Tentang Alkitab |  25 Juni 2021
Sumber Alkitab – Allah Atau Manusia?
        
Dari manakah Alkitab berasal? Apakah Alkitab hanyalah pengetahuan agama yang ditulis oleh beberapa orang selama berabad-abad? Apakah Alkitab adalah hasil dari pikiran dan imajinasi manusia? Ataukah Alkitab adalah perkataan Allah yang diilhamkan? Apakah Allah yang menulis Alkitab? Ataukah manusia yang melakukannya?

Karena iman kita didasari pada buku ini maka penting sekali kita sebagai orang Kristen mengetahui sumber dari Alkitab.

Sangatlah Penting Mengetahui Sumbernya
Ketika kita ingin tahu apakah sesuatu dapat dipercaya, kita perlu memastikan sumbernya. Contohnya, kita pasti ingin tahu dari mana asal air yang kita minum. Jika kita mengetahui air tersebut berasal dari sumber yang murni, kita yakin dapat meminum air tersebut tanpa adanya sesuatu yang membahayakan. Dalam cara yang sama, kita pasti mempercayai sebuah laporan berita tertentu jika kita yakin bahwa para reporter dapat diandalkan dan fakta yang disajikan telah diperiksa.

Mengetahui sumbernya akan membantu kita untuk mengukur keandalan sesuatu. Ketika kita melakukan hal tersebut, kita dapat menentukan apakah kita harus mengabaikannya atau menanggapi hal tersebut sebagai sesuatu yang berharga dan dapat diandalkan. Segala sesuatu tergantung pada sumbernya. Hal yang sama berlaku juga pada Alkitab.

Dari Mana Alkitab Berasal?
Selama berabad-abad, banyak orang dari berbagai kebudayaan dan waktu yang berbeda telah menuliskan pemikiran, pengamatan, dan filosofi mereka tentang kehidupan. Tetapi bagaimana dengan Alkitab? Apakah Alkitab hanyalah kumpulan pemikiran, pengamatan dan filosofi dari orang-orang saleh yang mengenai Allah?

Dalam 2 Petrus 1:21, Rasul Petrus mengatakan:
“Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

Petrus menjelaskan bahwa meskipun Kitab Suci ditulis oleh manusia, namun sumber pembicaraan mereka adalah diri Allah. Sumber Alkitab adalah Allah, bukan manusia.

Kita dapat melihat hal ini ketika kita mempertimbangkan kebenaran dan kedalaman pada kata-kata yang ada di dalam Alkitab. Adakah seseorang yang dapat menulis kata-kata seperti itu? Terkadang kata-kata itu menunjang harapan kita dengan memberikan kenyamanan yang tak terlukiskan atau terang yang menusuk mengenai kondisi batin kita. Bahkan jika seseorang hendak menulis sesuatu dari atau tentang Allah, mereka tidak mampu menuliskan kata-kata yang terdapat dalam Alkitab. Seluruh umat manusia telah jatuh dan pikiran manusia menjadi gelap dan terbatas.

Bagaimana Kata-kata Dari Alkitab Yang Berasal Dari Allah Dapat Sampai Kepada Kita?
Manusia tidak berbicara dari dirinya sendiri. Manusia dipakai oleh Allah untuk mencatat kata-kata yang terdapat dalam Alkitab. Kita dapat memahami bagaimana hal tersebut dapat terjadi jika kita melihat lebih jelas pada frasa “Manusia berbicara dari Allah saat dilahirkan oleh Roh Kudus.

Dalam Alkitab Perjanjian Baru Versi Pemulihan, 2 Petrus 1:21 catatan 2 menjelaskan: “Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia. Maksud, keinginan, dan harapan manusia, serta pemikiran dan penjelasannya bukanlah sumber nubuat manapun; sumber nubuat adalah Allah. Manusia didorong oleh Roh, untuk mengutarakan kehendak, keinginan, dan harapan Allah.”

Jika Anda pernah melihat sebuah perahu layar di laut, Anda melihat layar yang digunakan untuk menangkap angin. Perahu layar tersebut tidak bergerak dengan kekuatannya sendiri melainkan dengan kekuatan angin yang ditangkap oleh layar perahu. Gambaran ini menunjukkan bagaimana Alkitab berasal dari Allah. Sama seperti perahu layar yang digerakkan oleh angin, demikian pula beberapa orang didorong, dipimpin oleh Roh Kudus. Melalui Roh Kudus, manusia dapat berbicara atau menulis tentang kehendak, hasrat, dan harapan Allah. Inilah yang kita maksud ketika kita mengatakan bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah.

