Kehidupan Kristen | 18 Agustus 2023
Apa yang Alkitab Katakan tentang Daging?

Alkitab menyebutkan tentang daging dalam seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namun, meskipun orang Kristen sudah paham betul apa itu dosa, beberapa orang mungkin belum banyak mendengar tentang daging. Sayangnya, pengaburan kebenaran tentang daging oleh Setan telah memungkinkannya untuk merusak umat Allah.
Apakah daging itu, dan mengapa ia begitu buruk? Apakah daging itu tetap buruk setelah kita diselamatkan? Apakah daging kita menjadi lebih baik ketika kita bertumbuh di dalam Tuhan atau semakin rohani? Sebagai kaum beriman yang mengasihi Tuhan Yesus dan ingin terus maju dalam kehidupan Kristen kita, kita perlu mengetahui kebenaran tentang daging.
Dalam tulisan ini, kita hanya akan melihat sekilas apa yang Alkitab katakan tentang daging dan membaca beberapa ayat dan catatan dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan.
Tetapi ketika Adam dan Hawa makan dari pohon pengetahuan baik dan jahat, sesuatu yang mengerikan terjadi. Mereka mengambil sifat dosa dari iblis. Hasilnya adalah tubuh murni yang Allah ciptakan berubah menjadi daging yang penuh dosa.
Rasul Paulus menulis dalam Roma 7:18:
Perkataan Paulus sangat tegas. Di dalam aku sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik. Mengapa demikian?
Catatan 2 dalam ayat ini dalam Catatan Kaki Versi Pemulihan menjelaskan dengan tegas:
Di dalam kita sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik karena Satan sebagai dosa yang dipersonifikasikan berdiam di sana.
Kemudian ayat 20 mengatakan:
Paulus mengatakan dosa “yang tinggal di dalam aku.” Di mana dosa itu tinggal di dalam Paulus? Di dalam daging. Dosa bukan hanya sesekali mengunjungi daging kita; dosa tinggal di sana.
Yohanes 3:6 mengatakan:
Ketika kita menerima Tuhan sebagai Juru selamat kita, kita dilahirkan kembali di dalam roh manusia kita dengan Roh ilahi Allah. Inilah yang terjadi dengan roh kita, tetapi daging kita masih tetap sama seperti sebelumnya: penuh dosa dan penuh nafsu daging.
Kita harus menyadari bahwa ketika kita hidup dalam kehidupan fisik, daging tidak pernah berubah, tidak peduli berapa lama kita telah beroleh selamat atau berapa banyak kita telah bertumbuh di dalam Tuhan.
Banyak ayat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan kepada kita bahwa kaum beriman masih memiliki daging yang penuh dosa.
Misalnya, Galatia 5:16 mengatakan:
Paulus menuliskan kata ini kepada kaum beriman di Galatia. Kita memiliki daging yang jatuh dengan nafsu daging bahkan setelah kita beroleh selamat.
Hanya ketika Tuhan Yesus datang kembali, kita akan dibebaskan dari daging. Pada saat itu, Dia akan membangkitkan dan mengubah tubuh kita yang jatuh. Kita memiliki jaminan ini dalam Filipi 3:20-21:
Keselamatan lengkap Allah dalam seluruh diri kita mencakup keselamatan tubuh kita yang jatuh. Tetapi untuk saat ini, daging kita masih daging yang penuh dosa.
Sebagai ilustrasi, katakanlah kita tidak tahu bahwa zat tertentu sangat beracun. Jadi, kita mungkin menanganinya dengan sangat santai dan bahkan ceroboh. Akibatnya, kita dapat membahayakan diri kita sendiri. Namun, jika kita mengetahui sifat aslinya, kita akan menanganinya dengan sangat hati-hati dan cermat untuk melindungi diri kita sendiri.
Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana pengetahuan yang tepat mengenai daging kita dapat membantu kita sebagai kaum beriman. Ini juga menunjukkan kepada kita bagaimana ketidaksadaran akan bahayanya dapat membahayakan kita. Dan tidak seperti zat beracun dalam ilustrasi tersebut yang berada di luar diri kita, daging kita bukanlah sesuatu yang terpisah dari diri kita; daging adalah bagian dari diri kita dan selalu ada.
