Rencana Tuhan | 5 Mei 2023
Apakah Anda Tahu Bahwa Allah Memiliki Ekonomi?
Apakah Anda pernah mendengar bahwa Allah memiliki ekonomi?
Ini merupakan alasan yang cukup bagi semua orang untuk membaca Alkitab.
Kata ekonomi biasanya mengingatkan kita pada hal-hal seperti uang, sumber uang, atau sistem finansial. Maka Anda mungkin berpikir bahwa ekonomi Allah berhubungan dengan bagaimana Allah ingin kaum beriman mengatur keuangannya, atau bagaimana Ia menyediakan sumber finansial bagi umat-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, frasa Ekonomi Allah digunakan dalam beberapa ayat. Namun tidak satu pun yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat material. Sebaliknya, frasa ini dalam Alkitab mengacu kepada sesuatu yang jauh lebih dalam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penggunaan kata ekonomi dalam Perjanjian Baru, berfokus pada ayat kunci dan catatan kakinya dari Alkitab dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Kita juga akan membaca kutipan dari buku Ekonomi Allah tulisan Witness Lee, sebuah buku yang membahas subjek yang luar biasa ini secara rinci.
Karena ayat ini menyatakan bahwa ekonomi Allah adalah dalam kepercayaan, dan melihat konteks seluruh Kitab 1 Timotius, kita dapat dengan jelas melihat bahwa Paulus tidak berbicara tentang keuangan atau perkara materi.
Jadi apa arti Ekonomi Allah?
Mari kita baca catatan kaki 43 dari 1 Timotius 1:4, bagian pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan:
Sekarang setelah kita melihat apa arti kata oikonomia, mari kita baca bagian selanjutnya dari catatan ini untuk melihat apa itu ekonomi Allah:
Maka ekonomi Allah adalah suatu rencana dan administrasi untuk menyalurkan bukan hal-hal materi, tetapi diri-Nya sendiri dalam Kristus ke dalam manusia. Orang-orang ini kemudian akan menjadi rumah-Nya, yaitu gereja, Tubuh Kristus, untuk ekspresi penuh-Nya.
Embun juga bermanfaat bagi tumbuhan. Embun membentuk lapisan yang melindungi daun tumbuhan sehingga tumbuhan dapat mempertahankan kelembaban dalam sel-selnya. Dan di lingkungan yang panas, embun mendinginkan tumbuhan untuk mengurangi stress akibat panas.
Dalam prakata, Saudara Lee menjelaskan judul buku tersebut:
Allah memiliki usaha ilahi, sesuatu yang Ia ingin capai di alam semesta ini. Butir penting dari usaha ini adalah Allah mendistribusikan, atau menyalurkan, diri-Nya ke dalam umat manusia.
Dalam postingan sebelumnya mengenai rencana Allah, kita telah melihat bahwa Allah memiliki tujuan yang khusus ketika Ia menciptakan manusia. Ia ingin manusia menerima-Nya dan dipenuhi oleh-Nya. Dengan bersatunya Allah dan manusia, dan dengan Allah memberikan hayat ilahi-Nya, Allah dapat menjadi hayat dan segala sesuatu bagi manusia, dan manusia dapat mengekspresikan Allah kepada alam semesta. Ini adalah usaha Ilahi Allah!
Pada buku Ekonomi Allah halaman 46 (Bab 5), Saudara Lee berkata:
Allah menciptakan kita sebagai bejana, atau wadah, karena Ia ingin menyalurkan diri-Nya ke dalam kita untuk menjadi isi kita—tepatnya, satu-satunya isi kita.
Untuk mengilustrasikan hal ini, saudara Lee mengambil contoh sebuah botol dan sebuah bola lampu yang dibuat untuk menampung sesuatu yang khusus. Sama seperti bola lampu dibuat untuk menampung listrik dan bukan yang lainnya, kita diciptakan untuk menampung Allah.
Saudara Lee melanjutkan pada halaman yang sama (bab 5):
Karena kita diciptakan secara khusus untuk menampung Allah, tidak ada hal lainnya yang betul-betul “cocok”. Inilah sebabnya kita merasa hampa sebelum kita menerima Tuhan Yesus. Hal-hal seperti pendidikan yang baik, pekerjaan berupah tinggi, atau hiburan tanpa akhir tidak akan dapat memberikan kepuasan yang kekal. Allah harus menjadi isi kita yang unik.
Saat kita bertobat dan percaya Yesus, Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita untuk kali pertama. Kita menerima Dia dan kita dilahirkan dari Roh Allah dalam roh kita. Dari roh kita yang telah dilahirulangkan, Allah ingin menyebar ke dalam setiap bagian kita hingga kita dipenuhi dan dijenuhi oleh Dia.
