Rencana Tuhan | 12 Mei 2023
Tahukah Kamu Bahwa Kamu Adalah Bejana yang Mau Allah Isi?
        
Pertanyaan pada judul di postingan ini mungkin terlihat aneh bagi Anda. Sebagian besar dari kita tidak akan menganggap diri kita sebagai bejana.

Tetapi jika kita ingin mengetahui tidak hanya siapa Allah itu tetapi juga apa pemikiran-Nya mengenai kita, kita harus membuka Alkitab. Alkitab adalah Firman Tuhan yang mengungkapkan Tuhan kepada kita. Dan juga mengungkapkan bahwa kita adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan sebagai bejana.

Kita akan membaca beberapa ayat kunci, menggunakan Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan, yang mengungkapkan kebenaran mendasar ini kepada kita. Mengetahui arti dan pentingnya menjadi bejana akan sangat mempengaruhi kehidupan kekristenan kita.

Apakah Itu Bejana?
Kamus mendefinisikan bejana sebagai benda yang digunakan untuk menampung, atau memuat sesuatu. Itu mungkin terbuat dari bahan seperti kaca, logam, kayu, batu, atau tanah liat. Benda-benda seperti botol, tabung, atau cangkir semuanya adalah wadah, bejana. Tujuannya adalah untuk diisi dengan zat tertentu.

Misalnya, gelas dibuat khusus untuk diisi dengan minuman seperti teh atau kopi, dan teh atau kopi tersebut membutuhkan gelas untuk menampungnya.

Setelah kita meninjau kembali apa itu bejana, mari kita lihat beberapa ayat dalam Alkitab yang berbicara tentang kita sebagai bejana.

Bejana Dalam Perjanjian Lama
Ratapan 4:2 mengatakan:

Anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk.”

Tentu saja, anak-anak Sion yang berharga adalah manusia, dan di sini dikatakan bahwa mereka dihargai sebagai belanga tanah, yang merupakan bejana.

Dan Yesaya 64:8 mengatakan:

“tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”

Pembuat tembikar adalah orang yang membuat tembikar dengan membentuk mangkuk, botol, bejana dan lainnya dari tanah liat. Di sini, Yesaya menyebut Allah Sang Penjunan, dan umat-Nya adalah tanah liat yang Ia bentuk menjadi bejana.

Ayat-ayat ini seharusnya mengingatkan kita pada Kejadian 2:7, yang memberi tahu kita bahwa “Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah.” Kita manusia adalah bejana tanah liat, hasil karya Allah Pencipta kita.

Bejana Dalam Perjanjian Baru
Sekarang mari kita membaca beberapa ayat dalam Perjanjian Baru yang menyebut kita sebagai bejana.

Roma 9:21-23 berkata:

“Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bejana untuk tujuan yang mulia dan yang lain untuk tujuan yang biasa? Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap bejana-bejana kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan – justru untuk menyatakan kekayaan kemulian-Nya atas bejana-bejana belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan?”

Di sini Rasul Paulus menggemakan ayat-ayat Perjanjian Lama dalam Kitab Ratapan dan Yesaya yang menggambarkan Allah sebagai Tukang Tembikar dan manusia sebagai bejana tanah liat.

Paulus melangkah lebih jauh untuk mengungkapkan keinginan Tuhan adalah memiliki manusia sebagai bejana kehormatan, bejana belas kasihan-Nya, dipersiapkan untuk kemuliaan.

Catatan 1 pada ayat 21 dalam Catatan Kaki Versi Pemulihan membantu kita untuk memahami apa artinya ini:

“Ini menunjukkan bahwa Allah memilih kita supaya kita bisa menjadi bejana-bejana yang terhormat dan berharga untuk menampung Dia. Allah menciptakan manusia sebagai bejana untuk menampung diri-Nya, dan dari banyak bejana, Dia memilih kita untuk menampung Dia, Allah yang terhormat dan berharga, supaya kita bisa menjadi bejana yang terhormat dan berharga. Akhirnya, Dia mengekspresikan kemuliaan-Nya pada diri kita, bejana-bejana ini, supaya kita bisa menjadi bejana-Nya yang mulia (ay. 23). Semua ini berasal dari belas kasihan-Nya; ini tidak dapat diperoleh melalui usaha kita! Karena itu kita harus menyembah-Nya dan menyembah-Nya karena belas kasihan-Nya!”

