Roh Insani | 10 Juni 2022
Apakah Perbedaan Jiwa dengan Roh Kita?

Istilah jiwa dan roh telah dibahas panjang lebar dalam filsafat dan sastra, dan dalam tulisan-tulisan berbagai agama. Keduanya kadang-kadang digunakan secara bergantian karena orang-orang yakin bahwa mereka adalah hal yang sama
Tetapi, apa yang Alkitab katakan? Apakah keduanya berbeda? Dan mengapa mengetahui bahwa keduanya berbeda itu penting?
Dalam postingan ini, kita akan melihat ayat-ayat dan catatan dalam Perjanjian Baru dengan catatan kaki Versi Pemulihan untuk melihat bahwa jiwa dan roh berbeda. Kita juga akan membahas mengapa mengetahui bahwa keduanya berbeda penting dalam hubungan kita dengan Allah.
Ayat penting ini membuktikan bahwa jiwa dan roh bukanlah hal yang sama. Ini memberi tahu kita bahwa manusia terdiri dari tiga bagian — roh, jiwa, dan tubuh. Dalam bahasa Yunani, bahasa asli Perjanjian Baru, kata penghubung dan dalam frasa roh, jiwa, dan tubuh menunjukkan bahwa ini adalah tiga hal yang berbeda. Tubuh jelas berbeda dari jiwa; demikian halnya, jiwa juga berbeda dari roh.
Ibrani 4:12 mengatakan:
Sendi dan sumsum dalam tubuh fisik kita terkait erat, tetapi mereka berbeda dan dapat dipisahkan. Demikian juga, jiwa dan roh kita dapat dipisahkan oleh Firman Allah, menunjukkan bahwa mereka juga berbeda satu sama lain.
Fungsi roh kita, bagian terdalam dari diri kita, berhubungan dengan alam rohani: ia memungkinkan kita untuk berkontak dan menerima Allah sendiri.
Yohanes 4:24 menunjukkan kepada kita bahwa roh kita dapat berkontak dengan Allah:
Allah adalah Roh berarti substansi-Nya adalah Roh. Roh kita adalah bagian dari diri kita yang berhubungan dengan Allah dan memiliki kemampuan untuk berkontak, bersekutu dengan, dan menyembah Dia.
Yohanes 3:6 menunjukkan kepada kita bahwa roh kita memiliki kemampuan untuk menerima Allah:
Ketika kita dilahirkan kembali, kita dilahirkan dari Roh itu di dalam roh manusia kita, bukan di dalam jiwa kita. Kita menerima Tuhan, dan Dia datang untuk hidup di dalam roh kita.
Lalu bagaimana dengan jiwa kita? Jiwa kita adalah diri kita, kepribadian kita, dan terdiri dari pikiran kita, emosi kita, dan tekad kita. Allah menciptakan kita dengan pancaindera ini agar kita dapat mengekspresikan Dia.
Tujuan Allah menciptakan manusia dengan roh dan jiwa adalah agar mereka menerima Dia di dalam roh mereka dan mengekspresikan Dia melalui jiwa mereka.
Lukas 1:46-47 menunjukkan fungsi-fungsi yang berbeda dari jiwa dan roh dalam pujian Maria kepada Tuhan:
Memuliakan berarti memperbesar, atau mengekspresikan, sesuatu yang tersembunyi untuk dilihat semua orang. Catatan 1 pada ayat 47 dalam Perjanjian Baru dengan catatan kaki Versi Pemulihan menjelaskan:
“Terlebih dulu roh Maria bergembira karena Allah, kemudian jiwanya mengagungkan Tuhan. Pujiannya kepada Allah berasal dari rohnya dan terekspresi melalui jiwanya. Rohnya dipenuhi dengan sukacita karena Allah Penyelamatnya, dan jiwanya menyatakan sukacita itu untuk mengagungkan Tuhan. Dia hidup dalam rohnya, dengan demikian rohnya memimpin jiwanya.”
Jadi fungsi roh kita adalah untuk berkontak dengan Allah dan menerima Allah, dan fungsi jiwa kita adalah untuk mengekspresikan Allah.
