Kehidupan Kristen | 5 Januari 2024
Cara untuk Dibebaskan dari Kekhawatiran Menurut Filipi 4:6

Dalam Filipi 4:6, Paulus mendorong kaum beriman untuk melakukan sesuatu yang tampaknya tidak mungkin:
Dunia saat ini penuh dengan peristiwa bencana berskala besar—perang, pandemi, ketidakpastian ekonomi, kekerasan tanpa makna, dan ketidakstabilan sosial. Hal-hal yang tidak pernah kita kira akan terjadi tiba-tiba menghampiri kita, mempengaruhi kita semua. Dan tidak ada jalan keluar—kabar terkini terus-menerus disampaikan kepada kita melalui liputan berita 24 jam. Bagaimana kita bisa tidak khawatir? Apakah perkataan Paulus dalam Filipi 4:6 tidak masuk akal bagi kita saat ini?
Mari kita perhatikan Filipi 4:6-7 dengan catatan dari Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan untuk melihat bagaimana kita dapat diselamatkan dari kekhawatiran.
Bagi kita, tidak mungkin kita tidak khawatir. Malah, semakin kita mencoba untuk bebas dari kecemasan, kita semakin cemas, dan ayat ini makin tidak mungkin bagi kita.
Tetapi satu prinsip penting dalam mempelajari Alkitab adalah jangan pernah mengambil satu ayat dan menafsirkannya sendiri. Konteks dalam Alkitab penting. Kita perlu melihat apa yang datang sebelum dan sesudah apa yang dikatakan tentang jangan khawatir.
Apa yang mendahului “janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga” dalam Filipi 4:6 di ayat 5 adalah salah satu jaminan paling meyakinkan dalam seluruh Alkitab:
Meskipun fakta ini tentu berlaku untuk kedatangan kembali Tuhan, ini juga berlaku untuk kehadiran-Nya bersama kita hari ini. Tuhan dekat dengan kita saat ini. Bahkan, Dia begitu dekat dengan kita karena Dia ada di dalam kita, tinggal di dalam roh kita. Ini berarti kita dapat dengan mudah mengontak-Nya kapan saja, dalam setiap keadaan.
Sekarang mari kita lihat apa yang mengikuti perkataan tentang khawatir dalam sisa Filipi 4:6:
Dalam segala hal—dalam setiap perkara, setiap keadaan, tidak peduli seberapa mendesaknya situasinya—kita dapat berdoa dan memohon dengan ucapan syukur kepada Tuhan yang begitu dekat dengan kita, dan menyampaikan permintaan kita kepada-Nya.
Catatan 3 dan 4 dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan membantu kita melihat bagaimana menerapkan ayat ini. Catatan 3 tentang doa berkata:
Dan catatan 4 tentang dengan ucapan syukur berkata:
Tuhan dekat dengan kita dan siap menolong. Jadi dengan doa kita dapat bersekutu dengan-Nya dan secara sederhana memberitahukan apa yang sedang kita alami kepada-Nya. Kita juga bisa memohon kepada-Nya dan membuat permintaan khusus untuk keperluan tertentu. Tetapi baik doa maupun permohonan kita harus disertai dengan ucapan syukur. Apa pun yang kita alami, kita dapat berterima kasih kepada-Nya karena selalu bersama kita dan mendengarkan doa kita.
Watchman Nee, seorang pengajar Alkitab dan penulis buku rohani, pernah menggunakan ilustrasi tiga pekerja konstruksi yang melemparkan ubin ke atas tangga. Orang pertama melemparkan ubin dari tanah kepada pekerja yang berada di tangga, yang kemudian melemparkan ubin itu ke pekerja yang ada di atas, pada tingkat tertinggi. Semuanya berjalan lancar selama ubin terus bergerak. Tetapi jika orang kedua berhenti melemparkan
Kita sering kali seperti orang kedua itu. Sepanjang hari, kekhawatiran, masalah, dan beban datang kepada kita. Alih-alih memegangnya dan terbebani oleh berat kecemasan, kita seharusnya melewatkan ke “tingkat yang lebih tinggi.”