Sungguh fakta yang menakjubkan! Allah menciptakan kita untuk menampung diri-Nya sendiri.

Sebelum kita diselamatkan, kita adalah bejana kosong. Kita merasa tanpa tujuan karena mengandung Tuhan adalah arti dari keberadaan kita!

Meskipun pemikiran ini mungkin asing bagi kita, Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa Allah menjadikan kita sebagai bejana yang dapat dimasuki dan dipersatukan oleh-Nya. Dengan cara ini, hayat Allah akan menjadi hayat manusia dan Allah akan menjadi segalanya bagi manusia.

Bejana Diciptakan Menurut Gambar Allah
Sama seperti setiap jenis bejana dirancang sesuai dengan isi yang diinginkan, Allah merancang dan menciptakan kita dengan cara yang sangat khusus. Kejadian 1 mengatakan bahwa Allah menciptakan tanaman yang berbeda “menurut jenisnya” dan setiap makhluk hidup “menurut jenisnya”.

Tetapi tentang manusia, Kejadian 1:26 memberi tahu kita:

“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.”

Kita manusia diciptakan menurut gambar Allah sendiri dan menurut rupa-Nya. Berada dalam gambar Allah berarti kita secara batin berhubungan dengan Allah. Misalnya, Tuhan memiliki sifat-sifat ilahi berupa kasih, terang, kudus, benar, dan manusia diciptakan dengan kebajikan yang sesuai dengan sifat-sifat ini. Tuhan mengasihi, berpikir, dan memutuskan, dan kita juga demikian.

Allah menciptakan kita menurut rupa-Nya berarti kita berada dalam wujud Allah. Sama seperti foto seseorang yang mirip dengan orang itu, kita berada dalam rupa Allah. Karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, kita cocok dengan Allah.

Apa yang ada di dalam hati Allah ketika Dia membentuk kita sebagai bejana menurut gambar-Nya dan menurut rupa-Nya? Keinginan-Nya adalah agar kita dapat menampung Dia, dipenuhi dengan Dia, dan mengekspresikan Dia di bumi ini.

Untuk ini, Allah menciptakan kita dengan bagian yang sangat istimewa: roh manusia, bagian terdalam dari batin kita.

Roh manusia kita memiliki kemampuan unik untuk berhubungan, menerima, dan menampung Allah. Karena kita memiliki roh, kita bejana-bejana dapat menerima Allah dan menyalurkan hayat Allah sendiri. Inilah cara rencana Allah bagi kita dapat digenapi.

Bejana yang Terkontaminasi Kemudian Dibersihkan
Tetapi meskipun Adam, manusia pertama, diciptakan sebagai bejana yang murni dan bersih yang siap menerima hayat Allah, Adam menjauh dari Allah. Melalui ketidaktaatan Adam, seluruh umat manusia dicemarkan dengan dosa oleh Iblis. Tuhan tidak pernah bisa masuk ke dalam bejana yang berdosa dan tercemar, dan bejana seperti itu tidak akan pernah bisa mengekspresikan Allah. Terlebih lagi, sifat Allah yang kudus dan adil benar menuntut Dia untuk menghakimi seluruh umat manusia. Sepertinya semuanya hilang.

Namun Allah berpegang teguh pada maksud-Nya untuk bersatu dengan manusia. Lalu bagaimana Allah mengatasi masalah ini? Dalam perjalanan waktu, Allah sendiri menjadi manusia dari daging dan darah bernama Yesus. Yesus menjalani kehidupan di bumi yang menyatakan kasih, kekudusan, dan keadilbenaran Allah kepada manusia. Kemurnian, kasih sayang, dan kemurahan-Nya ditunjukkan dalam perilaku, perkataan, dan perbuatan-Nya. Kehidupan-Nya sepenuhnya mengekspresikan Allah.

