Menikmati Tuhan | 21 Januari 2022
Apa Artinya Berseru Kepada Nama Tuhan?

Sebagai orang Kristen, kita semua tahu pentingnya berdoa. Tetapi pernahkan Anda menyadari bahwa frasa berseru kepada nama Tuhan disebutkan beberapa kali di seluruh Alkitab? Faktanya, umat Allah telah berseru kepada Tuhan sepanjang abad.
Tetapi, apa itu artinya berseru kepada nama Tuhan? Apakah ini hanya sebuah ungkapan untuk menggambarkan doa atau percaya di dalam Tuhan?
Karena frasa ini disebutkan terus-menerus sepanjang Alkitab, kita perlu memperhatikannya. Di dalam artikel ini, kita akan melihat arti dari berseru kepada Tuhan dengan bantuan ayat-ayat dan catatan kaki dari Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Kita juga akan melihat mengapa hal ini penting untuk kehidupan kristiani kita.
Mengapa umat manusia mulai memanggil kepada nama TUHAN pada saat itu? Arti dari nama Enos memberi kita petunjuk. Enos berarti rapuh, manusia yang fana. Karena kejatuhan umat manusia dari Allah, manusia menjadi rapuh dan fana. Dalam waktu Enos lahir, manusia menjadi sadar bahwa mereka rentan, bahkan rapuh, dan hidup mereka terbatas. Mereka menyadari bahwa kehidupan manusia itu sementara, hampa, dan tidak berarti tanpa Allah. Mereka sangat sadar akan kematian mereka. Jadi mereka mulai berseru kepada nama TUHAN. TUHAN adalah kata Ibrani dari Tuhan dan berarti Aku adalah Aku adalah. Ini berarti TUHAN selalu ada; Dia sendiri adalah Sang Kekal. Manusia yang rapuh, fana berseru kepada Dia karena mereka tahu mereka memerlukan Allah yang kekal. Banyak ayat dalam Perjanjian Lama menunjukkan kepada kita bahwa berseru kepada nama Tuhan dilanjutkan setelah Enos oleh Abraham, Ishak, Musa, Daud, para pemazmur, para nabi, dan banyak yang lainnya.
Arti dari berseru di dalam Bahasa Ibrani dan Yunani
Bahasa Ibrani dari kata berseru dalam Bahasa Indonesia berarti menyerukan atau berteriak kepada, dan Bahasa Yunaninya berarti memohon kepada seseorang, memanggil seseorang dengan nama. Jadi, secara definisi, menyeru kepada Tuhan itu bersuara. Menyeru berarti menyerukan nama-Nya dengan keras.
Sebagai contoh, ketika seorang anak kecil jatuh dari ayunan, dia segera memanggil, “Ibu!” Ketika ibunya mendengar tangisannya, dia berlari kepadanya, mengusap air matanya, dan menenangkan dia. Anak-anak memanggil ibu mereka ketika mereka lapar, lelah, atau takut. Mereka menangis karena mereka tidak tertolong dan perlu diperhatikan.
Sebuah sejarah singkat dari menyeru kepada nama Tuhan
Di dalam Perjanjian Lama
Praktik menyeru kepada Tuhan dimulai sejak lama, dari generasi ketiga umat manusia.
Kejadian 4:26 mengatakan:
“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set (anak Adam) juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.”
Mengapa umat manusia mulai memanggil kepada nama TUHAN pada saat itu? Arti dari nama Enos memberi kita petunjuk. Enos berarti rapuh, manusia yang fana. Karena kejatuhan umat manusia dari Allah, manusia menjadi rapuh dan fana. Dalam waktu Enos lahir, manusia menjadi sadar bahwa mereka rentan, bahkan rapuh, dan hidup mereka terbatas. Mereka menyadari bahwa kehidupan manusia itu sementara, hampa, dan tidak berarti tanpa Allah. Mereka sangat sadar akan kematian mereka. Jadi mereka mulai berseru kepada nama TUHAN. TUHAN adalah kata Ibrani dari Tuhan dan berarti Aku adalah Aku adalah. Ini berarti TUHAN selalu ada; Dia sendiri adalah Sang Kekal. Manusia yang rapuh, fana berseru kepada Dia karena mereka tahu mereka memerlukan Allah yang kekal. Banyak ayat dalam Perjanjian Lama menunjukkan kepada kita bahwa berseru kepada nama Tuhan dilanjutkan setelah Enos oleh Abraham, Ishak, Musa, Daud, para pemazmur, para nabi, dan banyak yang lainnya.