Jadi, secara praktis, apa yang kami maksud dengan “lengah”?
Sebagai contoh, katakanlah sebelum kita diselamatkan, kita biasa pergi ke bar bersama teman-teman kita dan minum-minum. Setelah kita diselamatkan, rekan kerja atau teman kita masih mengundang kita ke bar. Kita pergi karena kita berpikir, “Saya tidak akan tergoda untuk minum lagi, karena saya sudah diselamatkan.” Karena kita tidak menyadari bahwa daging kita belum menjadi lebih baik dan masih sama kuatnya seperti sebelumnya, kita berada dalam posisi yang berbahaya. Daging kita mengalahkan kehendak kita, menarik kita kembali ke dalam kehidupan yang kita jalani sebelumnya. Kita terlambat mengetahui bahwa kita masih tunduk pada keinginan daging.
Mari kita gunakan contoh lain yang melibatkan amoralitas. Kita tahu bahwa tindakan tidak bermoral seperti percabulan adalah dosa. Tetapi kita mungkin berpikir, “Karena saya seorang Kristen, saya pasti tidak akan pernah bermasalah dengan hal itu. Moral saya yang kuat akan mencegah saya berbuat dosa seperti itu.” Karena kita berpikir seperti ini, kita berkali-kali menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dengan seseorang, baik di tempat kerja atau di tempat lain, karena kita berpikir bahwa kita kebal terhadap keinginan daging. Namun pada akhirnya, karena terlalu sering berduaan, kita menjadi kurang waspada, dan pada saat lengah, dosa menjadi akibatnya. Kita tidak menyadari bahwa daging kita jauh lebih kuat daripada moral yang kita nyatakan.
Ini hanyalah beberapa contoh dari apa yang dimaksud dengan lengah. Dan kita tidak boleh berpikir bahwa daging hanya aktif pada tipe orang tertentu. Daging bekerja pada setiap jenis orang: lemah atau kuat, berpendidikan atau buta huruf, kaya atau miskin. Setiap manusia memiliki daging yang penuh nafsu, dan setiap manusia, termasuk orang Kristen, dapat melakukan dosa. Berada di lingkungan yang salah dapat membawa kita kepada dosa.
Ketika kita tidak menyadari atau tidak bijaksana tentang daging kita yang penuh dosa, Satan memiliki cara untuk merusak kaum beriman, berkali-kali, membuai mereka tidak berjaga-jaga terhadap daging mereka.
Dalam Kitab Roma, sebuah kitab yang ditulis kepada orang-orang Kristen, Paulus dengan jelas memperingatkan kaum beriman untuk berjaga-jaga terhadap dosa yang bersembunyi dalam daging mereka. Roma 6:12 mengatakan:
Jika kita sebagai kaum beriman tidak berhati-hati dengan daging kita, dosa bahkan dapat menguasai tubuh kita dan memerintah kita. Hal ini membawa kerusakan pada kehidupan Kristen kita. Sungguh suatu tragedi!
Dalam Roma 13:14 Paulus mengatakan dengan kuat:
Apakah artinya menuruti tabiat yang bersifat daging? Mari kita baca catatan 2 pada kata menuruti dalam ayat ini:
Kita dapat menerapkan firman ini dalam kehidupan kita dengan mempertimbangkan tempat-tempat seperti apa, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita lakukan yang dapat memberikan kenyamanan bagi daging kita untuk memenuhi nafsunya. Kita perlu memikirkan hal-hal ini dan menghindarinya agar tidak menjadi makanan bagi daging kita. Kita tidak ingin memberi dukungan apa pun kepada daging kita.
Melihat bahwa daging kita masih menjadi bahaya bagi kita adalah langkah pertama yang penting untuk tidak membiarkan dosa berkuasa. Daging kita yang telah jatuh ke dalam dosa adalah seperti binatang buas yang tidak akan pernah bisa dijinakkan. Memberikan sedikit saja kelonggaran dapat membuatnya membebaskan diri dan menyebabkan kerusakan yang besar.
