Kehidupan Kristen | 8 Desember 2023
Apa yang Dikatakan Alkitab Mengenai Cara Menjadi Puas?
        
Kita semua mengalami puncak dan lembah dalam hidup kita. Mudah untuk merasa puas ketika segalanya berjalan dengan baik. Namun, ketika dihadapkan pada saat-saat sulit, pada situasi sulit dan membingungkan, bagaimana reaksi kita? Apakah kita hanya mengertakkan gigi dan berusaha melewati hal-hal itu ataukah kita menghabiskan waktu berharap segalanya berbeda?

Dalam Filipi 4:11-12, Rasul Paulus membuat pernyataan luar biasa:

“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam setiap keadaan dan dalam segala hal tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam keadaan kenyang, maupun dalam keadaan lapar, baik dalam keadaan berkelimpahan maupun dalam keadaan berkekurangan.”

Paulus mengatakan bahwa dia telah belajar untuk merasa puas tidak hanya ketika segalanya berjalan dengan baik dan semua kebutuhannya terpenuhi, tetapi juga ketika dia lapar dan kekurangan bahkan terhadap kebutuhan dasar. Bagaimana dia bisa merasa puas dalam segala keadaan, entahkah baik atau buruk? Dengan bantuan catatan dari Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan, mari kita lihat lebih dekat kedua ayat ini untuk mencari tahu apa yang dikatakan Alkitab tentang bagaimana kita dapat merasa puas.

Kondisi Paulus saat menulis Kitab Filipi
Mudah melihat bagaimana Paulus bisa merasa puas ketika berlimpah—yakni, ketika dia memiliki segala yang dia butuhkan. Tetapi ketika Paulus menulis surat ini kepada orang-orang Filipi, dia jauh dari berada di lingkungan yang menyenangkan dan bebas dari masalah. Dia adalah seorang tahanan di Roma, merana dan dalam kekurangan.

Mari kita ingat siapa Paulus dan bagaimana dia menjadi seorang tahanan.

Lahir dari orang tua Ibrani dan terdidik di bawah Gamaliel, seorang guru terhormat dalam Yudaisme, Saulus dari Tarsus sangat bersemangat terhadap hukum Perjanjian Lama. Dia bahkan mengejar dan menganiaya orang-orang yang percaya kepada Yesus. Tetapi Allah telah memilihnya.

Ketika dia masih muda, Yesus yang telah bangkit muncul langsung kepadanya, dan hidup Saulus berubah selamanya. Dia bertobat, meninggalkan seluruh kehidupan masa lalunya, dan percaya kepada Kristus. Dia dilahirkan kembali, dan Kristus datang untuk tinggal di dalamnya. Akhirnya, dia mengubah namanya dari Saulus menjadi Paulus.

Allah kemudian mengutus Paulus untuk memberitakan Injil Yesus Kristus di seluruh Kekaisaran Romawi. Meskipun banyak orang dibaptis dan diselamatkan melalui khotbahnya, orang lain menentang dan menganiayanya. Akhirnya, dia ditangkap karena imannya dan dibawa ke Roma sebagai tahanan. Kita hanya bisa membayangkan seberapa besar penderitaan Paulus dalam situasi seperti itu.

Namun, justru sebagai tahanan di Roma, Paulus menulis kepada orang-orang Filipi bahwa dia telah mempelajari rahasia untuk merasa puas dalam segala keadaan. Apa rahasia yang dia pelajari?

Jika kita mempertimbangkan seluruh Kitab Filipi, satu hal terlihat: pengalaman dan kenikmatan akan Kristus. Inilah rahasia Paulus bisa merasa puas.

Sekarang mari kita lihat beberapa ayat di Kitab Filipi yang membuka rahasia ini untuk kita.

Hidup adalah Kristus
Dalam Filipi 1:21 Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus.” Catatan 1 pada “hidup” dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan menjelaskan:

“Hidup Paulus adalah hidup yang memperhidupkan Kristus. Baginya hidup adalah Kristus, bukan hukum Taurat atau sunat. Ia tidak akan memperhidupkan hukum Taurat, melainkan Kristus, bukan didapati berada dalam hukum Taurat melainkan dalam Kristus (3:9). Kristus bukan hanya hayatnya, tetapi juga kehidupannya. Dia memperhidupkan Kristus karena Kristus hidup di dalam dirinya (Gal. 2:20). Dia bersatu dengan Kristus dalam hayat dan kehidupan. Dia dan Kristus memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Mereka hidup bersama bagai satu persona. Kristus hidup dalam Paulus sebagai hayatnya dan Paulus memperhidupkan Kristus di luar sebagai kehidupan Kristus. Pengalaman yang normal atas Kristus, dan memperhidupkan Dia berarti selalu memperbesar Dia dalam situasi apa pun.”

Bahkan ketika dipenjarakan di Roma, Paulus mengalami Kristus sebagai hidupnya, dan dia hidup dalam Kristus dan memuliakan-Nya kepada orang-orang di sekitarnya. Terlepas dari keadaannya, Paulus mengalami Kristus yang berdiam dalamnya memenuhi setiap kebutuhannya.

Menganggap segala sesuatu rugi demi memperoleh Kristus
Kemudian dalam Filipi 3:8, Paulus bersaksi:

“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus .”