Tapi inilah masalahnya. Sejak kita lahir, kita hidup dengan jiwa kita. Pikiran kita dididik di sekolah, dan kita secara aktif hidup sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Kita juga mengalami berbagai macam emosi manusia, dan kita sering menanggapi situasi-situasi dan perkara-perkara sesuai dengan apa yang kita rasakan. Berdasarkan apa yang kita pikirkan atau rasakan, kita membuat keputusan dengan kehendak kita. Hidup dengan jiwa kita adalah hal yang biasa kita lakukan.
Ketika kita diselamatkan, Kristus datang untuk hidup di dalam roh kita. Sekarang Dia adalah Persona yang ajaib di dalam kita yang memiliki pikiran, perasaan, dan keinginan-Nya sendiri. Dia datang untuk tinggal di dalam kita, sehingga Dia dapat menjadi hidup kita, dan kita akan hidup oleh Dia.
Tetapi hidup oleh hayat-Nya dalam roh kita bukanlah sesuatu yang biasa kita lakukan.
Jadi, sepanjang hari kita, kita perlu menyadari bahwa kita dapat hidup sesuai hayat manusia alamiah kita di dalam jiwa kita, atau dengan hayat Kristus di dalam roh kita. Kita dapat dengan mudah hidup dan bertindak terpisah dari Tuhan dalam jiwa kita, menurut pikiran atau perasaan kita sendiri. Ketika ini terjadi, kita mengekspresikan diri kita sendiri. Bahkan jika kita melakukan sesuatu yang baik, sumbernya bukanlah Tuhan di dalam roh kita. Jadi, sebenarnya Allah tidak diekspresikan.
Tetapi ketika kita hidup oleh hayat ilahi di dalam roh kita, Kristus adalah sumber kehidupan kita, dan pikiran, perasaan, dan keinginan jiwa kita diarahkan oleh roh kita. Kemudian dalam perkataan, tindakan, dan kehidupan kita, kita mengekspresikan Allah.
Ketika kita melatih roh kita melalui berdoa dengan Firman Tuhan, Firman itu menjadi hidup bagi kita. Firman yang hidup kemudian dapat memisahkan jiwa kita dari roh kita dan membedakan semua pikiran dan maksud hati kita, seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 4:12.
Ketika kita menemukan bahwa kita hidup di dalam dan oleh jiwa kita, kita hanya perlu kembali kepada Tuhan di dalam roh kita. Kita dapat berdoa, “Tuhan Yesus, aku berpaling dari hidup di dalam jiwaku. Aku berpaling kepada-Mu di dalam rohku. Tuhan, aku ingin hidup oleh-Mu.”
Semakin kita berkontak dengan Tuhan dan dipenuhi dengan Dia, Dia akan semakin menjadi sumber pikiran kita, perasaan kita, dan keinginan kita. Kemudian kita dapat mengekspresikan Allah dengan sejati kepada orang-orang di sekitar kita.
Postingan ini hanya memberikan gambaran singkat tentang perbedaan antara jiwa kita dengan roh kita. Untuk mendapatkan pandangan yang lebih mendalam tentang topik ini dan penerapannya dalam hidup Kristen kita, kami mendorong Anda untuk memanfaatkan materi-materi ini:
Tetapi, apa yang Alkitab katakan? Apakah keduanya berbeda? Dan mengapa mengetahui bahwa keduanya berbeda itu penting?
Dalam postingan ini, kita akan melihat ayat-ayat dan catatan dalam Perjanjian Baru dengan catatan kaki Versi Pemulihan untuk melihat bahwa jiwa dan roh berbeda. Kita juga akan membahas mengapa mengetahui bahwa keduanya berbeda penting dalam hubungan kita dengan Allah.
