Iman | 5 Agustus 2022
Apakah Iman dan Dari Mana Datangnya?
Apakah sesungguhnya iman itu? Apakah itu semacam cara berpikir positif atau berusaha percaya sesuatu hal yang lain saat menghadapi kesulitan? Apakah memang ada beberapa orang yang memiliki kemampuan bawaan, sehingga imannya lebih besar daripada orang lain?
Catatan 1 atas kata iman dalam Alkitab Perjanjian Baru versi Pemulihan memberi kita penjelasan yang mendalam:
Iman sungguh menakjubkan! Ketika kita diselamatkan, Kristus masuk dan hidup di dalam kita. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan kelima indra kita, namun firman Allah yang menjamin kita atas fakta ini. Iman juga dapat ditegaskan dari pengalaman pribadi kita yang membuat kita pun sulit menyangkal bahwa Dia memang hidup di dalam kita. Inilah iman yang beroperasi di dalam kita yang meneguhkan yang tidak terlihat.
Namun dari manakah datangnya iman? Di dalam renungan ini, kita akan menyelidiki sumber iman dan bagaimana kita memperolehnya.
Allah tidak hanya Sang Pemberi Iman, Dia pun Pencipta, Pemula iman kita. Ibrani 12:2 mengatakan:
Catatan 3 atas kata memimpin dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi Pemulihan memberi tahu kita bahwa dalam bahasa Yunaninya kata ini dapat pula diartikan sebagai Pemula, Pendahulu, Pemimpin, Pelopor, atau Perintis. Yesus adalah Sang Pemula iman kita! Dialah yang memulai iman atas setiap orang dari kita. Dia pun yang memimpin kita dalam menempuh jalan iman ini, sehingga Dia yang memelopori dalam hayat-Nya di bumi.
Melalui ayat tersebut, kita dapat dengan jelas mengetahui bahwa sumber iman bukanlah kita. Iman adalah sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Allah. Yesus adalah Pencipta, Pemula iman.
Bagaimana awalnya kita dapat percaya kepada Yesus Kristus? Yaitu, melalui mendengarkan firman Kristus, yang meliputi segala perkataan yang tercatat dalam Alkitab Perjanjian Baru. Mungkin ada orang yang pernah memberi tahu kita mengenai Yesus Kristus dan segala yang Dia kerjakan untuk menebus dan menyelamatkan kita. Setelah mendengarnya, kita pun mulai mengapresiasi Dia. Saat Injil diberitakan kepada kita, apresiasi kita terhadap Kristus pun bertambah, sampai pada akhirnya, ada suatu reaksi spontan dari dalam diri kita: kita percaya kepada-Nya. Sebelumnya kita mungkin tidak pernah memikirkan tentang Yesus Kristus atau pun percaya bahwa Dia nyata, namun melalui mendengar firman Kristus, iman pun diinfuskan ke dalam kita.
Sebagai contoh, anggaplah Anda tidak tahu apa pun tentang berlian. Sekilas, berlian tampak seperti potongan kaca biasa bagi Anda. Kemudian, sang penjual perhiasan menjelaskan kepada Anda bahwa berlian terbentuk melalui panas dan tekanan yang luar biasa selama lebih dari seribu tahun. Dan saat Anda melihat lebih dekat berlian itu, dia pun memberi tahu Anda akan berbagai karakteristiknya yang berbeda. Semakin Anda mendengarkan dan memperhatikan berlian tersebut, Anda akan makin mengapresiasi keindahan dan nilainya. Maka, bila ada yang menawarkan kepada Anda sebuah berlian, Anda tidak akan ragu untuk menerimanya.
Demikian pula pengalaman kita atas keselamatan dapat menunjukkan kepada kita bahwa melalui mendengarkan firman mengenai Kristus, kita menyadari betapa berharganya Dia. Kita pun mulai memustikakan Tuhan Yesus dan segala yang Dia kerjakan bagi kita. Maka tanpa berusaha, kita pun memiliki iman atas-Nya.
Maka sumber iman bukanlah diri kita, melainkan Tuhan. Di dalam pengalaman kita, iman masuk ke dalam kita melalui mendengarkan Injil akan Kristus dan bukan karena berusaha untuk percaya. Firman Kristus yang dibicarakan kepada kita menyalurkan iman. Inilah asal muasal kita memperoleh iman yang berharga dari Tuhan.
Betapa menakjubkannya kita memperoleh iman ini! Dalam renungan berikutnya, kita akan membahas bagaimana kita bisa dikuatkan di dalam iman dan belajar menempuh hidup berdasarkan iman.
Semua ayat dan catatan kaki dikutip dari Alkitab dengan Catatan kaki Versi Pemulihan. Anda dapat memesan Alkitab tersebut secara gratis di sini.
Definisi Dari Alkitab
Ibrani 11:1 memberi tahu kita makna iman berdasarkan Alkitab:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat”
Catatan 1 atas kata iman dalam Alkitab Perjanjian Baru versi Pemulihan memberi kita penjelasan yang mendalam:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan. Yang merupakan jaminan, keyakinan, penegasan, realitas, esens, dasar penunjang dari segala sesuatu yang diharapkan, pondasi yang kokoh dari segala sesuatu yang diharapkan. Iman juga adalah realitas substansi yang tidak kelihatan. Yang meneguhkan kita atas hal yang tidak kita lihat. Inilah bukti atas hal yang tidak dilihat.”
