Konsekrasi | 14 Juli 2023
Bagaimana Saya Mengkonsikrasikan Diri Saya kepada Tuhan?

Di dalam postingan sebelumnya, kita membahas mengenai pentingnya konsekrasi bagi kehidupan kristiani kita. Kita melihat bahwa konsekrasi berarti meletakkan diri kita di dalam tangan Allah dan menjadi persembahan yang hidup. Kita juga melihat bahwa pembelian Allah atas kita dan kasih-Nya terhadap kita adalah dasar dan kekuatan motivasi bagi kita untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya.
Di dalam postingan ini kita akan membahas bagaimana kita mengkonsekrasikan diri kita kepada Allah dan bagaimana kita dapat menjalani kehidupan konsekrasi.
Kasih Allah yang besar terhadap kita memotivasi kita untuk mempersembahkan diri kita kepada-Nya. Di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi pemulihan, catatan kaki 3 mengenai kemurahan di dalam ayat ini berkata:
Ketika kita meninjau kembali banyaknya belas kasihan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita sepanjang hidup kita, baik sebelum dan sesudah kita diselamatkan, kita tidak dapat tidak mempersembahkan diri kita kepada-Nya.
Ketika Kristus mati di kayu salib, Ia menumpahkan darah-Nya sendiri untuk menebus atau membeli kita. Ini berarti kita adalah milik-Nya. Namun Tuhan Yesus tidak memaksa kita untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya. Ia ingin kita mempersembahkan diri kita dengan sukarela.
Tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini untuk kita. Kita masing-masing harus mempersembahkan diri kita kepada Tuhan dengan cara yang tepat setelah kita diselamatkan.
Kita tidak perlu memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai Alkitab, mengerti segala sesuatu tentang menjadi orang Kristen, atau sudah lama diselamatkan baru dapat mempersembahkan diri kita kepada Tuhan. Bahkan lebih baik tidak menunggu dan segera mempersembahkan diri kita kepada Tuhan setelah kita diselamatkan.
Selama waktu doa pribadi ini, kita dapat dengan bebas terbuka kepada Tuhan dan memiliki transaksi yang detail dengan-Nya. Kita dapat memberikan diri kita, keinginan kita, rencana, hubungan, harta benda, dan setiap aspek kehidupan kita kepada-Nya.
Semakin detail kita, semakin tuntas konsekrasi kita, dan kita akan semakin mengalami sukacita menjadi milik Tuhan.
Sebagai contoh, mari kita membaca 1 Korintus 6:19-20:
Kita dapat menggunakan kata-kata di dalam ayat ini untuk berdoa seperti ini:
Kita juga dapat membaca dan berdoa dengan kata-kata dalam 2 Korintus 5:14:
Kristus menyatakan kasih-Nya yang besar kepada kita dengan mati bagi kita di atas salib. Namun apa artinya dikuasai oleh kasih Kristus? Catatan kaki 2 mengenai ayat ini di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi Pemulihan memberikan penjelasan yang hidup akan pengalaman ini,
Kasih Kristus benar-benar adalah kekuatan yang menguasai (membatasi)! Kasih-Nya menyebabkan kita membalas kasih-Nya, memberikan diri kita kepada-Nya, dan hidup bagi-Nya.
Dengan ayat ini, kita dapat berdoa:
Kita dapat melakukannya dengan berlatih memberikan diri kita kepada Tuhan setiap hari. Setiap pagi ketika kita bangun pagi, kita dapat memberi tahu Tuhan, “Tuhan Yesus, terima kasih untuk hari yang baru. Aku mempersembahkan diriku kepada-Mu hari ini.”
Kita juga dapat memberikan diri kita kembali kepada Tuhan pada waktu-waktu tertentu di dalam hidup kita. Contohnya, jika kita adalah pelajar, kita dapat memberikan diri kita kepada Tuhan di setiap awal semester sekolah yang baru. Atau jika kita mendapatkan pekerjaan baru atau promosi, kita dapat berdoa, “Tuhan, aku memberikan pekerjaan baru ini kepada-Mu. Ini bukan milikku, tapi milik-Mu, karena aku adalah milik-Mu.”
Ketika kita menikah, kita dapat mempersembahkan diri kepada Tuhan, “Tuhan hidupku adalah milik-Mu. Aku adalah milik-Mu. Aku berikan pernikahanku kepada-Mu.” Dalam setiap peristiwa besar maupun kecil, kita dapat mengambil kesempatan untuk mempersembahkan diri kita dan fase baru kehidupan kita kepada-Nya.