Bagaimana kita bisa melakukannya? Bagian tengah dari ayat 6 memberi tahu kita caranya:
Catatan 2 pada kata “kepada Allah” dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan sangat membuka pikiran kita:
Ini berarti kita dapat datang kepada Allah dan dalam persekutuan dengan-Nya kita dapat menyampaikan permintaan kita kepada-Nya. Kita tidak perlu hancur oleh beratnya beban kita. Kita dapat melepaskannya dengan berpaling berdoa kepada Tuhan kapan saja. Kita bisa memberi tahu Dia tentang kekhawatiran kita, dan Dia akan menerima beban kita. Betapa persediaan yang luar biasa!
Hal yang Sdr. Lee sampaikan di sini adalah bahwa penerapan nyata dalam pengalaman kita terhadap Roma 6 ditemukan dalam Roma 8, sebuah pasal yang penuh dengan pengalaman dan kenikmatan akan Roh yang berdiam di dalam diri kita.
Catatan 1 tentang damai dalam ayat ini membantu kita melihat bagaimana kita dapat mengalami damai yang melampaui segala akal:
Sebuah penyeimbang adalah faktor, kekuatan, atau pengaruh yang seimbang atau menetralkan yang lain. Dan penawar adalah obat yang menetralkan racun tertentu. Kesusahan dan kekhawatiran kita tentu berpengaruh pada kita, dan kekhawatiran kita seperti racun berbahaya bagi kita. Tetapi damai Allah, Allah sendiri sebagai damai kita, adalah penyeimbang terhadap semua kesulitan kita dan penawar kecemasan kita.
Tetapi kita hanya dapat mengalami damai Allah sebagai penyeimbang dan penawar jika kita bersekutu dengan Allah dalam doa. Dalam persekutuan ini dengan Allah, sesuatu yang luar biasa terjadi. Bukan hanya kita memberi tahu Tuhan masalah kita dan melepaskan kekhawatiran kita. Saat kita berdoa kepada-Nya, Dia menginfuskan diri-Nya ke dalam kita sebagai damai sejahtera . Ini adalah janji yang luar biasa yang diberikan kepada kita, dan inilah cara kita bisa terlepas dari kekhawatiran.
Catatan 2 menjelaskan apa arti memelihara:
Saat kita membawa kekhawatiran dan beban kita kepada Allah dalam doa, kita menikmati persekutuan dengan-Nya. Hasil dari berkomunikasi dengan-Nya adalah damai sejahtera Allah diinfuskan ke dalam kita, menenangkan semua kecemasan kita. Damai-Nya bahkan berpatroli di depan kita, berdiri seperti penjaga atas hati dan pikiran kita.
Meskipun keadaan yang menekan yang memicu kecemasan mungkin tidak membaik, kita dihibur dan diyakinkan bahwa Tuhan dekat, hidup di dalam kita. Kita dapat menyampaikan permintaan kita kepada Allah kapan saja melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Saat kita melakukannya, damai sejahtera Allah diinfuskan ke dalam kita. Bahkan di tengah cobaan dan kesusahan, damai-Nya akan menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus dan menyelamatkan kita dari kecemasan.
Jika Anda tinggal di Indonesia, kami menyarankan Anda untuk memesan salinan gratis dari Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan dan membaca semua catatan kaki dalam bagian yang luar biasa ini di Filipi 4.
“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga,”
Dunia saat ini penuh dengan peristiwa bencana berskala besar—perang, pandemi, ketidakpastian ekonomi, kekerasan tanpa makna, dan ketidakstabilan sosial. Hal-hal yang tidak pernah kita kira akan terjadi tiba-tiba menghampiri kita, mempengaruhi kita semua. Dan tidak ada jalan keluar—kabar terkini terus-menerus disampaikan kepada kita melalui liputan berita 24 jam. Bagaimana kita bisa tidak khawatir? Apakah perkataan Paulus dalam Filipi 4:6 tidak masuk akal bagi kita saat ini?
Mari kita perhatikan Filipi 4:6-7 dengan catatan dari Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan untuk melihat bagaimana kita dapat diselamatkan dari kekhawatiran.
Firman Allah tidak pernah berubah
Firman Allah tidak berubah, tidak peduli apa pun keadaannya. Jadi kita sebagai kaum beriman harus menganggap serius setiap hal dalam Alkitab, termasuk ayat ini, tentang tidak khawatir. Tetapi bagaimana Paulus berani mengatakan “janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga”?
