Keselamatan | 28 Juli 2023
Apakah Artinya Dilahirkan Kembali?

Istilah dilahirkan kembali dan kelahiran kembali sudah tidak asing lagi bagi banyak orang dan biasanya dikaitkan dengan menjadi seorang Kristen.
Namun, apakah yang dimaksud dengan dilahirkan kembali? Apakah itu berarti memiliki awal yang baru untuk menjalani kehidupan yang bermoral? Jika demikian, apakah seseorang yang sudah baik, jujur, dan beretika masih perlu dilahirkan kembali?
Dalam artikel ini, kita akan melihat apa yang Alkitab katakan tentang dilahirkan kembali.
Nikodemus mungkin ingin agar Yesus mengajarinya cara untuk memperbaiki diri agar ia dapat menjadi sempurna. Tetapi sebelum Nikodemus dapat mengatakan apa-apa lagi, Yesus berkata kepadanya dalam Yohanes 3:3:
Nikodemus tampaknya tidak memiliki masalah moral atau dosa. Jadi perkataan ini mungkin mengejutkannya. Mungkin juga mengejutkan kita, terutama jika kita berpikir bahwa hanya orang-orang yang jelas-jelas tidak bermoral atau tidak beretika yang perlu dilahirkan kembali.
Tetapi bukan hanya orang-orang yang berdosa atau tidak bermoral yang perlu dilahirkan kembali. Setiap manusia perlu dilahirkan kembali untuk menerima hayat ilahi dan kekal dari Allah.
Tidak peduli seberapa mulia, baik, atau jujurnya kita, tanpa dilahirkan kembali, kita hanya memiliki hayat insani kita; kita tidak memiliki hayat Allah. Tetapi Allah ingin kita memiliki hayat-Nya. Itulah sebabnya Dia menciptakan kita.
Jadi, bagaimana kita dapat memiliki hayat kekal Allah? Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan secara rohani dengan hayat Allah.
Dalam Yohanes 3:6, Yesus menjelaskan kepada Nikodemus bagaimana hal ini dapat terjadi:
Catatan 2 pada ayat ini dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan membantu kita untuk melihat apa yang dimaksud dengan dilahirkan dari Roh bersifat rohani:
Roh manusia kita adalah bagian terdalam dari apa adanya kita. Roh ini diciptakan dengan cara yang khusus oleh Allah dengan kemampuan untuk berkontak dan menerima Dia. Ketika kita percaya kepada Yesus, roh manusia kita dilahirkan dari Roh ilahi. Sekarang kita memiliki hayat Allah!
Allah tidak menginginkan manusia yang beretika yang tidak memiliki hayat-Nya. Dia ingin manusia menjadi anak-anak-Nya, diperanakkan dengan hayat-Nya.
Dilahirkan kembali tidak ada hubungannya dengan tekad untuk menjadi orang yang lebih baik atau membuka lembaran baru. Ini semua berkaitan dengan dilahirkan dari Roh di dalam roh kita dengan hayat Allah.
Catatan dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan pada ayat ini membantu menjelaskan lebih lanjut tentang hal yang luar biasa ini. Kita akan membaca bagian pertama dari catatan 4 yang menjelaskan apa yang kita peroleh melalui kelahiran kembali:
Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus dan semua yang telah Dia lakukan bagi kita, dosa-dosa kita diampuni, dan kita dibawa kembali kepada Allah. Hal ini dicapai melalui penebusan Kristus. Kita sangat bersyukur atas aspek keselamatan lengkap Allah ini.
Tetapi bukan hanya itu saja. Melalui kelahiran kembali, kita dihidupkan kembali dengan hayat Allah. Sekarang hubungan yang kita miliki dengan Allah bukanlah hubungan yang objektif, seperti hubungan antara ciptaan dengan Penciptanya. Dilahirkan kembali membawakan hayat Allah ke dalam diri kita, dan karena itu, hubungan kita dengan-Nya adalah hubungan hayat, atau kesatuan organik .
Ini bukan seperti dua benda mati yang hanya disatukan dengan lem. Sebaliknya, hubungan kita dengan Allah adalah seperti penyatuan ranting pada pokok anggur. Ranting disatukan pada pokok anggur secara organik dan berbagi hayat dari pokok anggur tersebut.
Dengan cara yang sama, dilahirkan kembali hanyalah awal dari kehidupan Kristen kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan setelah kita dilahirkan kembali?
Setelah dilahirkan, kebutuhan utama bayi adalah bernapas dan makan. Bayi yang baru lahir tidak membutuhkan ajaran atau buku pelajaran tentang bagaimana berperilaku. Ia membutuhkan udara dan makanan. Selama ia menerima makanan yang tepat, ia akan tumbuh secara spontan, tanpa perlu berjuang atau berusaha. Bayi hanya bernapas dan makan, dan dengan demikian bertumbuh melalui semua tahapan kehidupan hingga dewasa.