Jadi, kata-kata yang ada di dalam Alkitab tidak berasal dari pikiran manusia. Tetapi bagaimana “dorongan Roh Kudus” ini terjadi?

Roh Kudus dan Roh Insani
Sangat penting melihat bahwa Allah menciptakan manusia bukan hanya sebagai makhluk yang memiliki pikiran, tetapi juga memiliki sebuah bagian batin yang lebih dalam daripada pikiran. Alkitab memberi tahu kita dalam Zakharia 12:1 bahwa Allah “menciptakan roh dalam diri manusia.” “Roh dalam diri manusia” ini adalah bagian kita yang paling dalam, dan sama seperti bagian lain di batin kita, roh ini memiliki fungsi khusus. Mata kita untuk melihat, telinga kita untuk mendengar, dan roh insani kita untuk mengontak, menerima, dan menampung Allah.

Yohanes 4:24 mengatakan:
“Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh (dan kebenaran).”

Roh yang pertama dalam ayat ini mengacu kepada Roh ilahi, dan roh yang kedua mengacu kepada roh insani. Dengan roh insani, kita dapat menyembah, bersekutu, dan mengenal Allah, yang adalah Roh.

Jadi bagaimana kaitan hal ini dengan asal-usul mana Alkitab? Karena beberapa orang telah bersekutu dengan Allah dalam roh mereka, mereka dibawa atau dipimpin oleh Roh Kudus bukan untuk menuliskan perkataan mereka sendiri, tetapi perkataan Allah. Kitab Suci adalah perkataan Allah, dan perkataan itu kudus karena sumbernya adalah Allah. Perkataan ini berasal dari manusia yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk berbicara dan menuliskan perkataan dari Allah.

Mengapa Kita Perlu Mengetahui Sumber Alkitab
Jika kita tidak melihat bahwa Allah sendiri sebagai sumber Alkitab dan tidak melihat bahwa seluruh Kitab Suci adalah embusan Allah maka pondasi kehidupan kristiani kita akan goyah dan rentan. Iman kita berpijak pada Alkitab. Agar kita dapat percaya pada buku ini maka kita perlu melihat dengan jelas bahwa Allah adalah sumber Alkitab.

Dalam lingkungan kehidupan kita sehari-hari, kita berinteraksi dengan orang yang tidak percaya Allah atau tidak percaya nilai dari perkataan yang ada di dalam Alkitab berasal dari Allah. Di tempat kerja, di sekolah, di televisi, di film-film — dapat dikatakan di mana saja — kita menemukan beberapa hal dan orang-orang yang mungkin membuat kita mempertanyakan Alkitab serta menyebabkan kita bertanya kepada diri sendiri. Pertanyaannya seperti, “Apakah Alkitab dapat diandalkan?” “Apakah semua yang ada di dalam Alkitab adalah benar?” “Bagaimana saya tahu bahwa Alkitab itu benar?” Jika kita tidak yakin tentang Alkitab maka iman kita bisa terguncang.

Namun, jika kita yakin bahwa Allah adalah sumber Alkitab, kita akan tahu bahwa perkataan-Nya dapat dipercaya, benar, dan murni karena Allah dapat dipercaya, benar, dan murni. Kita akan memiliki keyakinan bahwa Alkitab dapat diandalkan dan iman kita akan diperkuat oleh perkataan yang ada di dalamnya. Firman Tuhan dapat menopang kita dalam segala situasi, membimbing kita untuk mengenal Tuhan hari ini, dan dapat diandalkan untuk selama-lamanya.

Karena kita mengenal Allah sendiri sebagai sumber Kitab Suci maka kita dapat mempercayai Alkitab dengan segenap hati, tanpa syarat, dan tanpa keraguan sedikit pun. Melalui percaya dan bergantung pada Alkitab, kita akan mengenal Tuhan lebih dalam, baik dalam buku ini maupun dalam hidup kita.

Semua ayat dan catatan dikutip dari Alkitab Versi Pemulihan terbitan LAI. Anda dapat memesan Perjanjian Baru Versi Pemulihan di sini.