Kita perlu meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada kita bahaya dari daging kita. Kemudian kita harus berjaga-jaga terhadapnya dan tidak menyediakan makanan untuk daging! Kami mendorong Anda untuk membaca tulisan kami, 2 Timotius 2:22: Larilah dari Hawa Nafsu dan Kejarlah Kristus. Dan jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis dari Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini untuk membaca semua catatan yang berguna tentang ayat-ayat dalam tulisan ini.
Apakah daging itu, dan mengapa ia begitu buruk? Apakah daging itu tetap buruk setelah kita diselamatkan? Apakah daging kita menjadi lebih baik ketika kita bertumbuh di dalam Tuhan atau semakin rohani? Sebagai kaum beriman yang mengasihi Tuhan Yesus dan ingin terus maju dalam kehidupan Kristen kita, kita perlu mengetahui kebenaran tentang daging.
Dalam tulisan ini, kita hanya akan melihat sekilas apa yang Alkitab katakan tentang daging dan membaca beberapa ayat dan catatan dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan.
Apakah daging itu dan dari mana dia berasal?
Menurut rencana Allah, Allah menciptakan manusia dengan roh, jiwa, dan tubuh sehingga manusia dapat menampung Allah dan mengekspresikan Dia. Setiap bagian manusia bersih dan murni, termasuk tubuh manusia.
Tetapi ketika Adam dan Hawa makan dari pohon pengetahuan baik dan jahat, sesuatu yang mengerikan terjadi. Mereka mengambil sifat dosa dari iblis. Hasilnya adalah tubuh murni yang Allah ciptakan berubah menjadi daging yang penuh dosa.
Rasul Paulus menulis dalam Roma 7:18:
“Sebab aku tahu bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik.”
Perkataan Paulus sangat tegas. Di dalam aku sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik. Mengapa demikian?
Catatan 2 dalam ayat ini dalam Catatan Kaki Versi Pemulihan menjelaskan dengan tegas:
“Daging di sini adalah tubuh manusia yang jatuh dan rusak dengan segala nafsunya. Daging ini bukan ciptaan Allah, melainkan percampuran antara ciptaan Allah dengan dosa (hayat Iblis, si jahat). Allah menciptakan tubuh manusia sebagai bejana yang murni, tetapi bejana ini rusak dan berubah mutu menjadi daging, karena Iblis menyuntikkan dirinya ke dalam tubuh manusia pada saat manusia jatuh. Kini, Iblis sebagai dosa, sebagai satu pribadi di dalam daging manusia, membuat rumahnya di sana dan memerintah sebagai tuan yang tidak sah, menguasai manusia dan memaksa manusia melakukan hal-hal yang tidak diingini manusia. Dosa yang menghuni manusia inilah, yaitu sifat jahat yang tidak dapat diubah, yang menyusun semua manusia menjadi orang-orang dosa (5:19).”
Di dalam kita sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik karena Satan sebagai dosa yang dipersonifikasikan berdiam di sana.
Kemudian ayat 20 mengatakan:
“Jadi, jika aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang melakukannya, tetapi dosa yang tinggal di dalam aku.”
Paulus mengatakan dosa “yang tinggal di dalam aku.” Di mana dosa itu tinggal di dalam Paulus? Di dalam daging. Dosa bukan hanya sesekali mengunjungi daging kita; dosa tinggal di sana.
Daging setelah kita diselamatkan
Ketika kita menerima Kristus sebagai Juru selamat kita, dosa kita diampuni dan kita diselamatkan sampai kekal. Tetapi apakah daging kita diperbaiki? Apakah kita bebas dari nafsu daging ketika kita dilahirkan kembali? Apakah kita masih memiliki daging?
Yohanes 3:6 mengatakan:
“Apa yang dilahirkan secara jasmani bersifat jasmani dan apa yang dilahirkan dari Roh bersifat rohani.”
Ketika kita menerima Tuhan sebagai Juru selamat kita, kita dilahirkan kembali di dalam roh manusia kita dengan Roh ilahi Allah. Inilah yang terjadi dengan roh kita, tetapi daging kita masih tetap sama seperti sebelumnya: penuh dosa dan penuh nafsu daging.