Kita juga dapat menggunakan waktu-waktu tertentu seperti awal tahun baru untuk mempersembahkan diri kita kembali kepada-Nya. Dengan berlatih mengkonsekrasikan diri kita setiap hari dan pada waktu-waktu dan fase-fase tertentu dalam hidup kita, kita menjaga konsekrasi kita kepada Tuhan tetap segar.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai konsekrasi, kamu dapat membaca postingan-postingan ini: Apa itu Konsekrasi? dan Dasar dan Motivasi untuk Mengkonsekrasikan Diri Kita kepada Tuhan. Dan jika kamu tinggal di Indonesia, kamu dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan catatan kaki versi Pemulihan di sini.
Di dalam postingan ini kita akan membahas bagaimana kita mengkonsekrasikan diri kita kepada Allah dan bagaimana kita dapat menjalani kehidupan konsekrasi.
Mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah pelayanan kita kepada Tuhan
Ketika kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan dalam konsekrasi, Ia memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang Ia inginkan di dalam kita dan melalui kita Sesungguhnya konsekrasi adalah pelayanan kita kepada Tuhan. Rasul Paulus berkata di dalam Roma 12:1,
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Kasih Allah yang besar terhadap kita memotivasi kita untuk mempersembahkan diri kita kepada-Nya. Di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi pemulihan, catatan kaki 3 mengenai kemurahan di dalam ayat ini berkata:
“Dalam bahasa Yunani, kemurahan yang disebutkan di sini berbentuk jamak. Allah memiliki banyak macam kemurahan terhadap kita, seperti yang terlihat dalam pilihan-Nya, panggilan-Nya, penyelamatan-Nya, dan tindakan-Nya membawa kita ke dalam hayat-Nya agar kita dapat menikmati kekayaan-Nya dan menjadi ekspresi-Nya. Melalui berbagai macam kemurahan itu sebagai sarana dan penggerak, rasul menasihati kita untuk mempersembahkan tubuh kita kepada Allah bagi penggenapan ketetapan kehendak-Nya.”
Ketika kita meninjau kembali banyaknya belas kasihan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita sepanjang hidup kita, baik sebelum dan sesudah kita diselamatkan, kita tidak dapat tidak mempersembahkan diri kita kepada-Nya.
Mengkonsekrasikan diri kita dengan sukarela kepada Tuhan setelah kita diselamatkan
Satu Petrus 1:18-19 berkata:
“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”
Ketika Kristus mati di kayu salib, Ia menumpahkan darah-Nya sendiri untuk menebus atau membeli kita. Ini berarti kita adalah milik-Nya. Namun Tuhan Yesus tidak memaksa kita untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya. Ia ingin kita mempersembahkan diri kita dengan sukarela.
Tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini untuk kita. Kita masing-masing harus mempersembahkan diri kita kepada Tuhan dengan cara yang tepat setelah kita diselamatkan.
Kita tidak perlu memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai Alkitab, mengerti segala sesuatu tentang menjadi orang Kristen, atau sudah lama diselamatkan baru dapat mempersembahkan diri kita kepada Tuhan. Bahkan lebih baik tidak menunggu dan segera mempersembahkan diri kita kepada Tuhan setelah kita diselamatkan.
Berdoa untuk mengkonsekrasikan diri kita kepada Tuhan
Lalu bagaimana kita mengkonsekrasikan diri kita kepada Tuhan? Kita hanya perlu menghabiskan waktu sendirian dengan Tuhan di dalam doa yang intim.
Selama waktu doa pribadi ini, kita dapat dengan bebas terbuka kepada Tuhan dan memiliki transaksi yang detail dengan-Nya. Kita dapat memberikan diri kita, keinginan kita, rencana, hubungan, harta benda, dan setiap aspek kehidupan kita kepada-Nya.
Semakin detail kita, semakin tuntas konsekrasi kita, dan kita akan semakin mengalami sukacita menjadi milik Tuhan.
Berdoa dengan Firman Tuhan untuk mengkonsekrasikan diri kita
Kita mungkin juga merasa terbantu dengan membaca beberapa ayat tertentu di dalam Alkitab dan menggunakannya untuk berdoa dan mengkonsekrasikan diri kita.