Bagi kita, tidak mungkin kita tidak khawatir. Malah, semakin kita mencoba untuk bebas dari kecemasan, kita semakin cemas, dan ayat ini makin tidak mungkin bagi kita.
Tetapi satu prinsip penting dalam mempelajari Alkitab adalah jangan pernah mengambil satu ayat dan menafsirkannya sendiri. Konteks dalam Alkitab penting. Kita perlu melihat apa yang datang sebelum dan sesudah apa yang dikatakan tentang jangan khawatir.
Apa yang mendahului “janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga” dalam Filipi 4:6 di ayat 5 adalah salah satu jaminan paling meyakinkan dalam seluruh Alkitab:
“Tuhan sudah dekat!”
Meskipun fakta ini tentu berlaku untuk kedatangan kembali Tuhan, ini juga berlaku untuk kehadiran-Nya bersama kita hari ini. Tuhan dekat dengan kita saat ini. Bahkan, Dia begitu dekat dengan kita karena Dia ada di dalam kita, tinggal di dalam roh kita. Ini berarti kita dapat dengan mudah mengontak-Nya kapan saja, dalam setiap keadaan.
Doa dan permohonan dengan ucapan Syukur
Jadi sebelum dorongan agar tidak khawatir, kita memiliki jaminan bahwa Tuhan dekat dan siap menolong kita.
Sekarang mari kita lihat apa yang mengikuti perkataan tentang khawatir dalam sisa Filipi 4:6:
“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur .”
Dalam segala hal—dalam setiap perkara, setiap keadaan, tidak peduli seberapa mendesaknya situasinya—kita dapat berdoa dan memohon dengan ucapan syukur kepada Tuhan yang begitu dekat dengan kita, dan menyampaikan permintaan kita kepada-Nya.
Catatan 3 dan 4 dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan membantu kita melihat bagaimana menerapkan ayat ini. Catatan 3 tentang doa berkata:
“Doa bersifat umum, beresensikan penyembahan dan persekutuan; permohonan bersifat khusus, ditujukan kepada keperluan tertentu.”
Dan catatan 4 tentang dengan ucapan syukur berkata:
“Bukan dan melainkan dengan. Doa dan permohonan kita seharusnya disertai dengan ucapan syukur kita kepada Tuhan.”
Tuhan dekat dengan kita dan siap menolong. Jadi dengan doa kita dapat bersekutu dengan-Nya dan secara sederhana memberitahukan apa yang sedang kita alami kepada-Nya. Kita juga bisa memohon kepada-Nya dan membuat permintaan khusus untuk keperluan tertentu. Tetapi baik doa maupun permohonan kita harus disertai dengan ucapan syukur. Apa pun yang kita alami, kita dapat berterima kasih kepada-Nya karena selalu bersama kita dan mendengarkan doa kita.
Menyampaikan beban kita kepada Tuhan
Karena Tuhan hidup di dalam kita, kita tidak perlu memikul beban kita sendiri.
Watchman Nee, seorang pengajar Alkitab dan penulis buku rohani, pernah menggunakan ilustrasi tiga pekerja konstruksi yang melemparkan ubin ke atas tangga. Orang pertama melemparkan ubin dari tanah kepada pekerja yang berada di tangga, yang kemudian melemparkan ubin itu ke pekerja yang ada di atas, pada tingkat tertinggi. Semuanya berjalan lancar selama ubin terus bergerak. Tetapi jika orang kedua berhenti melemparkan
Kita sering kali seperti orang kedua itu. Sepanjang hari, kekhawatiran, masalah, dan beban datang kepada kita. Alih-alih memegangnya dan terbebani oleh berat kecemasan, kita seharusnya melewatkan ke “tingkat yang lebih tinggi.”
Bagaimana kita bisa melakukannya? Bagian tengah dari ayat 6 memberi tahu kita caranya:
“nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah.”
Catatan 2 pada kata “kepada Allah” dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan sangat membuka pikiran kita:
“Istilah Yunani yang sering diterjemahkan dengan (Yoh. 1:1; Mrk. 9:19; 2 Kor. 5:8; 1 Yoh. 1:2) ini menunjukkan suatu gerakan menuju suatu arah, dalam hal suatu komunikasi dan kesatuan yang hidup, yang menyiratkan persekutuan. Jadi, maksud frasa kepada Allah di sini adalah dalam persekutuan dengan Allah .”
