Kehidupan Kristen | 24 November 2023
Apakah Arti Miskin Di Dalam Roh?
Sebagai orang beriman di dalam Kristus, tentu kita damba berada di bawah berkat-Nya. Di dalam Matius 5, Yesus berkata “Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh”. Pernahkah Anda membayangkan maknanya dan bagaimana mengalaminya?
Di dalam postingan ini, kita akan melihat lebih dalam frasa ini di dalam Alkitab. Dengan bantuan catatan dari Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi pemulihan, kita akan menggali makna menjadi miskin di dalam roh dan bagaimana kita dapat mengalaminya hari ini.
Yesus datang ke bumi bukan untuk mendirikan kerajaan bumiah, material, atau politik, melainkan untuk mendatangkan suatu kerajaan rohani, kerajaan surgawi.
Di dalam Matius pasal 5 sampai 7, Tuhan Yesus memberikan pembicaraan yang panjang kepada murid-murid-Nya, yang sering disebut sebagai khotbah di atas gunung. Namun ketika Anda membaca pasal-pasal ini, Anda akan dengan mudah menyadari bahwa yang Yesus sampaikan sangatlah luar biasa, lebih dari sekadar khotbah dan berkaitan erat dengan kerajaan-Nya.
Tuhan memulai pembicaraan-Nya dengan sembilan berkat yang dikenal sebagai Ucapan Bahagia. Dan, berkat yang paling pertama ada di dalam ayat 3:
Untuk memahami makna miskin di dalam roh, kita perlu melihat frasa-frasa ini secara terpisah: berbahagialah, miskin, dan roh.
Ketika kita miskin di dalam roh, kita akan diberkati dan berbahagia—bukan karena hal-hal luaran apa pun maupun keuntungan materi, melainkan bila kita lihat dari catatan kaki ini adalah karena berkaitan dengan Kerajaan Surga. Keuntungan yang kita nikmati adalah sesuatu yang rohani.
Catatan kaki 2 dari kata miskin di dalam versi pemulihan, mengatakan:
Zaman yang lama yang dimaksud dalam ayat ini mengacu kepada zaman atau masa Perjanjian Lama. Oleh karena pengikut Tuhan mula-mula adalah orang Yahudi, perkataan-Nya mengenai menjadi miskin di dalam roh sangatlah penting. Jika mereka terus berpegang kepada hal-hal dari Perjanjian Lama, mereka tidak akan dapat menerima segala hal-hal baru dari Perjanjian Baru. Murid-murid Tuhan perlu menjadi miskin di dalam roh.
Hari ini, kita sebagai orang beriman juga perlu menjadi miskin di dalam roh, yang artinya kita perlu rendah hati, dikosongkan, dan dibongkar di dalam roh kita, sehingga kita dapat menerima hal-hal baru dari Tuhan.
Catatan 3 dari roh ini menjelaskan bahwa:
Agar kita dapat memperoleh berkat memahami dan mendapatkan Kerajaan Surga, yang bersifat rohani ini, kita perlu dikosongkan di dalam roh kita.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah para ahli di dalam Taurat Tuhan dan hal-hal yang berkaitan dengan Perjanjian Lama, namun mereka menolak Yesus Kristus, Juru Selamat. Mereka menolak Dia, Persona yang mereka pelajari di dalam Perjanjian Lama, yang kini ada bersama-sama dengan mereka. Bagaimana mungkin?
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sombong, penuh, dan diduduki oleh hal-hal Perjanjian Lama. Mereka tidaklah miskin di dalam roh, sehingga mereka tidak dapat menerima hal-hal baru, seperti Raja baru, Juru Selamat, dan kerajaan-Nya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak dapat melihat jalan Allah yang telah berubah dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, yang terpusat pada persona Yesus yang ajaib. Malahan, mereka membenci Yesus dan sampai akhirnya menyalibkan Dia.
Kita dapat belajar banyak dari contoh negatif ini. Kita memang perlu memahami isi Alkitab, namun tidak seharusnya menjadi sombong atau merasa penuh akan pengetahuan, sehingga tidak dapat menerima sesuatu yang baru dari Tuhan.
