan yang manis dengan-Nya saat kita berbicara dengan-Nya.

Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan penuh dengan catatan rinci yang akan membantu Anda memahami Firman Allah. Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis di sini dan mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai kisah-kisah dalam Kitab Injil yang disebutkan dalam postingan ini.