Paulus terpesona oleh keunggulan pengenalan Kristus Yesus. Inilah sebabnya dia menganggap segala sesuatu dari masa lalunya—hal-hal agama, budaya, dan filosofi—sebagai sampah yang tidak berharga. Bagi Paulus, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan pengalaman dan kenikmatan akan Kristus yang indah yang dia kenal dan cintai.

Paulus fokus untuk mengenal dan mengalami Kristus, yang merupakan hidupnya. Tujuan hidupnya adalah memperoleh Kristus dalam segala situasi.

Dapat melakukan segala sesuatu dalam Kristus
Kemudian dalam Filipi 4:13, Paulus berkata:

“Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Kesaksian Paulus adalah dia dapat melakukan segala sesuatu dengan berada dalam Kristus, tidak peduli dalam situasi apa pun dia berada. Dia tidak mencoba mengumpulkan keberanian atau menjaga sikap positif untuk mengatasi kesulitannya terpisah dari Tuhan. Sebaliknya, tetap berada dalam Kristus, bahkan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun.

Catatan 1 pada “di dalam Dia” dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan menjelaskan:

“Paulus adalah orang yang berada di dalam Kristus (2 Kor. 12:2), dan dia ingin didapati orang lain berada di dalam Kristus. Kini dia menyatakan bahwa dia mampu melakukan segala hal di dalam Dia, Kristus yang menguatkan dia. Ini adalah perkataan yang almuhit dan menyimpulkan mengenai pengalamannya akan Kristus. Ini adalah kebalikan dari perkataan Tuhan dalam Yohanes 15:5 mengenai hubungan organik kita dengan Dia, ‘Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.’”

Paulus mengalami Kristus sebagai rahasia untuk merasa puas dalam setiap situasi dengan berada dalam Kristus. Dan dengan berada dalam Kristus, Paulus dikuatkan oleh Kristus.

Hidup dalam Kristus, memperoleh Kristus, dan berada dalam Kristus semuanya merupakan bagian dari rahasia yang dipelajari oleh Paulus untuk merasa puas, terlepas dari situasinya. Seperti yang dicatat, kesaksian Paulus bahwa dia dapat melakukan segala sesuatu dalam Kristus yang memberi kekuatan kepadanya adalah kata penutup dan rangkuman atas seluruh pengalamannya dengan Kristus.

Apa artinya diberi kekuatan?
Catatan 2 pada “memberi kekuatan” dalam Filipi 4:13 menjelaskan:

“Istilah Yunani yang berarti menjadikan dinamis dari dalam. Kristus tinggal di dalam kita (Kol. 1:27). Dia menguatkan kita, membuat kita dinamis dari dalam, bukan dari luar. Dengan penguatan dari dalam semacam itu, Paulus mampu melakukan segala hal dalam Kristus.”

Pemberian kekuatan kepada Paulus tidak berasal dari perubahan positif dalam lingkungannya. Dengan berada dalam Kristus, dia dikuatkan dari dalam dan dibuat dinamis secara internal. Inilah sebabnya dia dapat melakukan segala sesuatu, termasuk merasa puas, tidak peduli apa yang terjadi di sekitarnya.

Kita dapat mengalami apa yang dialami Paulus
Jadi bagaimana kita, seperti Paulus, dapat mengalami Kristus sebagai rahasia untuk merasa puas dalam semua keadaan kita?

Pertama, kita harus menyadari di mana Kristus berada hari ini. Bagi kita yang percaya, Dia tidak jauh. Ketika kita percaya kepada Kristus, Dia, sebagai Roh pemberi hayat, datang untuk tinggal di roh kita. Jadi untuk berada di dalam-Nya, kita hanya perlu berada di dalam roh kita, tempat Dia berada

Tetapi sepanjang hari, kita sering dijauhkan dari Tuhan di dalam roh kita kepada pikiran cemas atau perasaan depresi. Bahkan mungkin kita menemukan diri kita mengeluh tentang keadaan kita. Tentu saja kita tidak merasa puas ketika kita tidak berada di dalam-Nya.

Ketika kita menyadari ini, kita hanya perlu kembali ke roh kita di mana Tuhan berada. Kita dapat melakukannya dengan memanggil nama Tuhan, berdoa, menyanyi, atau berdoa dengan Firman Allah. Kita akan dibawa kembali kepada Kristus di dalam roh kita dan diberi kekuatan oleh-Nya.

Semakin kita tetap berada di dalam roh kita, kita makin menikmati Kristus. Secara lahiriah, situasi kita mungkin tidak berubah, dan masalahnya mungkin tidak pergi. Tetapi kita berubah. Alih-alih mengeluh atau khawatir, kita merasa puas dan bahkan gembira melalui penguatan oleh Kristus. Saat kita mengalami dikuatkan oleh Kristus, kita dapat melakukan yang tampaknya mustahil—merasa puas di tengah-tengah keadaan kita.

Subyek Kitab Filipi adalah pengalaman akan Kristus, dan Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan penuh dengan komentar yang penuh wawasan yang membawa kita ke dalam pengalaman ini. Jika Anda tinggal di Indonesia, kami mendorong Anda untuk memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini. Anda dapat membaca ayat-ayat yang disebutkan dalam postingan ini dan semua catatannya untuk memahami lebih banyak tentang bagaimana kita dapat merasa puas dalam lingkungan apa pun.