Kita harus menyadari bahwa ketika kita hidup dalam kehidupan fisik, daging tidak pernah berubah, tidak peduli berapa lama kita telah beroleh selamat atau berapa banyak kita telah bertumbuh di dalam Tuhan.
Banyak ayat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan kepada kita bahwa kaum beriman masih memiliki daging yang penuh dosa.
Misalnya, Galatia 5:16 mengatakan:
“Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.”
Paulus menuliskan kata ini kepada kaum beriman di Galatia. Kita memiliki daging yang jatuh dengan nafsu daging bahkan setelah kita beroleh selamat.
Hanya ketika Tuhan Yesus datang kembali, kita akan dibebaskan dari daging. Pada saat itu, Dia akan membangkitkan dan mengubah tubuh kita yang jatuh. Kita memiliki jaminan ini dalam Filipi 3:20-21:
“Kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru selamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia , menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.”
Keselamatan lengkap Allah dalam seluruh diri kita mencakup keselamatan tubuh kita yang jatuh. Tetapi untuk saat ini, daging kita masih daging yang penuh dosa.
Mengapa kita perlu mengetahui bahwa kita masih memiliki daging dosa
Kita tidak boleh bersikap masa bodoh atau acuh tak acuh terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh daging kita. Jika kita mengindahkan peringatan-peringatan mengenai daging kita, kehidupan Kristen kita akan terjaga.
Sebagai ilustrasi, katakanlah kita tidak tahu bahwa zat tertentu sangat beracun. Jadi, kita mungkin menanganinya dengan sangat santai dan bahkan ceroboh. Akibatnya, kita dapat membahayakan diri kita sendiri. Namun, jika kita mengetahui sifat aslinya, kita akan menanganinya dengan sangat hati-hati dan cermat untuk melindungi diri kita sendiri.
Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana pengetahuan yang tepat mengenai daging kita dapat membantu kita sebagai kaum beriman. Ini juga menunjukkan kepada kita bagaimana ketidaksadaran akan bahayanya dapat membahayakan kita. Dan tidak seperti zat beracun dalam ilustrasi tersebut yang berada di luar diri kita, daging kita bukanlah sesuatu yang terpisah dari diri kita; daging adalah bagian dari diri kita dan selalu ada.
Strategi Satan dengan orang-orang Kristen
Strategi Satan adalah menyembunyikan kebenaran tentang daging dari orang-orang Kristen. Dia ingin kita berpikir bahwa daging kita bukanlah masalah setelah kita diselamatkan, atau bahwa daging tidak lagi menjadi bahaya jika kita telah mengikut Tuhan selama beberapa waktu. Satan tahu jika kita berpikir seperti ini, kita akan lengah. Kita akan mengambil sikap bahwa kita tidak akan jatuh ke dalam dosa tertentu. Atau, kita menjadi percaya diri karena sudah lama tidak melakukan dosa tersebut. Atau, kita yakin tidak akan pernah melakukan dosa tertentu hanya karena kita belum pernah melakukannya. Apa yang terjadi jika kita merasa aman? Kita akan membiarkan diri kita berada dalam situasi tertentu di mana daging kita tergerak dan kemudian mengalahkan kita. Dosa akan menjadi hasilnya.
Jadi, secara praktis, apa yang kami maksud dengan “lengah”?
Sebagai contoh, katakanlah sebelum kita diselamatkan, kita biasa pergi ke bar bersama teman-teman kita dan minum-minum. Setelah kita diselamatkan, rekan kerja atau teman kita masih mengundang kita ke bar. Kita pergi karena kita berpikir, “Saya tidak akan tergoda untuk minum lagi, karena saya sudah diselamatkan.” Karena kita tidak menyadari bahwa daging kita belum menjadi lebih baik dan masih sama kuatnya seperti sebelumnya, kita berada dalam posisi yang berbahaya. Daging kita mengalahkan kehendak kita, menarik kita kembali ke dalam kehidupan yang kita jalani sebelumnya. Kita terlambat mengetahui bahwa kita masih tunduk pada keinginan daging.