Pada halaman 212 (Bab 24), Saudara Lee menjelaskan mengapa roh kita sangatlah penting dalam ekonomi Allah:
Maka roh kita adalah titik awalnya. Dari sana, Allah ingin menyalurkan diri-Nya ke dalam seluruh bagian diri kita untuk mengisi kita sepenuhnya.
Mengapa Allah ingin mengisi kita? Tujuan Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita bukanlah hanya untuk membuat kita lebih rohani atau lebih baik. Allah ingin mengisi kita sepenuhnya agar Ia dapat diekspresikan melalui kita. Ketika setiap bagian diri kita diisi oleh Allah, kita akan mengekspresikan Dia secara penuh sebagai Tubuh Kristus yang hidup. Ekspresi ini adalah hasrat hati Allah.
Semoga Tuhan membuka mata kita untuk melihat ekonomi-Nya yang luar biasa!
Ekonomi Allah mencakup banyak hal yang mendalam di dalam Alkitab, termasuk Persona Allah di dalam Trinitas; penciptaan dan penebusan-Nya; Kristus berhuni di dalam roh kita; bagian dalam dari diri kita, seperti hati, roh, dan jiwa kita; dan rencana Allah, yakni ekspresi-Nya melalui Tubuh Kristus.
Kami hanya dapat secara singkat memperkenalkan subjek yang luar biasa ini di artikel ini. Maka kami mendorong Anda untuk membaca buku Ekonomi Allah dengan dua puluh empat babnya yang membuka mata. Saudara Lee menjabarkan tujuan Allah seperti yang terlihat dalam Alkitab dan memberikan banyak contoh praktis yang menerapkan ekonomi Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda dapat mengunduh buku ini secara gratis dari mana saja.
Ini merupakan alasan yang cukup bagi semua orang untuk membaca Alkitab.
Kata ekonomi biasanya mengingatkan kita pada hal-hal seperti uang, sumber uang, atau sistem finansial. Maka Anda mungkin berpikir bahwa ekonomi Allah berhubungan dengan bagaimana Allah ingin kaum beriman mengatur keuangannya, atau bagaimana Ia menyediakan sumber finansial bagi umat-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, frasa Ekonomi Allah digunakan dalam beberapa ayat. Namun tidak satu pun yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat material. Sebaliknya, frasa ini dalam Alkitab mengacu kepada sesuatu yang jauh lebih dalam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penggunaan kata ekonomi dalam Perjanjian Baru, berfokus pada ayat kunci dan catatan kakinya dari Alkitab dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Kita juga akan membaca kutipan dari buku Ekonomi Allah tulisan Witness Lee, sebuah buku yang membahas subjek yang luar biasa ini secara rinci.
Kata Yunani oikonomia
Bahasa Yunani adalah bahasa asli dari Perjanjian Baru. Kata Yunani oikonomia, yang diterjemahkan sebagai ekonomi, ditemukan dalam beberapa ayat Perjanjian Baru. Dalam 1 Timotius 1:4, rasul Paulus menginstruksikan Timotius, sekerja mudanya di dalam Tuhan:
“atau pun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tidak putus-putusnya, yang menghasilkan angan-angan belaka, dan bukan ekonomi Allah dalam kepercayaan.”
Karena ayat ini menyatakan bahwa ekonomi Allah adalah dalam kepercayaan, dan melihat konteks seluruh Kitab 1 Timotius, kita dapat dengan jelas melihat bahwa Paulus tidak berbicara tentang keuangan atau perkara materi.
Jadi apa arti Ekonomi Allah?
Mari kita baca catatan kaki 43 dari 1 Timotius 1:4, bagian pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan:
“Bahasa Yunaninya berarti hukum rumah tangga; mengandung arti pembagian (kata dasarnya seakar dengan padang rumput dalam Yoh. 10:9, mengandung arti membagi-bagikan padang rumput kepada kawanan domba), mengacu kepada kepengurusan rumah tangga, administrasi rumah tangga, dan bentuk turunannya pengaturan administrasi, rencana, atau ekonomi. Sebab itu, istilah ini juga berarti ekonomi keluarga.”
Sekarang setelah kita melihat apa arti kata oikonomia, mari kita baca bagian selanjutnya dari catatan ini untuk melihat apa itu ekonomi Allah:
“Ekonomi Allah dalam kepercayaan ialah ekonomi keluarga Allah, administrasi keluarga Allah (lihat cat. 101 dalam Ef. 1, Ef. 3:9), yaitu menyalurkan diri-Nya dalam Kristus ke dalam orang-orang yang dipilih-Nya, supaya Dia bisa mendapatkan satu rumah untuk mengekspresikan diri-Nya. Rumah ini adalah gereja (3:15), Tubuh Kristus.”