Di dalam Perjanjian Baru
Lalu di dalam Perjanjian Baru, menyeru nama Tuhan disebutkan pertama kali dalam Kisah Para Rasul 2:21, di mana Rasul Petrus mengutip dari nabi Yoel di Perjanjian Lama:
“Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”
Di dalam Perjanjian Baru, nama Tuhan adalah Yesus. Kaum beriman sebermula mempraktikan seruan bersuara kepada nama Tuhan Yesus di mana-mana. Faktanya, Kisah Para Rasul 9 memberi tahu kita bahwa Saulus, sebelum berubah dan menjadi rasul Paulus, menyiksa kaum beriman dan memiliki otoritas untuk memenjarakan semua yang menyeru kepada nama Tuhan. Saulus mencari kaum beriman untuk menangkap melalui mendengar mereka menyeru kepada nama Yesus. Ini menunjukkan bagaimana lazimnya praktik menyeru kepada Tuhan di antara kaum beriman saat itu.
Setelah diselamatkan, Paulus menyeru nama Tuhan Yesus, dan dia menekankan praktik ini sepanjang surat-surat kirimannya. Sebagai contoh, dalam 1 Korintus 1:2 menujukan kaum beriman di Korintus dengan cara:
“kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.”
Hasil dari berseru kepada nama Tuhan
Praktik menyeru kepada nama Tuhan memegang keuntungan yang besar bagi kita yang dapat kita alami setiap hari. Sekarang mari kita lihat dua keuntungan yang disebutkan Paulus dalam Roma 10.
Menikmati kekayaan Kristus
Roma 10:9 mengatakan:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
Ayat ini membicarakan hati kita dan mulut kita. Pada saat kita pertama kali percaya ke dalam Yesus dengan hati kita, dan mengaku nama-Nya dengan mulut kita, kita diselamatkan secara kekal dari penghakiman Allah. Kita diampuni dari dosa-dosa kita dan dilahirkan kembali dengan hayat ilahi.
Paulus lalu melanjutkan dalam ayat 12 dan 13:
“Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”
Tuhan itu kaya dalam apa adanya diri-Nya, tetapi Dia juga mau kita menjadi kaya bagi kita. Berseru kepada nama-Nya adalah jalan untuk mengalami kekayaan-Nya bahkan di dalam keseharian kita. Ayat ini menjamin kita bahwa Dia akan menjadi kaya untuk kita setiap kali kita berseru kepada Dia.
Di dalam Catatan Kaki Versi Pemulihan Perjanjian Baru, catatan 1 dari kata berseru dalam ayat 13 sangat membantu. Itu memberitahu kita bahwa berseru kepada nama Tuhan Yesus itu penting bukan hanya ketika kita diselamatkan, tetapi juga setelahnya:
“Berseru kepada nama Tuhan bukan hanya rahasia keselamatan kita, melainkan juga rahasia kenikmatan kita atas kekayaan Tuhan. Dimulai dari Enos, generasi ketiga umat manusia, dan berlanjut terus sampai dengan kaum beriman Perjanjian Baru, umat pilihan dan tebusan Allah menikmati penebusan dan keselamatan Kristus serta seluruh kekayaan-Nya dengan cara rahasia ini”
Dengan sederhana menyeru nama-Nya, “Oh, Tuhan Yesus!” adalah rahasia untuk menikmati kekayaan-Nya setiap hari dalam kehidupan kristiani kita.
