Kehidupan Kristen | 15 September 2023
Datanglah kepada Tuhan dan Dapatkan Perhentian Jiwamu
Banyak hal dapat menjadi sebuah beban bagi kita: kesulitan keuangan, lingkungan kerja yang penuh masalah, situasi keluarga yang menyakitkan, kesehatan kita. Kita bahkan sering kali dapat merasa begitu letih – bukan hanya secara luaran letih, tetapi secara batini pun letih – karena bergumul untuk menanggung berbagai beban ini.
Dalam Matius 11:28-30, Tuhan Yesus menyuarakan sebuah panggilan dengan perkataan yang penuh kasih karunia:
Tuhan tidak berkata bahwa berbagai situasi kita yang sulit akan berubah menjadi baik atau secara mendadak dibereskan. Ia malah berjanji bahwa jika kita datang kepada-Nya, Ia akan memberi kita perhentian – bahkan perhentian bagi jiwa kita.
Perhentian yang Tuhan janjikan jauh melebihi perhentian yang mungkin kita alami hanya dengan menghentikan diri dari aktivitas luaran. Sebenarnya, kita semua mungkin mengalami perhentian bahkan saat penuh dengan pekerjaan yang tiada hentinya, atau bahkan dalam badai situasi pribadi.
Karena perhentian yang Tuhan berikan bersifat batiniah, kita dapat saja berada dalam situasi atau lingkungan yang sangat sulit selagi menikmati perhentian batiniah setiap waktu. Apa pun situasi kita, ketika kita datang kepada Tuhan, kita menemukan sebuah perhentian bagi jiwa kita yang sedemikian.
Pada faktanya, perhentian ini bukanlah sesuatu yang Ia berikan terpisah dari diri Tuhan; Ia sendirilah perhentian kita yang sejati. Allah tidak tertarik memberi kita berbagai hal; alih-alih memberikan berbagai hal, Ia memberikan Putra-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk menjadi segala sesuatu kita.
Jadi, datang kepada Tuhan adalah datang kepada roh kita, di mana Ia berada. Ia tidak dibatasi oleh suatu tempat lagi. Sebagai Roh itu yang berdiam di dalam roh kita, kita dapat datang kepada-Nya setiap waktu, di setiap tempat, dan dalam tiap kesempatan. Ketika kita datang kepada-Nya dalam roh kita dan melatih roh kita untuk mengontak dan menerima-Nya, kita menemukan perhentian bagi jiwa kita.
Empat cara praktis untuk datang kepada Tuhan dan menemukan perhentian dalam keseharian kita:
1. Menyeru nama Tuhan – inilah jalan paling singkat untuk datang kepada Tuhan. Kita dapat berseru tiap saat, “Oh, Tuhan Yesus! Oh, Tuhan Yesus! Aku perlu Engkau! Oh, Tuhan Yesus!” Menghirup nama-Nya secara sederhana membawa kita kepada Tuhan, melepaskan kita dari berbagai beban kita, dan memenuhi kita dengan Kristus sebagai perhentian kita yang sejati.
2. Berdoa – kita tidak perlu bingung merangkai berbagai doa yang panjang, formal kepada Tuhan. Kita dapat secara sederhana berbicara dengan-Nya dalam doa. Kita dapat mencurahkan isi hati kita kepada-Nya dan memberi tahu Dia akan semua situasi kita. Dengan demikian, kita dapat mempraktikkan apa yang diperintahkan dalam 1 Petrus 5:7 kepada kita: “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
3. Mendoa-bacakan Firman-Nya – selagi kita membaca Alkitab, kita dapat berdoa dengan Firman Allah. Contohnya, kita dapat berdoa dengan berbagai ayat Matius 11 seperti ini: “Terima kasih Tuhan, Engkau berkata, datanglah kepada-Ku. Oh Tuhan, aku datang! Aku datang kepada-Mu saat ini. Tuhan Yesus, aku sedang letih lesu dan berbeban berat dengan banyak hal hari ini. Engkau berkata, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Tuhan, beri aku perhentian,” dan seterusnya.
4. Bernyanyilah kepada Tuhan. Betapa nikmatnya jalan datang kepada-Nya! Contohnya, ini beberapa bait kidung pujian oleh Saudara Witness Lee:
Untuk mendengarkan nada dan membaca seluruh liriknya, klik di sini .
Ketika kita penuh dengan letih lesu dan berbeban berat, kita dapat secara sederhana datang kepada Tuhan dan menemukan perhentian. Marilah mempraktikkan datang kepada Tuhan di tengah keseharian kita yang sibuk dan menikmati-Nya sebagai perhentian kita yang manis.
Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan sebuah salinan Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini .
Dalam Matius 11:28-30, Tuhan Yesus menyuarakan sebuah panggilan dengan perkataan yang penuh kasih karunia:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Tuhan tidak berkata bahwa berbagai situasi kita yang sulit akan berubah menjadi baik atau secara mendadak dibereskan. Ia malah berjanji bahwa jika kita datang kepada-Nya, Ia akan memberi kita perhentian – bahkan perhentian bagi jiwa kita.
Apa artinya memiliki perhentian jiwa kita?