Mari kita gunakan contoh lain yang melibatkan amoralitas. Kita tahu bahwa tindakan tidak bermoral seperti percabulan adalah dosa. Tetapi kita mungkin berpikir, “Karena saya seorang Kristen, saya pasti tidak akan pernah bermasalah dengan hal itu. Moral saya yang kuat akan mencegah saya berbuat dosa seperti itu.” Karena kita berpikir seperti ini, kita berkali-kali menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dengan seseorang, baik di tempat kerja atau di tempat lain, karena kita berpikir bahwa kita kebal terhadap keinginan daging. Namun pada akhirnya, karena terlalu sering berduaan, kita menjadi kurang waspada, dan pada saat lengah, dosa menjadi akibatnya. Kita tidak menyadari bahwa daging kita jauh lebih kuat daripada moral yang kita nyatakan.
Ini hanyalah beberapa contoh dari apa yang dimaksud dengan lengah. Dan kita tidak boleh berpikir bahwa daging hanya aktif pada tipe orang tertentu. Daging bekerja pada setiap jenis orang: lemah atau kuat, berpendidikan atau buta huruf, kaya atau miskin. Setiap manusia memiliki daging yang penuh nafsu, dan setiap manusia, termasuk orang Kristen, dapat melakukan dosa. Berada di lingkungan yang salah dapat membawa kita kepada dosa.
Ketika kita tidak menyadari atau tidak bijaksana tentang daging kita yang penuh dosa, Satan memiliki cara untuk merusak kaum beriman, berkali-kali, membuai mereka tidak berjaga-jaga terhadap daging mereka.
Dalam Kitab Roma, sebuah kitab yang ditulis kepada orang-orang Kristen, Paulus dengan jelas memperingatkan kaum beriman untuk berjaga-jaga terhadap dosa yang bersembunyi dalam daging mereka. Roma 6:12 mengatakan:
“Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.”
Jika kita sebagai kaum beriman tidak berhati-hati dengan daging kita, dosa bahkan dapat menguasai tubuh kita dan memerintah kita. Hal ini membawa kerusakan pada kehidupan Kristen kita. Sungguh suatu tragedi!
Tidak menyediakan makanan untuk daging
Kita tidak boleh menyerah pada daging dengan berpikir bahwa kita tidak lagi tunduk pada nafsu daging atau bahwa kita kuat dan dapat mengatasinya.
Dalam Roma 13:14 Paulus mengatakan dengan kuat:
“Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus dan janganlah menuruti tabiat yang bersifat daging untuk memuaskan keinginannya.”
Apakah artinya menuruti tabiat yang bersifat daging? Mari kita baca catatan 2 pada kata menuruti dalam ayat ini:
“Atau, mengatur. Dalam bahasa Yunaninya, kata ini memiliki akar kata yang sama dengan lakukanlah (mempersiapkan) dalam 12:17. Jangan merawat daging berarti tidak mempersiapkan atau menyuplai keperluan daging dengan menyediakan apa saja yang dapat menunjangnya dan memudahkannya untuk memuaskan keinginannya .”
Kita dapat menerapkan firman ini dalam kehidupan kita dengan mempertimbangkan tempat-tempat seperti apa, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita lakukan yang dapat memberikan kenyamanan bagi daging kita untuk memenuhi nafsunya. Kita perlu memikirkan hal-hal ini dan menghindarinya agar tidak menjadi makanan bagi daging kita. Kita tidak ingin memberi dukungan apa pun kepada daging kita.
Melihat bahwa daging kita masih menjadi bahaya bagi kita adalah langkah pertama yang penting untuk tidak membiarkan dosa berkuasa. Daging kita yang telah jatuh ke dalam dosa adalah seperti binatang buas yang tidak akan pernah bisa dijinakkan. Memberikan sedikit saja kelonggaran dapat membuatnya membebaskan diri dan menyebabkan kerusakan yang besar.
Kita perlu meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada kita bahaya dari daging kita. Kemudian kita harus berjaga-jaga terhadapnya dan tidak menyediakan makanan untuk daging! Kami mendorong Anda untuk membaca tulisan kami, 2 Timotius 2:22: Larilah dari Hawa Nafsu dan Kejarlah Kristus. Dan jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis dari Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini untuk membaca semua catatan yang berguna tentang ayat-ayat dalam tulisan ini.
Post Views: 265