Diselamatkan setiap hari
Ketika kita mengaku Yesus adalah Tuhan, kita diselamatkan kekal, sekali untuk selamanya. Tetapi kita juga perlu diselamatkan setiap hari dari hal-hal negatif yang kita pergumulkan yang dapat kita sebutkan beberapa di antaranya, seperti kemarahan, ketidaksabara, kesedihan, keputus-asaan, dan kekhawatiran kita.
Lagi, Roma 10:13 menjamin kita bahwa “barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” Tetapi bagaimana bisa menyeru nama Tuhan menyelamatkan kita dari hal-hal sedemikian?
Menyeru, “Oh Tuhan Yesus!” tidak sama dengan membicarakan perkataan yang menginspirasi atau penguatan positif kepada diri kita untuk meningkatkan suasana hati kita. Sebaliknya, ketika kita menyeru nama Yesus, kita mengontak kehidupan Tuhan yang hidup, bangkit yang tinggal di dalam roh kita. Ketika kita menyeru nama-Nya, kita mengontak Dia, dan Dia memenuhi kebutuhan kita.
Sebenarnya, kita diselamatkan dari hal-hal negatif melalui menikmati apa adanya Tuhan bagi kita. Catatan 2 dari kata diselamatkan dalam ayat 13 menjelaskan:
“Diselamatkan di sini berarti dibawa ke dalam kenikmatan atas kekayaan Tuhan. Tuhan itu kaya bagi orang Yahudi juga bagi orang Yunani. Semua orang yang berseru kepada nama Tuhan menikmati Tuhan yang kaya ini; dengan demikian mereka dipenuhi Dia dan mengekspresikan Dia.”
Jadi ketika kita berseru kepada Tuhan Yesus, kita diselamatkan dengan dibawa ke dalam kenikmatan dari kekayaan-Nya. Kekayaan-Nya bagi kita sebagai kesenangan, damai sejahtera, kasih, harapan, kebaikan, ketabahan, kesabaran, kekuatan, iman, dan setiap hal poisitif di alam semesta ini. Kita mengalami Dia dan bahkan diisi dengan Dia. Lalu, bukannya mengekspresikan diri kita sendiri dalam kemarahan atau ketidaksabaran kita, kita mengekspresikan Dia ke sekeliling kita. Dan rahasia untuk mengalami Dia itu sederhana dengan berseru kepada nama Tuhan, “Oh, Tuhan Yesus!”
Sebuah praktik seumur hidup
Berseru kepada nama Tuhan merupakan sebuah praktik yang esensial di dalam kehidupan kristiani kita. Meskipun kita diselamatkan kekal dari penghakiman Allah, kita masih rapuh dan fana seperti zaman Enos. Kehidupan terkadang membingunkan, mengalutkan, dan penuh dengan kekacauan. Waktu ke waktu terus mengingatkan kita bahwa kita ini terbatas, baik secara fisik maupun psikologis. Kita perlu Tuhan dan semua kekayaan-Nya untuk mengisi kita.
Bahkan jika kita tidak memiliki keperluan khusus, kita bisa mengontak Tuhan di dalam roh kita dengan berseru, “Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu. Oh, Tuhan Yesus, Engkau sangat baik bagiku. Tuhan Yesus.” Dan kita bisa berseru kepada Dia di manapun, kapanpun, dalam situasi yang baik maupun yang sulit. Kita dapat berseru dengan keras ataupun lembut, sendirian ataupun bersama dengan kaum beriman lainnya. Ketika kita melakukan hal ini, kita disegarkan, dipuaskan, dan dikuatkan untuk mengikuti Tuhan. Dia kaya bagi mereka yang berseru!
Anda dapat mempelajari lebih mengenai praktik yang dapat dinikmati dari menyeru nama Tuhan di dalam bagian ke 4 dari Dasar-dasar Kehidupan Orang Kristen, vol. 1, sebuah ebook gratis yang dapat diunduh dari semua belahan dunia.
Post Views: 321