Doa | 2 Juni 2023
Berdoa – Nafas Rohani
        
Berdoa adalah bagian dasar dari kehidupan kristiani kita. Ini adalah cara kita mengontak Allah, berbincang dengan Dia, dan menikmati persekutuan dengan Dia. Tetapi pernahkah Anda mempertimbangkan bahwa doa adalah napas rohani kita?

Hari ini kita akan melihat beberapa ayat kunci dari Alkitab untuk melihat makna dari hal ini, dan bagaimana kita dapat berlatih doa semacam ini dalam kehidupan sehari-hari kita.

Bernapas Jasmani
Bernapas jasmani melibatkan menghirup dan mengembuskan. Ketika kita bernapas, kita menerima oksigen, yang sangat penting untuk setiap bagian dari tubuh kita. Dan ketika kita mengembuskan, kita mengeluarkan karbon dioksida, sebuah gas yang tersisa yang perlu dilepaskan dari sistem kita.

Kita semua mengerti bahwa bernapas sangat diperlukan dalam mempertahankan kehidupan jasmani kita. Kita dapat bertahan dalam sejangka waktu tanpa makan atau minum. Tetapi jika kita berhenti bernapas beberapa menit saja, kita akan mati.

Hal ini sama secara rohani. Kita diselamatkan secara kekal ketika kita percaya di dalam Kristus, dan kita menerima hayat ilahi ketika kita dilahirkan kembali. Tetapi sekarang kita perlu melanjutkan untuk bernapas secara rohani untuk mempertahankan kehidupan rohani kita.

Apa itu bernapas rohani?
Menerima oksigen masuk secara reguler merupakan syarat mutlak bagi tubuh kita. Lalu apa “oksigen” yang perlu kita hirup secara rohani?

Mari kita lihat dalam 1 Korintus 15:45 untuk memperoleh jawabannya:

“Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang terakhir [Kristus] menjadi roh yang menghidupkan.”

Bahasa Yunani dari kata yang diterjemahkan sebagai Roh di dalam ayat ini adalah pneuma. Kata ini juga diartikan sebagai napas. Tuhan Yesus adalah Adam yang terakhir yang disalibkan bagi dosa-dosa kita. Sekarang di dalam kebangkitan Dia adalah Roh pemberi-hayat, atau napas. Roh pemberi-hayat ini adalah “oksigen”. Kita harus menghirupnya untuk hidup.

Bagian ini dalam catatan 451 pada ayat ini di dalam Versi Pemulihan menjelaskan apa yang terjadi di dalam inkarnasi dan kebangkitan Kristus supaya Dia dapat menjadi Roh itu:

“Melalui inkarnasi, Dia [Kristus] memiliki tubuh jiwani, sama seperti Adam; melalui kebangkitan, Dia memiliki tubuh rohani. Tubuh jiwani-Nya telah menjadi tubuh rohani melalui kebangkitan. Sekarang Dia adalah Roh pemberi-hayat di dalam kebangkitan, dengan tubuh rohani siap diterima oleh orang-orang yang percaya. Begitu kita percaya ke dalam Dia, Dia segera masuk ke dalam roh kita, dan kita bersatu dengan Dia sebagai Roh pemberi-hayat. Demikianlah, kita menjadi satu roh dengan Dia (6:17)”

Kristus di dalam kebangkitan sekarang adalah Roh pemberi-hayat dengan tubuh rohani. Ini adalah cara kita menerima Dia ketika kita percaya ke dalam Dia. Sebagai Roh itu, Dia datang ke dalam roh kita.

Sekarang karena Dia ada di dalam kita, Dia juga tersedia untuk kita. Kita dapat menghirup Sang pemberi-hayat, menerima Roh masuk setiap saat, di setiap tempat, dan menerima hayat-Nya lebih banyak lagi.

Jadi bagaimana kita menghirup Roh pemberi-hayat ini?

Kita perlu menggunakan roh kita
Seperti halnya kita perlu menggunakan paru-paru kita untuk mengambil oksigen, kita perlu menggunakan roh manusia kita untuk menghirup Roh itu. Roh kita adalah bagian dari diri kita yang diciptakan Allah dengan kemampuan untuk mengontak dan menerima Dia. Jadi melatih roh kita sangat diperlukan untuk kita bisa bernapas secara rohani.