Kemudian Yesus, yang tidak berdosa, mati di kayu salib untuk penebusan kita. Dia menanggung penghakiman Allah atas seluruh umat manusia sehingga mereka yang percaya kepada-Nya dapat diampuni dan dibersihkan dari dosa dan diselamatkan dari kebinasaan kekal.

Bejana Dibersihkan Untuk Diisi
Diampuni dan diselamatkan sungguh luar biasa, tetapi itu bukanlah tujuan akhir Allah. Sebaliknya, mereka yang percaya kepada Yesus Sang Juruselamat adalah bejana yang telah disucikan yang dapat menerima Allah.

Sebagai ilustrasi, katakanlah kita memiliki cangkir yang ingin kita tuangkan teh, tetapi cangkir itu sangat kotor. Tentu saja kita akan mencuci cangkir untuk membuatnya bersih. Tetapi kita tidak hanya ingin cangkir bersih dan kosong. Alasan kita mencucinya adalah agar kita bisa mengisinya dengan teh.

Sama dengan kita. Yesus mati bagi kita untuk membasuh kita dari dosa-dosa kita bukan hanya agar kita menjadi bersih, namun tetap kosong. Dia membasuh kita sehingga Dia bisa masuk ke dalam kita dan mengisi kita dengan diri-Nya sendiri.

Kita menyembah dan memuji Tuhan karena Dia menggenapi penebusan dengan tujuan-Nya yang luar biasa: untuk masuk ke dalam diri kita, untuk menjadi isi kita, hayat kita, dan segalanya bagi kita. Sekarang mari kita lihat bagaimana Allah bisa masuk ke dalam kita.

Bagaimana Allah Memasuki Kita?
Setelah Yesus mati bagi kita, 1 Korintus 15:45 memberi tahu kita bahwa Kristus yang telah bangkit “menjadi Roh pemberi hayat”. Sebagai Roh, Dia dapat masuk ke dalam semua orang yang percaya kepada-Nya dan bersatu dengan mereka selamanya.

Jadi ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita, dua hal yang luar biasa terjadi pada kita: kita diampuni dan dibersihkan, dan kita menerima Roh pemberi-hayat ke dalam roh kita.

Beginilah cara Allah menjadi isi kita. Sekarang Dia tinggal di dalam kita dan ingin menjadi segalanya bagi kita. Dia ingin memenuhi kita sepenuhnya. Dengan dipenuhi oleh Dia, kita dapat menjalani kehidupan yang mengekspresikan Dia. Misalnya, ketika kita mengasihi orang lain, kita mengasihi mereka dengan kasih Allah. Ketika kita bersabar, itu karena kita dipenuhi Tuhan sebagai kesabaran kita.

Tuhan Ingin Memenuhi Kita Sepenuhnya
Kali pertama, kita menerima Tuhan masuk ke dalam roh kita. Sekarang Tuhan ingin kita terus menerima Dia sehingga Dia dapat memenuhi seluruh diri kita, seperti yang kita lihat dari 1 Tesalonika 5:23:

“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Bagian akhir pada catatan 5 dalam ayat ini pada Alkitab dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan mengatakan:

“Allah menguduskan kita, pertama-tama, untuk mendapatkan roh kita melalui kelahiran kembali (Yoh. 3:5-6); kedua, untuk meluaskan diri-Nya sebagai Roh pemberi hayat dari roh kita ke dalam jiwa kita guna meresapi dan mengubah jiwa kita (Rm. 12:2; 2 Kor. 3:18); dan terakhir, untuk memberikan hayat kepada tubuh kita yang fana melalui jiwa kita (Rm. 8:11, 13), dan mentransfigurasi tubuh kita dengan kuasa hayat-Nya (Flp. 3:21).”


Untuk apa semua ini?

Tujuan Allah memenuhi kita sepenuhnya bukanlah untuk membuat kita menjadi orang yang lebih baik; melainkan untuk sesuatu yang jauh lebih tinggi dari itu, untuk menjadikan kita bejana kemuliaan sehingga kita dapat mengekspresikan Dia, seperti yang dikatakan Roma 9 kepada kita.

Fokus Kehidupan Kristen Kita
Kita mungkin pernah berpikir bahwa yang terutama kita harus berguna bagi Allah dengan melakukan banyak hal untuk Dia.