Maka ekonomi Allah adalah suatu rencana dan administrasi untuk menyalurkan bukan hal-hal materi, tetapi diri-Nya sendiri dalam Kristus ke dalam manusia. Orang-orang ini kemudian akan menjadi rumah-Nya, yaitu gereja, Tubuh Kristus, untuk ekspresi penuh-Nya.
Usaha ilahi Allah
Dengan mengingat catatan ini, mari kita baca beberapa kutipan dari buku Ekonomi Allah tulisan Witness Lee.
Embun juga bermanfaat bagi tumbuhan. Embun membentuk lapisan yang melindungi daun tumbuhan sehingga tumbuhan dapat mempertahankan kelembaban dalam sel-selnya. Dan di lingkungan yang panas, embun mendinginkan tumbuhan untuk mengurangi stress akibat panas.
Dalam prakata, Saudara Lee menjelaskan judul buku tersebut:
“Istilah ekonomi yang dipakai pada buku ini kedengarannya mungkin agak aneh bagi pembaca. ‘Ekonomi Allah’ dikutip dari 1 Timotius 1:4, menurut bahasa Yunani. ‘Ekonomi’ adalah ‘oikonomia’ dalam bahasa Yunani, terutama mengacu kepada manajemen keluarga, administrasi keluarga, pengelolaan dan distribusi, atau pembagian (kekayaan, harta benda, urusan dan sebagainya). Istilah ini dipakai dengan maksud menekankan butir penting dari usaha Allah, yaitu menyalurkan, membagikan diri-Nya ke dalam manusia.”
Allah memiliki usaha ilahi, sesuatu yang Ia ingin capai di alam semesta ini. Butir penting dari usaha ini adalah Allah mendistribusikan, atau menyalurkan, diri-Nya ke dalam umat manusia.
Dalam postingan sebelumnya mengenai rencana Allah, kita telah melihat bahwa Allah memiliki tujuan yang khusus ketika Ia menciptakan manusia. Ia ingin manusia menerima-Nya dan dipenuhi oleh-Nya. Dengan bersatunya Allah dan manusia, dan dengan Allah memberikan hayat ilahi-Nya, Allah dapat menjadi hayat dan segala sesuatu bagi manusia, dan manusia dapat mengekspresikan Allah kepada alam semesta. Ini adalah usaha Ilahi Allah!
Kita diciptakan untuk menampung Allah
Bagaimana usaha Allah yang besar ini dapat diaplikasikan bagi kita? Sebenarnya, ekonomi Allah sangat berkaitan dengan kita sebagai manusia dan sebagai kaum beriman di dalam Kristus.
Pada buku Ekonomi Allah halaman 46 (Bab 5), Saudara Lee berkata:
“Untuk apa Allah menciptakan manusia? Tidak lain agar manusia menjadi wadah-Nya. Saya suka menggunakan istilah ‘wadah’ ini, karena istilah ini lebih jelas daripada istilah ‘bejana’. Dalam Roma 9:21, 23, dan 2 Korintus 4:7 jelas tampak bahwa Allah menciptakan kita untuk menjadi wadah-Nya, agar bisa menampung diri-Nya sendiri. Kita hanyalah wadah yang kosong, dan Allah bermaksud menjadi satu-satunya isi kita.”
Allah menciptakan kita sebagai bejana, atau wadah, karena Ia ingin menyalurkan diri-Nya ke dalam kita untuk menjadi isi kita—tepatnya, satu-satunya isi kita.
Untuk mengilustrasikan hal ini, saudara Lee mengambil contoh sebuah botol dan sebuah bola lampu yang dibuat untuk menampung sesuatu yang khusus. Sama seperti bola lampu dibuat untuk menampung listrik dan bukan yang lainnya, kita diciptakan untuk menampung Allah.