Catatan kaki 2 dari kata melupakan di dalam ayat 13 menjelaskan:
Paulus tidak mau tertahan maupun terhalangi dari mengalami dan menikmati Kristus lebih banyak lagi. Dia damba mengalami Kristus sampai tingkat yang paling penuh karena ia telah menerima wahyu dari Tuhan akan betapa kayanya Kristus. Di dalam Efesus 3:8 Paulus berkata:
Paulus melihat bahwa Kristus yang dikasihinya itu memiliki kekayaan yang tidak terduga berkenaan dengan apa adanya Dia dan apa yang Dia rampungkan. Dia kaya akan kasih, kekudusan, keadilbenaran, kebaikan, kesabaran, ketabahan, kesetiaan, dan masih banyak lagi. Dia kaya di dalam segala hal yang Dia rampungkan dan peroleh di dalam kelahiran-Nya, kehidupan insani-Nya yang sempurna, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Maka meskipun Paulus menikmati Kristus dengan limpahnya saat menulis Kitab Filipi, ia masih belum terpuaskan. Ia sadar masih sangat banyak Kristus yang dapat dialami. Dia memperhidupkan kehidupan kristianinya dengan terus-menerus melupakan apa yang di belakangnya dan mengarahkan diri kepada pengalaman akan Kristus yang baru.
Namun jika kita bangga dan berpikir, “Oh, saya sudah tahu ayat ini”, kita tidak akan mendapatkan apa yang Tuhan Yesus ingin katakan kepada kita saat itu.
Daripada memiliki sikap yang sombong, kita dapat melatih roh kita dengan berdoa “Tuhan Yesus, jangan biarkan saya merasa sudah paham akan ayat ini. Tuhan, bersihkan dan kosongkan saya. Buatlah saya miskin di dalam roh. Saya tidak mau kehilangan pembicaraan Tuhan yang baru kepada saya”.
Yesus tidak mengatakan “karena mereka akan memiliki kerajaan Surga”. Namun, Dia mengatakan “Karena mereka yang punya Kerajaan Surga”. Ini berarti kita tidak perlu menanti kelak menikmati kerajaan Surga, namun kita dapat menikmatinya hari ini.
Asalkan kita datang kepada Tuhan Yesus dan perkataan-Nya dengan dikosongkan dan dibongkar dari segala hal yang kita pikir kita tahu, kita akan memahami dan mendapatkan Kerajaan Surga setiap hari. Karena kerajaan Surga bukanlah sesuatu yang material atau bumiah namun rohani, maka tidaklah heran kita harus miskin di dalam roh untuk memperolehnya dan menikmatinya.
Kerajaan Surga adalah suatu hal yang besar dan dalam di dalam Perjanjian Baru, khususnya di dalam Injil Matius, dan maknanya tidak dapat dirangkum hanya di dalam satu unggahan. Untuk lebih memahami Kerajaan Surga, kami mendorong Anda untuk membaca catatan kaki 4 dari Matius 5:3 di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Catatan ini menjelaskan makna Kerajaan Surga dan juga ayat-ayat pendukung lainnya atas topik yang sama. Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini.
Di dalam postingan ini, kita akan melihat lebih dalam frasa ini di dalam Alkitab. Dengan bantuan catatan dari Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi pemulihan, kita akan menggali makna menjadi miskin di dalam roh dan bagaimana kita dapat mengalaminya hari ini.
Latar belakang berkat ini
Di dalam Perjanjian Baru, setiap kitab dari keempat kitab injil – Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes – menampilkan kehidupan Yesus dan pekerjaan-Nya di bumi dari sudut pandang yang berbeda. Injil Matius adalah injil kerajaan dan mewahyukan Yesus Kristus Juru Selamat adalah Raja.
Yesus datang ke bumi bukan untuk mendirikan kerajaan bumiah, material, atau politik, melainkan untuk mendatangkan suatu kerajaan rohani, kerajaan surgawi.
Di dalam Matius pasal 5 sampai 7, Tuhan Yesus memberikan pembicaraan yang panjang kepada murid-murid-Nya, yang sering disebut sebagai khotbah di atas gunung. Namun ketika Anda membaca pasal-pasal ini, Anda akan dengan mudah menyadari bahwa yang Yesus sampaikan sangatlah luar biasa, lebih dari sekadar khotbah dan berkaitan erat dengan kerajaan-Nya.
Tuhan memulai pembicaraan-Nya dengan sembilan berkat yang dikenal sebagai Ucapan Bahagia. Dan, berkat yang paling pertama ada di dalam ayat 3:
“Berbahagialah orang yang miskin (di dalam roh) di hadapan Allah, karena merekalah yang punya kerajaan Surga”.
Untuk memahami makna miskin di dalam roh, kita perlu melihat frasa-frasa ini secara terpisah: berbahagialah, miskin, dan roh.
Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh
Mari kita membaca bagian pertama dari catatan kaki 1 dari kata berbahagialah di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi pemulihan. Catatan ini memberikan definisi berbahagia dan sekilas pandangan mengenai Matius 5-7:
“Kata Yunaninya menyiratkan bahagia. Yang dapat juga diterjemahkan diberkati dan berbahagialah. Begitu pula dengan ayat-ayat berikutnya. Perkataan yang diucapkan oleh Raja baru sebagai konstitusi Kerajaan Surga, merupakan wahyu tentang kehidupan rohani dan prinsip-prinsip surgawi dari Kerajaan Surga, yang terdiri dari tujuh bagian. Bagian pertama, ayat 3-12, menggambarkan sifat dasar umat Kerajaan Surga yang berada di bawah sembilan berkat”.