Marilah kita mengenal dua ayat kunci ini:
Satu Tesalonika 5:23 mengatakan:
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna, dengan tak bercacat, pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Ayat penting ini membuktikan bahwa jiwa dan roh bukanlah hal yang sama. Ini memberi tahu kita bahwa manusia terdiri dari tiga bagian — roh, jiwa, dan tubuh. Dalam bahasa Yunani, bahasa asli Perjanjian Baru, kata penghubung dan dalam frasa roh, jiwa, dan tubuh menunjukkan bahwa ini adalah tiga hal yang berbeda. Tubuh jelas berbeda dari jiwa; demikian halnya, jiwa juga berbeda dari roh.
Ibrani 4:12 mengatakan:
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati.”
Sendi dan sumsum dalam tubuh fisik kita terkait erat, tetapi mereka berbeda dan dapat dipisahkan. Demikian juga, jiwa dan roh kita dapat dipisahkan oleh Firman Allah, menunjukkan bahwa mereka juga berbeda satu sama lain.
Selanjutnya, marilah kita melihat berbagai fungsi dari jiwa kita dan roh kita.
Sekarang kita telah melihat bahwa jiwa dan roh itu berbeda, kita perlu menyadari bahwa fungsinya juga berbeda.
Fungsi roh kita, bagian terdalam dari diri kita, berhubungan dengan alam rohani: ia memungkinkan kita untuk berkontak dan menerima Allah sendiri.
Yohanes 4:24 menunjukkan kepada kita bahwa roh kita dapat berkontak dengan Allah:
“Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Allah adalah Roh berarti substansi-Nya adalah Roh. Roh kita adalah bagian dari diri kita yang berhubungan dengan Allah dan memiliki kemampuan untuk berkontak, bersekutu dengan, dan menyembah Dia.
Yohanes 3:6 menunjukkan kepada kita bahwa roh kita memiliki kemampuan untuk menerima Allah:
“Apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh.”
Ketika kita dilahirkan kembali, kita dilahirkan dari Roh itu di dalam roh manusia kita, bukan di dalam jiwa kita. Kita menerima Tuhan, dan Dia datang untuk hidup di dalam roh kita.
Lalu bagaimana dengan jiwa kita? Jiwa kita adalah diri kita, kepribadian kita, dan terdiri dari pikiran kita, emosi kita, dan tekad kita. Allah menciptakan kita dengan pancaindera ini agar kita dapat mengekspresikan Dia.
Tujuan Allah menciptakan manusia dengan roh dan jiwa adalah agar mereka menerima Dia di dalam roh mereka dan mengekspresikan Dia melalui jiwa mereka.
Lukas 1:46-47 menunjukkan fungsi-fungsi yang berbeda dari jiwa dan roh dalam pujian Maria kepada Tuhan:
“Lalu kata Maria:” Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku (Bahasa asli: rohku) bergembira karena Allah, Juruselamatku.”
Memuliakan berarti memperbesar, atau mengekspresikan, sesuatu yang tersembunyi untuk dilihat semua orang. Catatan 1 pada ayat 47 dalam Perjanjian Baru dengan catatan kaki Versi Pemulihan menjelaskan:
“Terlebih dulu roh Maria bergembira karena Allah, kemudian jiwanya mengagungkan Tuhan. Pujiannya kepada Allah berasal dari rohnya dan terekspresi melalui jiwanya. Rohnya dipenuhi dengan sukacita karena Allah Penyelamatnya, dan jiwanya menyatakan sukacita itu untuk mengagungkan Tuhan. Dia hidup dalam rohnya, dengan demikian rohnya memimpin jiwanya.”
Jadi fungsi roh kita adalah untuk berkontak dengan Allah dan menerima Allah, dan fungsi jiwa kita adalah untuk mengekspresikan Allah.
Mengapa penting untuk mengetahui perbedaannya?
Kita, kaum beriman, memiliki hayat ilahi di dalam roh kita. Sekarang Allah ingin kita hidup dan bertindak bukan oleh diri kita sendiri, yaitu oleh jiwa kita, tetapi oleh hayat-Nya di dalam roh kita.