Demikian pula halnya dengan kehidupan Kristen kita. Setelah kita dilahirkan kembali, kebutuhan kita yang paling penting adalah bernapas secara rohani dan diberi makan sehingga hayat baru dalam roh kita dapat bertumbuh. Kita dapat melakukannya melalui berdoa, berseru kepada nama Tuhan, dan meluangkan waktu terhadap Firman Tuhan. Ketika kita bertumbuh, kita akan semakin mengekspresikan hayat Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kami hanya dapat menjamah perkara yang luar biasa ini mengenai dilahirkan kembali dengan hayat Allah secara singkat di sini. Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan memuat sejumlah catatan yang kaya akan topik ini, termasuk di dalamnya 1 Petrus 1:3 dan ayat-ayat berikutnya. Jika Anda tinggal di Indonesia, kami menganjurkan Anda untuk memesan salinan gratisnya sehingga Anda dapat membacanya dan mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kelahiran kembali.
Kami juga sangat menganjurkan Anda untuk membaca bab 3, “Pengalaman Hayat yang Pertama—Kelahiran Kembali” dalam buku Pengenalan Hayat. Buku yang luar biasa tentang pengalaman kaum beriman akan hayat Allah ini memberikan pertolongan yang tak ternilai harganya. Anda dapat mengunduh e-book gratis ini dari mana saja di seluruh dunia di sini.
Namun, apakah yang dimaksud dengan dilahirkan kembali? Apakah itu berarti memiliki awal yang baru untuk menjalani kehidupan yang bermoral? Jika demikian, apakah seseorang yang sudah baik, jujur, dan beretika masih perlu dilahirkan kembali?
Dalam artikel ini, kita akan melihat apa yang Alkitab katakan tentang dilahirkan kembali.
Nikodemus dan Tuhan Yesus
Mari kita lihat kisah Nikodemus dalam Yohanes 3. Nikodemus adalah seorang yang bermoral dan sangat dihormati di lingkungannya. Suatu malam ia datang kepada Yesus secara pribadi dan berkata kepada-Nya, “Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah.”
Nikodemus mungkin ingin agar Yesus mengajarinya cara untuk memperbaiki diri agar ia dapat menjadi sempurna. Tetapi sebelum Nikodemus dapat mengatakan apa-apa lagi, Yesus berkata kepadanya dalam Yohanes 3:3:
“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Nikodemus tampaknya tidak memiliki masalah moral atau dosa. Jadi perkataan ini mungkin mengejutkannya. Mungkin juga mengejutkan kita, terutama jika kita berpikir bahwa hanya orang-orang yang jelas-jelas tidak bermoral atau tidak beretika yang perlu dilahirkan kembali.
Tetapi bukan hanya orang-orang yang berdosa atau tidak bermoral yang perlu dilahirkan kembali. Setiap manusia perlu dilahirkan kembali untuk menerima hayat ilahi dan kekal dari Allah.
Tidak peduli seberapa mulia, baik, atau jujurnya kita, tanpa dilahirkan kembali, kita hanya memiliki hayat insani kita; kita tidak memiliki hayat Allah. Tetapi Allah ingin kita memiliki hayat-Nya. Itulah sebabnya Dia menciptakan kita.
Jadi, bagaimana kita dapat memiliki hayat kekal Allah? Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan secara rohani dengan hayat Allah.
Dilahirkan dari Roh di dalam roh kita
Ketika seorang bayi dilahirkan, ia dilahirkan dari orang tuanya dengan hayat insani orang tuanya. Dilahirkan kembali, atau kelahiran kembali, berarti kita dilahirkan dari Allah dengan hayat Allah.
Dalam Yohanes 3:6, Yesus menjelaskan kepada Nikodemus bagaimana hal ini dapat terjadi:
“Apa yang dilahirkan secara jasmani bersifat jasmani dan apa yang dilahirkan dari Roh bersifat rohani.”
Catatan 2 pada ayat ini dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan membantu kita untuk melihat apa yang dimaksud dengan dilahirkan dari Roh bersifat rohani:
“Roh yang pertama di sini adalah Roh ilahi, yaitu Roh Kudus Allah; roh yang kedua adalah roh manusia, yaitu roh manusia yang telah dilahirkan kembali. Kelahiran kembali dirampungkan oleh Roh Kudus Allah di dalam roh manusia dengan hayat Allah, hayat kekal yang bukan ciptaan. Karena itu, dilahirkan kembali berarti manusia, di luar hayat alamiahnya, mendapatkan hayat kekal Allah sebagai sumber baru dan unsur baru dari manusia baru.”
