Rencana Tuhan | 02 Februari 2024
Yesus Anak Domba Allah
        
Perjanjian Baru berbicara tentang Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Sebutan yang mustika ini, Anak Domba Allah, penuh dengan makna. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagian dari Alkitab dan Catatan Kaki Versi Pemulihan untuk mengetahui mengapa Yesus disebut Anak Domba Allah. Semakin kita mengenal sebutan ini, kita akan makin mengasihi Tuhan Yesus dan menghargai apa yang telah Ia rampungkan bagi kita.

Kejatuhan Manusia dalam Kitab Kejadian
Untuk mulai memahami makna dan arti yang mendalam dari nama Anak Domba Allah, pertama-tama kita harus kembali kepada Kejadian 3.

Setelah Allah menciptakan Adam dan Hawa, Ia menempatkan mereka di Taman Eden, dengan pohon hayat sebagai pusatnya. Pohon itu melambangkan hayat Allah yang kekal dan ilahi. Allah ingin memberikan hayat-Nya kepada mereka dan menjadi segala sesuatu bagi mereka. Dengan mengambil bagian dari pohon itu, Adam dan Hawa akan menjadi satu dengan Allah. Allah akan menjadi hayat mereka, dan mereka akan mengekspresikan-Nya dalam kehidupan mereka. Ini adalah rencana-Nya bagi seluruh umat manusia.

Di taman itu juga ada pohon lain, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang melambangkan Iblis, musuh Allah, sebagai sumber maut. Allah menciptakan Adam dan Hawa dengan kehendak bebas dan Allah ingin mereka memakan-Nya sebagai pohon hayat. Namun Ia juga secara khusus memperingatkan mereka untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dan mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka memakannya, mereka pasti akan mati.

Sedihnya, kita tahu bahwa Iblis, musuh Allah, menipu Hawa, dan dia serta Adam tidak menaati Allah dan memakan buah pohon itu. Akibatnya, mereka diracuni dengan sifat dosa Iblis. Karena Adam mewakili seluruh umat manusia, maka seluruh umat manusia juga termasuk di dalamnya.

Allah itu adil-benar dan kudus; Ia tidak dapat mentolerir dosa. Keadilbenaran-Nya tidak memperbolehkan-Nya untuk mengabaikan dosa begitu saja. Jadi Adam dan Hawa berada di bawah hukuman mati. Tetapi Allah tidak ingin manusia yang Ia ciptakan dengan penuh kasih sayang mati. Jadi apa yang bisa Ia lakukan?

Allah tidak menyerah. Sebaliknya, Ia membuat pakaian untuk Adam dan Hawa dari kulit binatang untuk menutupi mereka. Tentu saja, hewan itu harus dibunuh untuk membuat pakaian tersebut. Berdasarkan wahyu berikutnya dalam Alkitab, hewan itu kemungkinan besar adalah seekor anak domba.

Hewan yang tidak bersalah itu disembelih dan mati demi Adam dan Hawa, yang bersalah. Darahnya ditumpahkan bagi mereka.

Apa yang Allah lakukan disaksikan oleh Adam dan Hawa, dan memberikan kesan yang mendalam kepada mereka. Karenanya, putra mereka Habel menjadi gembala dan beternak domba. Habel memahami bahwa ia membutuhkan seekor anak domba untuk dikorbankan sebagai ganti dirinya di hadapan Allah.

Sejak saat itu, sepanjang masa Perjanjian Lama, inilah cara Allah agar umat-Nya dapat datang ke hadapan-Nya. Tidak ada seorang pun yang bisa datang kepada Allah tanpa mempersembahkan kurban binatang kepada-Nya untuk mati menggantikan pemberi persembahan. Sering kali, itu adalah seekor domba. Manusia yang berdosa hanya bisa diterima oleh Allah melalui kematian hewan tersebut.

Namun hewan yang dipersembahkan umat Allah pada masa Perjanjian Lama hanyalah solusi yang sementara. Persembahan ini juga hanyalah gambaran dari kedatangan Kristus, realitas kurban itu, di Perjanjian Baru.

Yesus, Anak Domba Allah
Ibrani 9:22 memberi tahu kita:

“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”

Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan; prinsip ini diwujudkan pada Adam dan Hawa dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru, prinsip ini tetap ada.

Mari kita baca catatan kaki 1 pada ayat ini:

“Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa. Tanpa pengampunan dosa, tidak mungkin memuaskan tuntutan kebenaran Allah sehingga perjanjian itu dapat disahkan. Tetapi darah Kristus telah teralir bagi pengampunan dosa, dan perjanjian yang baru telah disahkan dengan darah-Nya (Mat. 26:28).”

Dalam Perjanjian Baru, bukan lagi binatang, melainkan Kristus adalah kurban sejati yang mencurahkan darah-Nya bagi kita untuk memenuhi tuntutan keadilbenaran Allah. Melalui kematian-Nya dan pencurahan darah-Nya bagi kita, kita bisa memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita.

Dalam Yohanes 1:29, ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus, dia dengan tegas menyatakan:

“Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah. Siapakah Yesus? Ia adalah Putra Allah yang kekal dan ilahi. Bagaimana Ia bisa menjadi Anak Domba Allah yang bisa menghapus dosa dunia? Dengan menjadi manusia dalam inkarnasi-Nya, Ia mengenakan tubuh fisik yang terdiri dari daging dan darah agar Ia dapat mati demi kita.