Tapi inilah masalahnya. Sejak kita lahir, kita hidup dengan jiwa kita. Pikiran kita dididik di sekolah, dan kita secara aktif hidup sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Kita juga mengalami berbagai macam emosi manusia, dan kita sering menanggapi situasi-situasi dan perkara-perkara sesuai dengan apa yang kita rasakan. Berdasarkan apa yang kita pikirkan atau rasakan, kita membuat keputusan dengan kehendak kita. Hidup dengan jiwa kita adalah hal yang biasa kita lakukan.
Ketika kita diselamatkan, Kristus datang untuk hidup di dalam roh kita. Sekarang Dia adalah Persona yang ajaib di dalam kita yang memiliki pikiran, perasaan, dan keinginan-Nya sendiri. Dia datang untuk tinggal di dalam kita, sehingga Dia dapat menjadi hidup kita, dan kita akan hidup oleh Dia.
Tetapi hidup oleh hayat-Nya dalam roh kita bukanlah sesuatu yang biasa kita lakukan.
Jadi, sepanjang hari kita, kita perlu menyadari bahwa kita dapat hidup sesuai hayat manusia alamiah kita di dalam jiwa kita, atau dengan hayat Kristus di dalam roh kita. Kita dapat dengan mudah hidup dan bertindak terpisah dari Tuhan dalam jiwa kita, menurut pikiran atau perasaan kita sendiri. Ketika ini terjadi, kita mengekspresikan diri kita sendiri. Bahkan jika kita melakukan sesuatu yang baik, sumbernya bukanlah Tuhan di dalam roh kita. Jadi, sebenarnya Allah tidak diekspresikan.
Tetapi ketika kita hidup oleh hayat ilahi di dalam roh kita, Kristus adalah sumber kehidupan kita, dan pikiran, perasaan, dan keinginan jiwa kita diarahkan oleh roh kita. Kemudian dalam perkataan, tindakan, dan kehidupan kita, kita mengekspresikan Allah.
Bagaimana kita tahu kita hidup dengan jiwa kita atau roh kita?
Terkadang sulit untuk mengatakan apakah kita hidup dan melakukan sesuatu dalam jiwa kita atau dalam roh kita. Menghabiskan waktu bersama Tuhan dalam Firman-Nya membantu kita membedakan di mana kita berada.
Ketika kita melatih roh kita melalui berdoa dengan Firman Tuhan, Firman itu menjadi hidup bagi kita. Firman yang hidup kemudian dapat memisahkan jiwa kita dari roh kita dan membedakan semua pikiran dan maksud hati kita, seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 4:12.
Ketika kita menemukan bahwa kita hidup di dalam dan oleh jiwa kita, kita hanya perlu kembali kepada Tuhan di dalam roh kita. Kita dapat berdoa, “Tuhan Yesus, aku berpaling dari hidup di dalam jiwaku. Aku berpaling kepada-Mu di dalam rohku. Tuhan, aku ingin hidup oleh-Mu.”
Semakin kita berkontak dengan Tuhan dan dipenuhi dengan Dia, Dia akan semakin menjadi sumber pikiran kita, perasaan kita, dan keinginan kita. Kemudian kita dapat mengekspresikan Allah dengan sejati kepada orang-orang di sekitar kita.
Postingan ini hanya memberikan gambaran singkat tentang perbedaan antara jiwa kita dengan roh kita. Untuk mendapatkan pandangan yang lebih mendalam tentang topik ini dan penerapannya dalam hidup Kristen kita, kami mendorong Anda untuk memanfaatkan materi-materi ini:
- Baca catatan pada Lukas 1:46 dan 47 dalam Perjanjian Baru dengan catatan kaki Versi Pemulihan dan catatan pada ayat-ayat lain yang disebutkan dalam postingan ini. Jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan Alkitab gratis di situs ini.
- Baca bab 5, “Kunci untuk Mengalami Kristus—Roh Manusia,” dalam buku Unsur-Unsur Dasar Kehidupan Orang Kristen, vol. 1. Anda dapat mengunduh e-book gratis ini di situs ini juga.
- Baca bab 6, “Bagian-Bagian Yang Dalam dan Yang Tersembunyi,” dalam Ekonomi Allah. Anda dapat memesannya di toko buku Yasperin.
Post Views: 220