Ini berarti kita dapat datang kepada Allah dan dalam persekutuan dengan-Nya kita dapat menyampaikan permintaan kita kepada-Nya. Kita tidak perlu hancur oleh beratnya beban kita. Kita dapat melepaskannya dengan berpaling berdoa kepada Tuhan kapan saja. Kita bisa memberi tahu Dia tentang kekhawatiran kita, dan Dia akan menerima beban kita. Betapa persediaan yang luar biasa!
Janji damai
Ayat berikutnya, ayat 7, memberi tahu kita apa yang timbul dari doa dan permohonan dengan ucapan syukur dan menyampaikan permintaan kita kepada Allah:
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Hal yang Sdr. Lee sampaikan di sini adalah bahwa penerapan nyata dalam pengalaman kita terhadap Roma 6 ditemukan dalam Roma 8, sebuah pasal yang penuh dengan pengalaman dan kenikmatan akan Roh yang berdiam di dalam diri kita.
Catatan 1 tentang damai dalam ayat ini membantu kita melihat bagaimana kita dapat mengalami damai yang melampaui segala akal:
“Hasil dari bersekutu dengan Allah dalam doa adalah kita menikmati damai sejahtera Allah. Damai sejahtera Allah sebenarnya adalah Allah sendiri sebagai damai sejahtera (ay. 9) diinfuskan ke dalam kita melalui persekutuan kita dengan-Nya melalui doa , sebagai penangkal kegelisahan dan penawar kekhawatiran (Yoh. 16:33).”
Sebuah penyeimbang adalah faktor, kekuatan, atau pengaruh yang seimbang atau menetralkan yang lain. Dan penawar adalah obat yang menetralkan racun tertentu. Kesusahan dan kekhawatiran kita tentu berpengaruh pada kita, dan kekhawatiran kita seperti racun berbahaya bagi kita. Tetapi damai Allah, Allah sendiri sebagai damai kita, adalah penyeimbang terhadap semua kesulitan kita dan penawar kecemasan kita.
Tetapi kita hanya dapat mengalami damai Allah sebagai penyeimbang dan penawar jika kita bersekutu dengan Allah dalam doa. Dalam persekutuan ini dengan Allah, sesuatu yang luar biasa terjadi. Bukan hanya kita memberi tahu Tuhan masalah kita dan melepaskan kekhawatiran kita. Saat kita berdoa kepada-Nya, Dia menginfuskan diri-Nya ke dalam kita sebagai damai sejahtera . Ini adalah janji yang luar biasa yang diberikan kepada kita, dan inilah cara kita bisa terlepas dari kekhawatiran.
Damai Sejahtera Allah menjaga hati kita
Damai sejahtera Allah bukan hanya sebagai penyeimbang dan penawar, bahkan bertindak sebagai pemelihara. Ayat 7 mengatakan:
“Damai sejahtera Allah…akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Catatan 2 menjelaskan apa arti memelihara:
“Atau, menjaga. Allah sumber damai sejahtera berpatroli di hadapan pikiran dan hati kita dalam Kristus, menjaga kita tetap tenang dan teduh.”
Saat kita membawa kekhawatiran dan beban kita kepada Allah dalam doa, kita menikmati persekutuan dengan-Nya. Hasil dari berkomunikasi dengan-Nya adalah damai sejahtera Allah diinfuskan ke dalam kita, menenangkan semua kecemasan kita. Damai-Nya bahkan berpatroli di depan kita, berdiri seperti penjaga atas hati dan pikiran kita.
Meskipun keadaan yang menekan yang memicu kecemasan mungkin tidak membaik, kita dihibur dan diyakinkan bahwa Tuhan dekat, hidup di dalam kita. Kita dapat menyampaikan permintaan kita kepada Allah kapan saja melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Saat kita melakukannya, damai sejahtera Allah diinfuskan ke dalam kita. Bahkan di tengah cobaan dan kesusahan, damai-Nya akan menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus dan menyelamatkan kita dari kecemasan.
Jika Anda tinggal di Indonesia, kami menyarankan Anda untuk memesan salinan gratis dari Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan dan membaca semua catatan kaki dalam bagian yang luar biasa ini di Filipi 4.
Post Views: 6,433