Catatan kaki 4 pada kata jiwa dalam Alkitab dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan berkata:
“Perhentian yang kita peroleh dengan mengambil kuk Tuhan dan belajar dari Dia adalah untuk jiwa kita. Ini adalah perhentian yang batini, bukan yang bersifat luaran belaka.”
Perhentian yang Tuhan janjikan jauh melebihi perhentian yang mungkin kita alami hanya dengan menghentikan diri dari aktivitas luaran. Sebenarnya, kita semua mungkin mengalami perhentian bahkan saat penuh dengan pekerjaan yang tiada hentinya, atau bahkan dalam badai situasi pribadi.
Karena perhentian yang Tuhan berikan bersifat batiniah, kita dapat saja berada dalam situasi atau lingkungan yang sangat sulit selagi menikmati perhentian batiniah setiap waktu. Apa pun situasi kita, ketika kita datang kepada Tuhan, kita menemukan sebuah perhentian bagi jiwa kita yang sedemikian.
Pada faktanya, perhentian ini bukanlah sesuatu yang Ia berikan terpisah dari diri Tuhan; Ia sendirilah perhentian kita yang sejati. Allah tidak tertarik memberi kita berbagai hal; alih-alih memberikan berbagai hal, Ia memberikan Putra-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk menjadi segala sesuatu kita.
Bagaimana mungkin kita datang kepada Tuhan hari ini?
Ketika Tuhan Yesus hidup di bumi, datang kepada Tuhan artinya adalah secara fisik berada di mana Ia berada, pada saat yang sama. Tetapi bagi kita hari ini, tidaklah demikian. Pada faktanya, Tuhan telah melalui mati dan bangkit, dan 2 Korintus 3:17 memberi tahu kita bahwa sekarang dalam kebangkitan, “Tuhan … adalah Roh.” Sebagai Roh itu, Ia masuk ke dalam roh insani manusia ketika kita pertama percaya kepada-Nya. Ditambah lagi, 2 Timotius 4:22 berkata, “Tuhan menyertai rohmu.” Kedua ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan hari ini adalah Roh itu dan sekarang berdiam di dalam roh insani kita.
Jadi, datang kepada Tuhan adalah datang kepada roh kita, di mana Ia berada. Ia tidak dibatasi oleh suatu tempat lagi. Sebagai Roh itu yang berdiam di dalam roh kita, kita dapat datang kepada-Nya setiap waktu, di setiap tempat, dan dalam tiap kesempatan. Ketika kita datang kepada-Nya dalam roh kita dan melatih roh kita untuk mengontak dan menerima-Nya, kita menemukan perhentian bagi jiwa kita.
Empat cara praktis untuk datang kepada Tuhan dan menemukan perhentian dalam keseharian kita:
1. Menyeru nama Tuhan – inilah jalan paling singkat untuk datang kepada Tuhan. Kita dapat berseru tiap saat, “Oh, Tuhan Yesus! Oh, Tuhan Yesus! Aku perlu Engkau! Oh, Tuhan Yesus!” Menghirup nama-Nya secara sederhana membawa kita kepada Tuhan, melepaskan kita dari berbagai beban kita, dan memenuhi kita dengan Kristus sebagai perhentian kita yang sejati.
2. Berdoa – kita tidak perlu bingung merangkai berbagai doa yang panjang, formal kepada Tuhan. Kita dapat secara sederhana berbicara dengan-Nya dalam doa. Kita dapat mencurahkan isi hati kita kepada-Nya dan memberi tahu Dia akan semua situasi kita. Dengan demikian, kita dapat mempraktikkan apa yang diperintahkan dalam 1 Petrus 5:7 kepada kita: “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
3. Mendoa-bacakan Firman-Nya – selagi kita membaca Alkitab, kita dapat berdoa dengan Firman Allah. Contohnya, kita dapat berdoa dengan berbagai ayat Matius 11 seperti ini: “Terima kasih Tuhan, Engkau berkata, datanglah kepada-Ku. Oh Tuhan, aku datang! Aku datang kepada-Mu saat ini. Tuhan Yesus, aku sedang letih lesu dan berbeban berat dengan banyak hal hari ini. Engkau berkata, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Tuhan, beri aku perhentian,” dan seterusnya.
4. Bernyanyilah kepada Tuhan. Betapa nikmatnya jalan datang kepada-Nya! Contohnya, ini beberapa bait kidung pujian oleh Saudara Witness Lee:
Ku da-tang pa-da-Mu, dam-ba-kan di-ri-Mu!
Ma-kan mi-num Kau se-la-lu, nik-mat-i di-ri-Mu.
Di dalam munajat, Kaulah anug’rahku!
Hati ri-ang, roh pun limpah, damailah hatiku.
Ma-kan mi-num Kau se-la-lu, nik-mat-i di-ri-Mu.
Di dalam munajat, Kaulah anug’rahku!
Hati ri-ang, roh pun limpah, damailah hatiku.
Untuk mendengarkan nada dan membaca seluruh liriknya, klik di sini .
Ketika kita penuh dengan letih lesu dan berbeban berat, kita dapat secara sederhana datang kepada Tuhan dan menemukan perhentian. Marilah mempraktikkan datang kepada Tuhan di tengah keseharian kita yang sibuk dan menikmati-Nya sebagai perhentian kita yang manis.
Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan sebuah salinan Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini .
Post Views: 263