Dan jalan terbaik untuk melatih roh kita adalah melalui berdoa. Berdoa bukanlah sebuah aktivitas formal atau bersifat ritual; ini adalah bagaimana kita mengontak Roh itu untuk menghirup Dia. Jadi ketika kita berdoa, kita hanya perlu menjadi sederhana, sejati, dan terbuka kepada Tuhan.

Bernapas setiap waktu, di mana pun
Kita dapat menghirup Tuhan dengan berdoa yang sederhana, doa-doa yang pendek.

Salah satu cara terbaik dan paling sederhana untuk berdoa adalah dengan memanggil nama Tuhan.

Faktanya, dalam Ratapan 3:55-56, nabi Yeremia menyamakan memanggil nama Tuhan dengan bernapas. Dia mengatakan:

“Ya Tuhan, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!”

Yeremia menulis ayat-ayat ini ketika dia menderita dan merasa lemah. Tetapi bahkan di tengah kelemahannya, dia memanggil nama Yehova.

Terkadang kita juga merasa seperti berada di dasar lubang; hati kita terasa berat dan kita tidak tahu bagaimana berdoa. Tetapi kita dapat dengan sederhana memanggil, “Oh, Tuhan Yesus.” Pada saat kita melakukan hal ini, kita mengembuskan kelemahan dan kesedihan, dan kita menghirup penguatan dan harapan Tuhan.

Di waktu yang lain, kita mungkin merasa lemah bahkan tidak berdaya (lifeless). Pada saat seperti itu, keperluan utama kita adalah menghirup “udara segar” dari Roh pemberi-hayat. Jika kita memanggil nama Tuhan, kita akan dibangkitkan dan dihidupkan.

Memanggil nama Tuhan adalah jalan yang nikmat dan praktis untuk menghirup Roh itu. Tidak peduli dalam kondisi apa pun, di mana pun kita, atau apa yang sedang kita lakukan, kita dapat memanggil, “Tuhan Yesus!” Kita dapat melakukannya dengan keras ketika sendirian, atau dengan lembut kepada diri kita. Ini adalah cara yang terbaik untuk tetap bernapas setiap waktu, di mana pun.

Bernapas adalah Penting
Di dalam kehidupan kita yang serba cepat dan sibuk, sangat mudah kita berada dalam kondisi “menahan napas kita.” Itulah sebabnya “karbon dioksida” dari hal-hal negatif terbangun di dalam kita, dan kita menjadi lemah dan rentan terhadap dosa. Kita perlu bernapas! Kita perlu mengembus dan, pada saat yang sama, menyerap Roh itu untuk menempuh kehidupan orang Kristen.

Karena berdoa adalah pernapasan rohani kita, kita harus membangun pelatihan bernapas sepanjang hari. Sangat luar biasa untuk mengenal bahwa kita dapat menghirup Allah setiap waktu untuk disegarkan, dikuatkan, dan diisi dengan Dia.

Banyak pencari Allah selama berabad-abad menuliskan pengalaman-pengalaman mereka dari menghirup Allah melalui berdoa. Sebuah kidung A.B. Simpson dengan jelas menjelaskan pengalamannya. Dua bait pertama dan koornya:

Padaku, embuslah Roh-Mu, ajarku menghirup-Mu;
Ke pangkuan-Mu ku acu, dosaku dan diriku.

Ku embuskan dukacita, dosa, nistaku;
Ku hirup dan hirup saja, genap limpah-Mu.

Ku embus kehidupanku, baru aku terpenuh;
Lepas lemah dan kuatku, hirup rahmat, kurnia-Mu.

Untuk melihat kidung ini dengan lengkap dan mendengarkan nadanya, silakan kunjungi halaman ini.

Semoga kita semua berlatih menghirup Tuhan dengan berdoa setiap hari. Dan jika Anda tinggal di Indonesia, Anda dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan untuk membaca seluruh catatan dalam 1 Korintus 15:45.