Iman sungguh menakjubkan! Ketika kita diselamatkan, Kristus masuk dan hidup di dalam kita. Ini bukanlah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan kelima indra kita, namun firman Allah yang menjamin kita atas fakta ini. Iman juga dapat ditegaskan dari pengalaman pribadi kita yang membuat kita pun sulit menyangkal bahwa Dia memang hidup di dalam kita. Inilah iman yang beroperasi di dalam kita yang meneguhkan yang tidak terlihat.
Namun dari manakah datangnya iman? Di dalam renungan ini, kita akan menyelidiki sumber iman dan bagaimana kita memperolehnya.
Dari Mana datangnya iman?
Hal dasar yang harus kita pahami ialah iman tidak datang dari diri sendiri. Kita tidak dilahirkan dengan kemampuan bawaan untuk percaya. Ketika kita mencoba meneguhkan iman dengan kekuatan sendiri, kita akan kecewa. Hal ini karena kita bukanlah sumber dari iman. Iman datang dari Allah. Allah yang menakar atau yang memberi iman kepada kita. Dua Petrus 1:1 mengatakan:
“… kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus”.
Allah tidak hanya Sang Pemberi Iman, Dia pun Pencipta, Pemula iman kita. Ibrani 12:2 mengatakan:
“mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan”
Catatan 3 atas kata memimpin dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi Pemulihan memberi tahu kita bahwa dalam bahasa Yunaninya kata ini dapat pula diartikan sebagai Pemula, Pendahulu, Pemimpin, Pelopor, atau Perintis. Yesus adalah Sang Pemula iman kita! Dialah yang memulai iman atas setiap orang dari kita. Dia pun yang memimpin kita dalam menempuh jalan iman ini, sehingga Dia yang memelopori dalam hayat-Nya di bumi.
Melalui ayat tersebut, kita dapat dengan jelas mengetahui bahwa sumber iman bukanlah kita. Iman adalah sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Allah. Yesus adalah Pencipta, Pemula iman.
Bagaimana kita dapat memperoleh iman?
Sebagai orang percaya, kita semua memiliki iman. Namun bagaimana kita dapat memperolehnya? Roma 10:17 memberi tahu kita
“Jadi, Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus”
Bagaimana awalnya kita dapat percaya kepada Yesus Kristus? Yaitu, melalui mendengarkan firman Kristus, yang meliputi segala perkataan yang tercatat dalam Alkitab Perjanjian Baru. Mungkin ada orang yang pernah memberi tahu kita mengenai Yesus Kristus dan segala yang Dia kerjakan untuk menebus dan menyelamatkan kita. Setelah mendengarnya, kita pun mulai mengapresiasi Dia. Saat Injil diberitakan kepada kita, apresiasi kita terhadap Kristus pun bertambah, sampai pada akhirnya, ada suatu reaksi spontan dari dalam diri kita: kita percaya kepada-Nya. Sebelumnya kita mungkin tidak pernah memikirkan tentang Yesus Kristus atau pun percaya bahwa Dia nyata, namun melalui mendengar firman Kristus, iman pun diinfuskan ke dalam kita.
Sebagai contoh, anggaplah Anda tidak tahu apa pun tentang berlian. Sekilas, berlian tampak seperti potongan kaca biasa bagi Anda. Kemudian, sang penjual perhiasan menjelaskan kepada Anda bahwa berlian terbentuk melalui panas dan tekanan yang luar biasa selama lebih dari seribu tahun. Dan saat Anda melihat lebih dekat berlian itu, dia pun memberi tahu Anda akan berbagai karakteristiknya yang berbeda. Semakin Anda mendengarkan dan memperhatikan berlian tersebut, Anda akan makin mengapresiasi keindahan dan nilainya. Maka, bila ada yang menawarkan kepada Anda sebuah berlian, Anda tidak akan ragu untuk menerimanya.
Demikian pula pengalaman kita atas keselamatan dapat menunjukkan kepada kita bahwa melalui mendengarkan firman mengenai Kristus, kita menyadari betapa berharganya Dia. Kita pun mulai memustikakan Tuhan Yesus dan segala yang Dia kerjakan bagi kita. Maka tanpa berusaha, kita pun memiliki iman atas-Nya.
Maka sumber iman bukanlah diri kita, melainkan Tuhan. Di dalam pengalaman kita, iman masuk ke dalam kita melalui mendengarkan Injil akan Kristus dan bukan karena berusaha untuk percaya. Firman Kristus yang dibicarakan kepada kita menyalurkan iman. Inilah asal muasal kita memperoleh iman yang berharga dari Tuhan.
Betapa menakjubkannya kita memperoleh iman ini! Dalam renungan berikutnya, kita akan membahas bagaimana kita bisa dikuatkan di dalam iman dan belajar menempuh hidup berdasarkan iman.
Semua ayat dan catatan kaki dikutip dari Alkitab dengan Catatan kaki Versi Pemulihan. Anda dapat memesan Alkitab tersebut secara gratis di sini.
Post Views: 237