Keselamatan  |  15 Oktober 2021
Bisakah Anda Kehilangan Keselamatan Anda?
        
Pernahkah Anda menanyakan apakah Anda dapat kehilangan keselamatan Anda? Dapatkah keselamatan Anda “dibatalkan” jika Anda melakukan sesuatu yang salah atau jika Anda berdosa?

Sangatlah penting bagi kita, orang-orang percaya untuk menjadi jelas tentang beberapa hal mendasar. Salah satunya adalah memiliki jaminan bahwa kita diselamatkan saat kita telah percaya kepada Kristus. Hal mendasar lainnya yang harus kita perjelas adalah jaminan keselamatan kita. Seberapa amankah keselamatan kita? Apa yang menjaminnya? Apakah jaminannya tergantung pada kita? Bisakah kita kehilangan keselamatan kita?

Dalam postingan ini, kita akan membahas lima butir mengenai jaminan keselamatan kita.

1. Tuhanlah yang memprakarsai keselamatan kita dan panggilan-Nya terhadap kita tidak dapat diubah
Tidak seorang pun dari kita yang memprakarsai keselamatan kita. Efesus 1:4 dan 5 menunjukkan kepada kita bahwa Allah memprakarsai keselamatan kita sebelum kita dilahirkan:

“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”


Keselamatan kita tidak dimulai dari kita, tapi dimulai dari Tuhan. Roma 11:29 memberi kita perkataan yang meyakinkan ini:
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Tidak dapat dibatalkan! Ini berarti, keselamatan yang diprakarsai oleh Tuhan kita tidak dapat diubah, permanen, final, dan tidak dapat diubah.

2. Kasih dan anugerah Tuhan bersifat kekal
Kita mungkin tidak mengasihi orang lain jika mereka tidak membalas kasih kita atau kita mungkin memiliki kondisi tertentu yang kita inginkan orang lain capai untuk mendapatkan kasih kita, tetapi Tuhan tidak demikian. Dia mengasihi kita bahkan ketika kita adalah musuh-Nya yang mati dalam pelanggaran dan dosa.

Satu Yohanes 4:10 memberi tahu kita:
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Begitulah besarnya kasih Tuhan bagi kita. Nyatanya, kasih Tuhan kepada kita kekal. Dalam Yeremia 31:3, Tuhan berkata: “Sesungguhnya Aku telah mengasihi kamu dengan kasih yang kekal.”

Dan anugerah Tuhan kepada kita juga kekal. 2 Timotius 1:9 mengatakan:
“Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.”


3. Allah itu adil-benar sehubungan dengan keselamatan kita
Keselamatan Allah sudah pasti muncul dari kasih-Nya kepada kita, tetapi itu juga adalah dari keadilbenaran-Nya. Dosa-dosa kita melanggar keadil-benaran Allah dan kita harus membayar hukumannya.

Tetapi Kristus memenuhi tuntutan keadil-benaran Allah itu dengan membayar hukuman bagi kita. Dia mati menggantikan kita karena dosa-dosa kita, menanggungnya di dalam tubuh-Nya di kayu salib. Karena Kristus telah membayar hutang kita di kayu salib, Allah harus dengan adil-benar mengakui bahwa hutang kita telah dibayar. Dia tidak bisa lagi menuntut kita untuk membayarnya.

Sebagai ilustrasi, misalkan kita melanggar peraturan lalu-lintas dan polisi menilang kita dan kita punya masalah, kita tidak bisa membayar dendanya. Namun, seseorang membayar dendanya bagi kita. Karena orang itu telah membayar dendanya, hakim tidak bisa meminta kita untuk membayarnya lagi. Hakim harus mengakui bahwa dendanya telah dibayarkan.