Sebagai contoh, mari kita membaca 1 Korintus 6:19-20:
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Kita dapat menggunakan kata-kata di dalam ayat ini untuk berdoa seperti ini:
“Tuhan, aku bukan milikku sendiri. Tuhan Yesus, aku milik-Mu karena Engkau telah membeliku. O Tuhan, terima kasih Engkau telah membeliku dengan harga yang tertinggi! Aku milik-Mu. Segala milikku dan segala adaku adalah kepunyaan-Mu. Tuhan, aku berikan seluruh hidupku kepada-Mu. Aku berikan waktuku, tenagaku, pendidikanku, keluargaku, dan pekerjaanku.”
Kita juga dapat membaca dan berdoa dengan kata-kata dalam 2 Korintus 5:14:
“Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.”
Kristus menyatakan kasih-Nya yang besar kepada kita dengan mati bagi kita di atas salib. Namun apa artinya dikuasai oleh kasih Kristus? Catatan kaki 2 mengenai ayat ini di dalam Perjanjian Baru dengan Catatan Kaki versi Pemulihan memberikan penjelasan yang hidup akan pengalaman ini,
“Bahasa Yunaninya berarti menekan dari semua sisi, menekan ke satu sisi, dengan paksa membatasi, dalam suatu batasan dibatasi untuk sasaran tertentu, dibatasi pada satu garis dengan satu tujuan (seperti berada pada jalan sempit yang bertembok). Kata Yunaninya sama dengan yang digunakan dalam Luk. 3:38; 12:50; Kis. 18:5; Flp. 1:23. Demikianlah para rasul dikuasai oleh kasih Kristus untuk hidup kepada-Nya.”
Kasih Kristus benar-benar adalah kekuatan yang menguasai (membatasi)! Kasih-Nya menyebabkan kita membalas kasih-Nya, memberikan diri kita kepada-Nya, dan hidup bagi-Nya.
Dengan ayat ini, kita dapat berdoa:
“Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih-Mu yang besar bagiku! Terima kasih telah mati di kayu salib. O Tuhan, kasih-Mu kepadaku menguasaiku untuk memberikan diriku kepada-Mu. Aku berikan hidupku kepada-Mu. Terimalah hari-hariku. Terimalah masa depanku. Inilah aku. Aku meletakkan segalanya di dalam tangan-Mu. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus!”
Kehidupan konsekrasi
Di satu sisi, kita semua perlu mengkonsekrasikan diri kita kepada Allah sekali dan untuk selamanya. Namun setelah konsekrasi awal kita, kita perlu menjalani kehidupan konsekrasi sepanjang hidup kita.
Kita dapat melakukannya dengan berlatih memberikan diri kita kepada Tuhan setiap hari. Setiap pagi ketika kita bangun pagi, kita dapat memberi tahu Tuhan, “Tuhan Yesus, terima kasih untuk hari yang baru. Aku mempersembahkan diriku kepada-Mu hari ini.”
Kita juga dapat memberikan diri kita kembali kepada Tuhan pada waktu-waktu tertentu di dalam hidup kita. Contohnya, jika kita adalah pelajar, kita dapat memberikan diri kita kepada Tuhan di setiap awal semester sekolah yang baru. Atau jika kita mendapatkan pekerjaan baru atau promosi, kita dapat berdoa, “Tuhan, aku memberikan pekerjaan baru ini kepada-Mu. Ini bukan milikku, tapi milik-Mu, karena aku adalah milik-Mu.”
Ketika kita menikah, kita dapat mempersembahkan diri kepada Tuhan, “Tuhan hidupku adalah milik-Mu. Aku adalah milik-Mu. Aku berikan pernikahanku kepada-Mu.” Dalam setiap peristiwa besar maupun kecil, kita dapat mengambil kesempatan untuk mempersembahkan diri kita dan fase baru kehidupan kita kepada-Nya.
Kita juga dapat menggunakan waktu-waktu tertentu seperti awal tahun baru untuk mempersembahkan diri kita kembali kepada-Nya. Dengan berlatih mengkonsekrasikan diri kita setiap hari dan pada waktu-waktu dan fase-fase tertentu dalam hidup kita, kita menjaga konsekrasi kita kepada Tuhan tetap segar.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai konsekrasi, kamu dapat membaca postingan-postingan ini: Apa itu Konsekrasi? dan Dasar dan Motivasi untuk Mengkonsekrasikan Diri Kita kepada Tuhan. Dan jika kamu tinggal di Indonesia, kamu dapat memesan salinan gratis Perjanjian Baru dengan catatan kaki versi Pemulihan di sini.
Post Views: 318