Ketika kita miskin di dalam roh, kita akan diberkati dan berbahagia—bukan karena hal-hal luaran apa pun maupun keuntungan materi, melainkan bila kita lihat dari catatan kaki ini adalah karena berkaitan dengan Kerajaan Surga. Keuntungan yang kita nikmati adalah sesuatu yang rohani.
Miskin di dalam roh
Sekarang mari kita lihat kata miskin. Kata Yunani dari berbahagialah menyiratkan bahagia, namun menjadi miskin di dalam roh tidaklah berarti secara rohani kita kekeringan atau bahkan di hadapan Tuhan kita tidak memiliki bobot rohani. Lantas, bagaimana kita dapat berbahagia dalam kondisi sedemikian? Sesungguhnya, menjadi miskindi dalam roh adalah sesuatu yang positif dan menguntungkan bagi penghidupan kristiani kita.
Catatan kaki 2 dari kata miskin di dalam versi pemulihan, mengatakan:
“Miskin di dalam roh bukan hanya rendah hati melainkan juga dikosongkan di dalam roh, dalam kedalaman diri kita, tidak berpegang pada hal-hal lama dari zaman yang lama, tetapi dibongkar untuk menerima hal-hal baru, hal-hal Kerajaan Surga”.
Zaman yang lama yang dimaksud dalam ayat ini mengacu kepada zaman atau masa Perjanjian Lama. Oleh karena pengikut Tuhan mula-mula adalah orang Yahudi, perkataan-Nya mengenai menjadi miskin di dalam roh sangatlah penting. Jika mereka terus berpegang kepada hal-hal dari Perjanjian Lama, mereka tidak akan dapat menerima segala hal-hal baru dari Perjanjian Baru. Murid-murid Tuhan perlu menjadi miskin di dalam roh.
Hari ini, kita sebagai orang beriman juga perlu menjadi miskin di dalam roh, yang artinya kita perlu rendah hati, dikosongkan, dan dibongkar di dalam roh kita, sehingga kita dapat menerima hal-hal baru dari Tuhan.
Di dalam Roh
Sekarang kita perlu perlu memahami roh yang dimaksud di dalam Matius 5:3. Roh di dalam ayat ini adalah roh insani kita. Inilah bagian terdalam dari diri kita yang diciptakan oleh Allah untuk mengontaki Allah dan menerima Allah, yang adalah Roh. Roh insani kita memiliki kapasitas, kemampuan, untuk memahami hal-hal rohani.
Catatan 3 dari roh ini menjelaskan bahwa:
“Roh di sini tidak mengacu kepada Roh Allah, melainkan roh insani kita. Bagian terdalam dari diri kita, organ yang dengannya kita mengontak Allah dan memahami hal-hal rohani. Kita perlu menjadi miskin, dikosongkan, dibongkar dalam bagian diri kita ini, agar kita bisa memahami dan mendapatkan Kerajaan Surga. Ini menyiratkan bahwa Kerajaan Surga bersifat rohani, bukan bersifat material”.
Agar kita dapat memperoleh berkat memahami dan mendapatkan Kerajaan Surga, yang bersifat rohani ini, kita perlu dikosongkan di dalam roh kita.
Contoh Negatif
Ini mungkin dapat membantu kita terkesan akan makna dan pentingnya kita menjadi miskin di dalam roh melalui melihat contoh negatif dari para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di dalam kitab Injil.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah para ahli di dalam Taurat Tuhan dan hal-hal yang berkaitan dengan Perjanjian Lama, namun mereka menolak Yesus Kristus, Juru Selamat. Mereka menolak Dia, Persona yang mereka pelajari di dalam Perjanjian Lama, yang kini ada bersama-sama dengan mereka. Bagaimana mungkin?
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sombong, penuh, dan diduduki oleh hal-hal Perjanjian Lama. Mereka tidaklah miskin di dalam roh, sehingga mereka tidak dapat menerima hal-hal baru, seperti Raja baru, Juru Selamat, dan kerajaan-Nya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak dapat melihat jalan Allah yang telah berubah dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, yang terpusat pada persona Yesus yang ajaib. Malahan, mereka membenci Yesus dan sampai akhirnya menyalibkan Dia.
Kita dapat belajar banyak dari contoh negatif ini. Kita memang perlu memahami isi Alkitab, namun tidak seharusnya menjadi sombong atau merasa penuh akan pengetahuan, sehingga tidak dapat menerima sesuatu yang baru dari Tuhan.