Dan dalam 1 Petrus 2:22-24 kita melihat kehidupan yang dijalani Yesus, Anak Domba Allah, dan kematian-Nya di kayu salib:

“Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Yesus tidak berbuat dosa dan menjalani kehidupan tanpa cela di bumi ini. Karena tidak berdosa, hanya Dia yang memenuhi syarat untuk mati bagi umat manusia yang telah jatuh dan mencurahkan darah-Nya yang berharga untuk menghapus dosa dunia.

Anak Domba Allah yang tidak bersalah, mati bagi kita, orang-orang berdosa yang bersalah. Ketika Yesus disalib, Allah menanggungkan dosa seluruh umat manusia kepada-Nya sebagai Anak Domba Allah yang dikorbankan.

Yesaya 53:5-7 menubuatkan kematian Anak Domba Allah:

“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”

Yesus Anak Domba Allah dilukai dan diremukkan karena dosa dunia. Bayangkan betapa beratnya beban dosa seluruh umat manusia yang ditimpakan kepada Juru Selamat kita yang terkasih!

Ketika Yesus menanggung dosa seluruh dunia, Allah menghakimi Dia sebagai Pengganti kita. Inilah sebabnya pada saat tertentu Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Allah harus meninggalkan Yesus di kayu salib karena pada saat itu Ia menggantikan semua orang berdosa.

Inilah cara Yesus mencapai penebusan yang sempurna dan kekal.

Ketika kita menyadari arti Yesus sebagai Anak Domba Allah, bagaimana mungkin hati kita tidak terjamah? Bagaimana mungkin kita tidak mengasihi Dia?

Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, kita diselamatkan dari penghakiman kekal Allah. Dan bahkan sejak saat itu, ketika kita menjalani kehidupan Kristen kita, kita harus selalu ingat bahwa kita dapat datang kepada Allah dan bersekutu dengan-Nya bukanlah karena kebaikan kita sendiri, melainkan karena darah Anak Domba Allah yang tercurah. Kita dapat melihat hal ini di seluruh Perjanjian Baru.

Anak Domba hingga kekal
Dalam Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab, kita melihat lambang Anak Domba Allah. Dalam Perjanjian Baru, kita melihat Yesus sebagai Anak Domba Allah, realitas dari lambang tersebut.

Kemudian Kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, pasal 22 ayat 1 berbicara tentang kekekalan yang akan datang:

“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.”

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus bukan hanya Anak Domba Allah bagi umat manusia saat ini, tetapi juga akan selamanya menjadi Anak Domba Allah.

Catatan kaki 5 dalam Perjanjian Baru Versi Pemulihan adalah catatan indah tentang takhta, yang mengatakan:

Takhta Allah dan Anak Domba, memperlihatkan bahwa ada satu takhta bagi Allah dan Anak Domba, menunjukkan bahwa Allah dan Anak Domba itu satu – Anak Domba-Allah, Allah yang menebus, Allah Juru Tebus. Dalam kekekalan, Allah yang duduk di takhta itu adalah Allah kita yang menebus. Dari takhta-Nya mengalir sungai air hayat untuk menyuplai kita dan memuaskan kita. Ini menggambarkan bagaimana Allah Tritunggal—Allah, Anak Domba, dan Roh itu, yang dilambangkan oleh air hayat—menyalurkan diri-Nya kepada orang-orang tebusan-Nya di bawah kekepalaan-Nya (tersirat dalam kekuasaan takhta itu) sampai selama-lamanya.”

Yesus adalah Anak Domba Allah dalam kekekalan. Dia adalah Penebus kita. Anak Domba ada di atas takhta, dan kita yang telah ditebus akan menikmati sungai air kehidupan yang mengalir dari takhta itu untuk suplai dan kepuasan kekal kita.

Bagaimana Anda bisa mengenal Anak Domba Allah secara pribadi
Jika Anda belum pernah mendengar tentang Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mati bagi Anda, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana Anda bisa mengenal Dia dan dosa-dosa Anda dapat diampuni.

Agar Anda secara pribadi dapat menerima apa yang Yesus telah lakukan bagi Anda, Anda perlu bertobat. Bertobat berarti berbalik dari jalan Anda sendiri kepada Tuhan, mengakui bahwa Anda adalah orang berdosa. Anda juga harus percaya kepada Yesus dan menerima semua yang telah Ia lakukan untuk Anda. Inilah cara Anda dapat menerima Anak Domba Allah sebagai Juru Selamat Anda dan dosa-dosa Anda diampuni.

Kami mendorong Anda untuk membuka hati dan berdoa:

“Tuhan Yesus, aku bertobat dari hidupku yang jauh dari-Mu. Aku berpaling kepada-Mu sekarang. Aku mengaku bahwa aku adalah orang berdosa. Ampunilah dosa-dosaku. Tuhan Yesus, aku percaya kepada-Mu. Terima kasih telah menjadi Anak Domba Allah. Terima kasih telah mati di kayu salib untukku. Aku menerima Engkau sebagai Juru Selamatku. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.”

Kami berharap artikel ini membantu Anda untuk lebih mengenal Yesus sebagai Anak Domba Allah. Semoga hati kita dipenuhi rasa syukur dan mulut kita dipenuhi puji-pujian kepada-Nya! Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan di sini untuk membaca ayat-ayat yang dirujuk dalam artikel ini beserta catatan kakinya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Anak Domba Allah. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang apa yang Yesus lakukan untuk Anda, kami mendorong Anda untuk membaca postingan Mengapa Yesus Harus Mati di Kayu Salib?