Tetapi cara Allah menciptakan kita menunjukkan kepada kita bahwa ini bukanlah yang Allah inginkan. Jika Dia melakukannya, Dia akan menciptakan kita sebagai alat, bukan sebagai bejana. Alat seperti palu adalah alat yang Anda ambil dan gunakan untuk melakukan tugas. Setelah selesai, Anda meletakkannya. Alat dan pengguna terpisah satu sama lain.

Sebuah bejana berbeda dengan alat. Bejana tidak dapat digunakan untuk melakukan tugas. Hanya berisi benda yang dirancang untuk ditampungnya. Wadah dan isinya tidak terpisah satu sama lain, tetapi esa dengan yang lain.

Allah tidak menciptakan kita sebagai alat. Dia tidak ingin menggunakan kita dengan meminta kita melakukan banyak hal untuk-Nya, semuanya terpisah dari-Nya.

Apa yang Allah inginkan adalah agar kita hanya mengasihi Dia dan menerima Dia terus-menerus sampai kita dipenuhi dengan Dia di setiap bagian diri kita. Beginilah cara Dia dan kita semakin menjadi esa satu dengan yang lain. Maka apa yang kita lakukan dalam kesatuan dengan-Nya akan menjadi ekspresi-Nya. Menjadi bejana yang dipenuhi dengan Dia adalah inti kehidupan kristiani kita dan apa yang harus kita fokuskan setiap hari.

Bagaimana Kita Bisa Bekerja Sama Dengan Allah Untuk Diisi Oleh Dia?
Cara terpenting bagi kita untuk bekerja sama dengan Allah adalah dengan terbuka kepada-Nya. Semua bejana memiliki satu kesamaan: mereka memiliki lubang, mulut. Keterbukaan ini memberikan akses pada apa yang dirancang untuk menampung. Jika bejana tertutup, tidak ada yang bisa masuk. Bejana harus terbuka.

Dan sama seperti semua bejana, kita memiliki mulut. Dalam pengalaman praktis kita, bekerja sama dengan Allah sangat berkaitan dengan membuka mulut kita kepada-Nya. Ketika kita membuka mulut kita kepada Tuhan, hati kita terbuka dan dapat diakses oleh-Nya.

Salah satu cara utama untuk membuka mulut kita adalah dengan berdoa kepada Tuhan. Ketika kita berdoa, kita dapat berbicara kepada-Nya tentang segala sesuatu dalam hidup kita, baik atau buruk. Saat kita bersekutu dengan-Nya dalam doa, Dia memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam semua keadaan kita untuk memenuhi batin kita dengan diri-Nya.

Saat kita bersekutu dengan Tuhan dalam doa, Dia mungkin menyinari kita tentang dosa yang telah kita lakukan. Dosa-dosa ini adalah penghalang yang menghalangi Tuhan memenuhi kita. Untuk menghilangkan penghalang ini, kita hanya perlu mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya. Ini memberi Tuhan jalan untuk terus memenuhi kita.

Kita juga dapat berdoa seperti doa di bawah ini:

“Tuhan Yesus, terima kasih telah menjadikan aku bejana untuk menampung-Mu sehingga aku dapat mengekspresikan-Mu kepada semua orang di sekitarku. Terima kasih telah hidup di dalamku. Tuhan, aku membuka hatiku lagi kepada-Mu. Penuhi aku dengan diri-Mu lebih banyak lagi hari ini.”


Dalam postingan ini, kita telah melihat bahwa Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah menciptakan kita sebagai bejana untuk menampung dan mengekspresikan Dia untuk melaksanakan tujuan kekal-Nya. Mari kita semua terus-menerus mempraktikkan terbuka kepada Tuhan sehingga kita dapat dipenuhi dengan Dia. Untuk mempelajari lebih lanjut, jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan Salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan. Anda dapat menggunakan waktu Anda untuk membaca semua penjelasan dalam ayat-ayat Perjanjian Baru yang kami sebutkan dalam postingan ini. Kami juga mendorong Anda untuk membaca Ekonomi Allah, khususnya bab 5. Anda dapat mengunduh buku ini secara gratis di sini dari manapun di seluruh dunia.