Contoh positif
Berkebalikan dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Rasul Paulus adalah contoh positif dari seseorang yang miskin di dalam roh. Di dalam Filipi 3:13-14 Paulus bersaksi:
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.
Catatan kaki 2 dari kata melupakan di dalam ayat 13 menjelaskan:
“Untuk mendapatkan Kristus sampai tingkat yang paling penuh, Paulus bukan hanya meninggalkan pengalaman-pengalamannya dalam agama Yahudi, tetapi juga tidak mau tinggal dalam pengalamannya yang lampau akan Kristus. Ia telah melupakan hal-hal yang lalu. Bagaimanapun sejatinya pengalaman-pengalaman kita yang lampau, bila kita tidak melupakannya tetapi tinggal di dalamnya, hal itu akan menghalangi penuntutan kita selanjutnya terhadap Kristus”.
Paulus tidak mau tertahan maupun terhalangi dari mengalami dan menikmati Kristus lebih banyak lagi. Dia damba mengalami Kristus sampai tingkat yang paling penuh karena ia telah menerima wahyu dari Tuhan akan betapa kayanya Kristus. Di dalam Efesus 3:8 Paulus berkata:
“Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah diberikan anugerah ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus yang tidak terduga itu”.
Paulus melihat bahwa Kristus yang dikasihinya itu memiliki kekayaan yang tidak terduga berkenaan dengan apa adanya Dia dan apa yang Dia rampungkan. Dia kaya akan kasih, kekudusan, keadilbenaran, kebaikan, kesabaran, ketabahan, kesetiaan, dan masih banyak lagi. Dia kaya di dalam segala hal yang Dia rampungkan dan peroleh di dalam kelahiran-Nya, kehidupan insani-Nya yang sempurna, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Maka meskipun Paulus menikmati Kristus dengan limpahnya saat menulis Kitab Filipi, ia masih belum terpuaskan. Ia sadar masih sangat banyak Kristus yang dapat dialami. Dia memperhidupkan kehidupan kristianinya dengan terus-menerus melupakan apa yang di belakangnya dan mengarahkan diri kepada pengalaman akan Kristus yang baru.
Apa maknanya bagi kita hari ini
Setiap hari yang diberikan Tuhan bagi kita merupakan suatu kesempatan penuh untuk mengalami dan menikmati Kristus. Daripada mencoba memegang pengalaman yang lampau atau bahkan merasa puas atasnya, kita perlu datang kepada Tuhan Yesus dengan roh yang dikosongkan. Maka saat kita meluangkan waktu bersama-Nya di dalam doa dan di dalam firman, kita akan menikmati Dia dengan segar dan mendapatkan sesuatu yang baru dari Dia.
Namun jika kita bangga dan berpikir, “Oh, saya sudah tahu ayat ini”, kita tidak akan mendapatkan apa yang Tuhan Yesus ingin katakan kepada kita saat itu.
Daripada memiliki sikap yang sombong, kita dapat melatih roh kita dengan berdoa “Tuhan Yesus, jangan biarkan saya merasa sudah paham akan ayat ini. Tuhan, bersihkan dan kosongkan saya. Buatlah saya miskin di dalam roh. Saya tidak mau kehilangan pembicaraan Tuhan yang baru kepada saya”.
Karena mereka yang punya Kerajaan Surga
Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka yang miskin di dalam roh akan diberkati—yakni bahagia—karena mereka yang punya Kerajaan Surga
Yesus tidak mengatakan “karena mereka akan memiliki kerajaan Surga”. Namun, Dia mengatakan “Karena mereka yang punya Kerajaan Surga”. Ini berarti kita tidak perlu menanti kelak menikmati kerajaan Surga, namun kita dapat menikmatinya hari ini.
Asalkan kita datang kepada Tuhan Yesus dan perkataan-Nya dengan dikosongkan dan dibongkar dari segala hal yang kita pikir kita tahu, kita akan memahami dan mendapatkan Kerajaan Surga setiap hari. Karena kerajaan Surga bukanlah sesuatu yang material atau bumiah namun rohani, maka tidaklah heran kita harus miskin di dalam roh untuk memperolehnya dan menikmatinya.
Kerajaan Surga adalah suatu hal yang besar dan dalam di dalam Perjanjian Baru, khususnya di dalam Injil Matius, dan maknanya tidak dapat dirangkum hanya di dalam satu unggahan. Untuk lebih memahami Kerajaan Surga, kami mendorong Anda untuk membaca catatan kaki 4 dari Matius 5:3 di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Catatan ini menjelaskan makna Kerajaan Surga dan juga ayat-ayat pendukung lainnya atas topik yang sama. Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini.
Post Views: 184