Saudara Lee melanjutkan pada halaman yang sama (bab 5):
“Manusia diciptakan khusus untuk diisi oleh Allah. Jika kita tidak diisi oleh Allah dan tidak tahu Allah adalah isi kita, kita adalah ‘barang’ yang bersifat kontradiktif dan tidak berarti. Tidak peduli berapa banyak pendidikan yang kita tempuh, kedudukan apa yang kita miliki, atau berapa banyak harta yang kita miliki, kita masih belum berarti, karena kita dibuat khusus sebagai wadah untuk diisi Allah sebagai satu-satunya isi kita. Sebagai wadah, kita harus menerima Allah ke dalam diri kita. Walaupun perkataan ini nampaknya sederhana, ini adalah perkataan yang tepat yang diperlukan untuk menunjukkan pikiran utama dari seluruh Alkitab. Pengajaran dasar dari seluruh Alkitab adalah ini: Allah adalah satu-satunya isi dan kita adalah wadah yang dibuat untuk menerima isi itu . Kita harus diisi dengan Allah dan dipenuhi dengan Allah.”
Karena kita diciptakan secara khusus untuk menampung Allah, tidak ada hal lainnya yang betul-betul “cocok”. Inilah sebabnya kita merasa hampa sebelum kita menerima Tuhan Yesus. Hal-hal seperti pendidikan yang baik, pekerjaan berupah tinggi, atau hiburan tanpa akhir tidak akan dapat memberikan kepuasan yang kekal. Allah harus menjadi isi kita yang unik.
Bagaimana cara kita menampung Allah?
Allah menciptakan kita secara khusus dengan tiga bagian: tubuh, jiwa, dan yang terpenting, roh manusia. Roh kita adalah bagian yang terdalam dari diri kita dan memiliki kemampuan untuk menerima dan menampung Allah.
Saat kita bertobat dan percaya Yesus, Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita untuk kali pertama. Kita menerima Dia dan kita dilahirkan dari Roh Allah dalam roh kita. Dari roh kita yang telah dilahirulangkan, Allah ingin menyebar ke dalam setiap bagian kita hingga kita dipenuhi dan dijenuhi oleh Dia.
Pada halaman 212 (Bab 24), Saudara Lee menjelaskan mengapa roh kita sangatlah penting dalam ekonomi Allah:
“Dengan memakai roh kita sebagai pusat-Nya, Allah menggarapkan diri-Nya ke bagian luar diri kita. Allah Tritunggal ada di dalam pusat (inti) diri kita. Ini sangat ajaib! Allah masuk ke dalam sifat insani, membawa sifat insani ke dalam sifat ilahi, dan mengakhiri semua perkara negatif, kini Allah Tritunggal dan semua yang telah dirampungkan-Nya ada di dalam roh kita sebagai hayat dan segala sesuatu kita. Dari tempat yang inti ini, Allah Tritunggal meluas untuk menjenuhi bagian-bagian batin kita dengan diri-Nya. Roh manusia adalah titik sasaran ekonomi Allah.”
Maka roh kita adalah titik awalnya. Dari sana, Allah ingin menyalurkan diri-Nya ke dalam seluruh bagian diri kita untuk mengisi kita sepenuhnya.
Mengapa Allah ingin mengisi kita? Tujuan Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita bukanlah hanya untuk membuat kita lebih rohani atau lebih baik. Allah ingin mengisi kita sepenuhnya agar Ia dapat diekspresikan melalui kita. Ketika setiap bagian diri kita diisi oleh Allah, kita akan mengekspresikan Dia secara penuh sebagai Tubuh Kristus yang hidup. Ekspresi ini adalah hasrat hati Allah.
Kita perlu melihat ekonomi Allah
Segala sesuatu yang Allah lakukan adalah demi ekonomi-Nya. Allah menciptakan kita dan bahkan menebus kita agar Ia dapat menyalurkan diri-Nya ke dalam kita dan mengisi seluruh diri kita. Ini adalah cara-Nya untuk mendapatkan hasrat hati-Nya. Bila kita melihat ekonomi Allah, hidup kita akan penuh dengan makna, dan kehidupan Kristen kita akan penuh dengan tujuan.
Semoga Tuhan membuka mata kita untuk melihat ekonomi-Nya yang luar biasa!
Ekonomi Allah mencakup banyak hal yang mendalam di dalam Alkitab, termasuk Persona Allah di dalam Trinitas; penciptaan dan penebusan-Nya; Kristus berhuni di dalam roh kita; bagian dalam dari diri kita, seperti hati, roh, dan jiwa kita; dan rencana Allah, yakni ekspresi-Nya melalui Tubuh Kristus.
Kami hanya dapat secara singkat memperkenalkan subjek yang luar biasa ini di artikel ini. Maka kami mendorong Anda untuk membaca buku Ekonomi Allah dengan dua puluh empat babnya yang membuka mata. Saudara Lee menjabarkan tujuan Allah seperti yang terlihat dalam Alkitab dan memberikan banyak contoh praktis yang menerapkan ekonomi Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Anda dapat mengunduh buku ini secara gratis dari mana saja.
Post Views: 226