Allah yang adil-benar tidak akan pernah dapat mengambil keselamatan kita karena hutang kita telah dilunasi sekali dan untuk selamanya oleh kematian Kristus bagi kita. Kita selamanya ditebus oleh darah-Nya yang berharga.
4. Allah melahirkan kita dengan hayat kekal-Nya
Ketika kita diselamatkan, kita dilahirkan kembali dengan hayat Allah. Yohanes 1:12 dan 13 memberi tahu kita:
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. ”


Begitu kita dilahirkan dari Allah sebagai anak-anak-Nya dan menerima hidup kekal-Nya, kelahiran kembali kita tidak akan pernah bisa dibatalkan, bahkan jika kita melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, hayat yang kita terima dari Tuhan adalah kekal dan hubungan hayat kita dengan Tuhan juga kekal.

Sebagai ilustrasi, misalnya perilaku anak kita tidak menyenangkan kita atau membuat kita kesal. Hal tersebut tidak dapat membatalkan atau menghapus fakta bahwa anak kita berbagi hayat manusia dengan kita. Tingkah lakunya yang buruk tersebut tidak dapat menihilkan fakta bahwa dia adalah anak kita yang dilahirkan dari hayat manusia kita. Kita adalah anak-anak Allah, lahir dengan hayat kekal-Nya dan tidak ada yang dapat membatalkannya.

5. Tuhan menggenggam kita di tangan-Nya
Selanjutnya, Yohanes 10:28 dan 29 memberi tahu kita:

“dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”


Sekali kita menerima hayat ilahi Allah, kita digenggam dalam tangan yang paling kuat di alam semesta. Tidak seorang pun, bahkan Satan, dapat merebut kita dari tangan ini. Keselamatan kita telah dengan teguh dijamin Allah.

Menjadi Jelas bahwa keselamatan kita dijamin hingga kekal
Ayat-ayat dalam lima butir ini menunjukkan kepada kita dengan pasti bahwa keselamatan kita terjamin hingga kekal, terjamin oleh Tuhan sendiri. Kita harus benar-benar jelas tentang ini. Memahami ayat-ayat yang berhubungan dengan setiap butir ini akan membantu menjelaskan bahwa kita tidak akan pernah bisa kehilangan keselamatan kita.

Tetapi bagaimana jika kita berdosa?
Kita tidak boleh berpikir bahwa karena keselamatan kita dijamin hingga kekal, fakta itu mengizinkan kita untuk berbuat dosa. Meskipun kita tidak akan pernah bisa kehilangan keselamatan kita, kita tidak boleh ceroboh tentang dosa. Ketika kita berdosa, kita akan menderita akibatnya, kita tidak kehilangan keselamatan kita, tetapi kita kehilangan sukacita kita. Karena dosa mengganggu persekutuan kita dengan Tuhan, dan ketika persekutuan kita dengan Tuhan terputus, kita secara otomatis mengalami kemunduran.

Jadi, apa yang harus kita lakukan ketika kita berbuat dosa? Ketika Tuhan menyadarkan kita akan dosa apa pun melalui perkataan hati nurani kita, kita harus mengakuinya kepada-Nya, sehingga kita dapat diampuni dan dibersihkan dari dosa itu. Kita tidak boleh membiarkan dosa-dosa yang belum diakui tetap ada dalam hati nurani kita, kita harus membuat catatan pendek dengan Tuhan, setiap hari, kita harus bisa mengakui dosa-dosa kita untuk mempertahankan persekutuan kita dengan Tuhan dan kenikmatan kita akan Dia.

Terpujilah Allah bahwa keselamatan kita tidak berdasarkan diri kita, tetapi oleh Allah sendiri—oleh panggilan, kasih, kasih karunia, keadil-benaran, hayat, dan kekuatan-Nya. Kita dapat dengan tenteram mengetahui bahwa kita tidak akan pernah dapat kehilangan keselamatan kita.

Untuk pembahasan yang lebih dalam mengenai topik ini, Anda dapat membaca Bab 2 dari Unsur – Unsur Dasar Kehidupan Orang Kristen volume 1 secara gratis di sini.

Semua ayat dan catatan dikutip dari Alkitab Versi Pemulihan terbitan LAI. Anda dapat memesan Perjanjian Baru Versi Pemulihan di sini.