Roh manusia kita adalah bagian terdalam dari apa adanya kita. Roh ini diciptakan dengan cara yang khusus oleh Allah dengan kemampuan untuk berkontak dan menerima Dia. Ketika kita percaya kepada Yesus, roh manusia kita dilahirkan dari Roh ilahi. Sekarang kita memiliki hayat Allah!
Allah tidak menginginkan manusia yang beretika yang tidak memiliki hayat-Nya. Dia ingin manusia menjadi anak-anak-Nya, diperanakkan dengan hayat-Nya.
Dilahirkan kembali tidak ada hubungannya dengan tekad untuk menjadi orang yang lebih baik atau membuka lembaran baru. Ini semua berkaitan dengan dilahirkan dari Roh di dalam roh kita dengan hayat Allah.
Kelahiran Kembali dalam Kitab 1 Petrus
Kita dapat melihat lebih lanjut tentang kelahiran kembali dalam 1 Petrus 1:3:
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan,
Catatan dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan pada ayat ini membantu menjelaskan lebih lanjut tentang hal yang luar biasa ini. Kita akan membaca bagian pertama dari catatan 4 yang menjelaskan apa yang kita peroleh melalui kelahiran kembali:
“Kelahiran kembali, seperti penebusan dan pembenaran, adalah satu aspek dari keselamatan sempurna Allah. Penebusan dan pembenaran menyelesaikan persoalan antara kita dengan Allah agar kita berdamai dengan Allah; kelahiran kembali menghidupkan kita dengan hayat Allah, membawa kita ke dalam hubungan hayat, kesatuan organik dengan Allah.
Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus dan semua yang telah Dia lakukan bagi kita, dosa-dosa kita diampuni, dan kita dibawa kembali kepada Allah. Hal ini dicapai melalui penebusan Kristus. Kita sangat bersyukur atas aspek keselamatan lengkap Allah ini.
Tetapi bukan hanya itu saja. Melalui kelahiran kembali, kita dihidupkan kembali dengan hayat Allah. Sekarang hubungan yang kita miliki dengan Allah bukanlah hubungan yang objektif, seperti hubungan antara ciptaan dengan Penciptanya. Dilahirkan kembali membawakan hayat Allah ke dalam diri kita, dan karena itu, hubungan kita dengan-Nya adalah hubungan hayat, atau kesatuan organik .
Ini bukan seperti dua benda mati yang hanya disatukan dengan lem. Sebaliknya, hubungan kita dengan Allah adalah seperti penyatuan ranting pada pokok anggur. Ranting disatukan pada pokok anggur secara organik dan berbagi hayat dari pokok anggur tersebut.
Bagaimana seharusnya kita hidup setelah kita dilahirkan kembali?
Kelahiran seorang bayi adalah peristiwa yang luar biasa. Tetapi itu hanyalah awal dari pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Dengan cara yang sama, dilahirkan kembali hanyalah awal dari kehidupan Kristen kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan setelah kita dilahirkan kembali?
Setelah dilahirkan, kebutuhan utama bayi adalah bernapas dan makan. Bayi yang baru lahir tidak membutuhkan ajaran atau buku pelajaran tentang bagaimana berperilaku. Ia membutuhkan udara dan makanan. Selama ia menerima makanan yang tepat, ia akan tumbuh secara spontan, tanpa perlu berjuang atau berusaha. Bayi hanya bernapas dan makan, dan dengan demikian bertumbuh melalui semua tahapan kehidupan hingga dewasa.
Demikian pula halnya dengan kehidupan Kristen kita. Setelah kita dilahirkan kembali, kebutuhan kita yang paling penting adalah bernapas secara rohani dan diberi makan sehingga hayat baru dalam roh kita dapat bertumbuh. Kita dapat melakukannya melalui berdoa, berseru kepada nama Tuhan, dan meluangkan waktu terhadap Firman Tuhan. Ketika kita bertumbuh, kita akan semakin mengekspresikan hayat Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kami hanya dapat menjamah perkara yang luar biasa ini mengenai dilahirkan kembali dengan hayat Allah secara singkat di sini. Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki Versi Pemulihan memuat sejumlah catatan yang kaya akan topik ini, termasuk di dalamnya 1 Petrus 1:3 dan ayat-ayat berikutnya. Jika Anda tinggal di Indonesia, kami menganjurkan Anda untuk memesan salinan gratisnya sehingga Anda dapat membacanya dan mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kelahiran kembali.
Kami juga sangat menganjurkan Anda untuk membaca bab 3, “Pengalaman Hayat yang Pertama—Kelahiran Kembali” dalam buku Pengenalan Hayat. Buku yang luar biasa tentang pengalaman kaum beriman akan hayat Allah ini memberikan pertolongan yang tak ternilai harganya. Anda dapat mengunduh e-book gratis ini dari mana saja di seluruh dunia di sini.
Post Views: 435